IBX5A82D9E049639

Saturday, 18 March 2017

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

ABSTRAK: Tujuan dari penulisan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). TAI merupakan penggabungan antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Metode kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran memiliki 8 komponen yang menjadi bagian dari metode TAI ini. Komponen-komponen itu terdiri dari 1) teams, 2) placement test, 3) student creative, 4) team study, 5) team scores and team recognition, 6) teaching group, 7) fact test, dan 8) whole class unit. Metode kooperatif tipe TAI tepat digunakan dalam pembelajaran karena menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga potensi siswa dapat berkembang dengan baik.

KATA KUNCI: Metode kooperatif tipe TAI, pembelajaran matematika
ABSRACT: The objectives of this paper is to improve the learning outcomes of mathematics through the application of methods of cooperative learning TAI (Team Assisted Individualization). TAI is a merger between cooperative learning and individual learning. TAI type of cooperative methods in learning has eight components that are part of this TAI method. These components consist of 1) teams, 2) placement test, 3) student creative, 4) team study, 5) team scores and team recognition, 6) teaching group, 7) fact test, and 8) whole class unit. TAI type of cooperative methods appropriate for use in learning because it emphasizes the active involvement of students in the learning process so that potential students can thrive.
KEYWORDS: TAI type of cooperative methods, learning of matematics

Pendahuluan
Matematika adalah suatu bahasa simbolis yang berkaitan dengan struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logis, menggunakan pola berpikir deduktif, serta objek kajiannya bersifat abstrak serta ilmu dasar atau basic science mengenai pola berpikir yang sistematis, yang erat kaitannya dengan seni dan bahasa symbol serta dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan dan penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Matematika adalah segala sumber dari segala ilmu yang lain. Dengan kata lain,banyak ilmu-ilmu yang lain yang penemuan dan perkembangannya tergantung dari matematika. Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun matematika dikenal sebagai ilmu yang sukar dipahami, akan tetapi banyak faktor yang dapat membantu memudahkan pemahaman matematika, salah satunya adalah cara penyampaian materi, misalnya saja dengan menekankan kepada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika sehingga potensi siswa dapat berkembang dengan baik.
Dalam proses pembelajaran matematika guru umumnya terlalu berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal yang lebih bersifat prosedural dan mekanistis daripada menanamkan pemahaman. Dalam kegiatan pembelajaran guru biasanya menjelaskan konsep secara informatif, memberikan contoh soal, dan memberikan soal-soal latihan. Pembelajaran matematika konvensional bercirikan: berpusat pada guru, guru menjelaskan matematika melalui metode ceramah (chalk-and-talk), siswa pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul, berorientasi pada satu jawaban yang benar, dan aktivitas kelas yang sering dilakukan hanyalah mencatat atau menyalin. Akibatnya siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran merupakan suatu hal yang membosankan bagi siswa, sehingga dapat menurunkan motivasi belajar dan inisiatif siswa untuk bertanya dan mengungkapkan ide. Karenanya kemampuan guru dalam memilih metode mengajar merupakan hal penting dalam kegiatan belajar mengajar. Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pendidikan matematika di sekolah, terutama yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa, praktek pembelajaran di kelas, pentingnya meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi, salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk membuat pelajaran matematika menjadi bermakna, efektif serta banyak disukai oleh siswa maka perlu digunakannya metode pembelajaran yang menarik. Salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif.
Metode pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dalam kelompok kecil, yang memungkinkan siswa saling membantu dalam memahami suatu konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman sebagai masukan serta kegiatan lain yang bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Aktivitas pembelajaran kooperatif disamping menekankan pada kesadaran siswa belajar, memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan, konsep serta keterampilan kepada teman lain, siswa akan merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada teman atau anggota lain dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai tipe, salah satunya adalah Team Assisted Individualization (TAI).
Metode TAI adalah metode pembelajaran dimana pada saat proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok – kelompok yang memiliki kemampuan berbeda – beda (heterogen). Setiap kelompok terdiri dari empat anggota, kelompok yang unggul akan diberikan penghargaan (reward). TAI merupakan gabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual.
Metode Kooperatif tipe TAI ini bertujuan agar dapat membangun kepercayaan diri siswa, mendorong partisipasi mereka dalam kelas, dapat membantu siswa mengimplementasikan ide mereka bersama dan memperbaiki pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika.
     
Team Assisted Indidualization Dalam Pembelajaran
Pengertian Team Asssisted Individualization
Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) adalah salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu tersebut memiliki kemampuan yang berbeda – beda dan dijadikan dalam suatu kelompok kecil (Huda, 2011: 32). Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dan dengan kemampuan yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu dapat saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terjemahan bebas dari TAI adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa sehingga siswa harus membangun pengetahuan dan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru adalah negoisasi dan bukan imposisi-instruksi. 
Slavin (1994: 335) menyatakan metode cooperative learning tipe TAI dikembangkan untuk memecahkan masalah pembelajaran klasikal diantaranya, yaitu masalah tingkat pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru dan masalah keakuratan dan kecepatan siswa dalam belajar.
Model pembelajaran cooperative learning tipe TAI memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1) teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 – 5 peserta didik, 2) placement test, yakni pre-test pada peserta didik atau dengan melihat rata-rata nilai harian peserta didik agar guru mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang tertentu, 3) student creative, yaitu melaksanakan tugas kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya, 4) team study, yaitu tindakan belajar yang dilakukan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individu kepada peserta didik yang membutuhkan, 5) team scores and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan bagi kelompok yang berhasil dengan cemerlang serta memberikan dorongan semangat kepada kelompok yang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugasnya, 6) teaching group, yaitu pemberian materi secara singkat oleh guru menjelang pemberian tugas, 7) facts test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh peserta didik, 8) whole-class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah (Suyitno, 2007: 10).

Sintak Pembelajaran Team Assisted Individualization
Menurut Widyantini (2006: 12), langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif TAI ini adalah sebagai berikut: 1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru, 2) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. Skor ini dapat diperoleh dari nilai ulangan harian sebelumnya, 3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi, kemampuan sedang, maupun kemampuan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender, 4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok, 5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari, 6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual, 7) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization yang disesuaikan dari pendapat Slavin (2008: 190). Adapun kelebihannya yaitu: 1) Meningkatkan motivasi belajar, 2) Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi, 3) Program ini bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar, 4) Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa matematika itu sulit, 5) Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization peserta didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka, 6) Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, 7) Melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai. Selain mempunyai kelebihan, model ini juga mempunyai kekurangan. Kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization, apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu antar peserta didik lain.

Penerapan Team Assisted Individualization dalam Materi Segitiga Kelas VII Semester Genap
Tahap Pendahuluan
Guru mengucapkan salam,siswa mendengarkan,kemudian menjawab salam dan membaca doa bersama. Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi) dengan memanggil nama mereka satu per-satu dan siswa mendengarkan, siswa yang dipanggil namanya mengacungkan tangan. apabila terdapat siswa yang tidak hadir,guru menanyakan alasan ketidakhadiran siswa tersebut kepada siswa yang hadir (berada di kelas). Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar serta memberikan penjelasan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran yakni siswa dapat menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya dan siswa memperhatikan guru. Guru melakukan apersepsi materi, yaitu guru melakukan tanya jawab dengan siswa.Dan siswa menjawab pertanyaan guru.

Tahap Inti
Guru mengelompokkan siswa secara heterogen menjadi berbagai macam kelompok dengan masing-masing kelompok memiliki anggota 4-6 siswa dan siswa segera membentuk kelompoknya masing-masing. Guru memberikan lembar kerja kelompok kepada tiap-tiap kelompok dimana berisi materi jenis -jenis segitiga: 1) jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisinya, 2) jenis segitiga ditinjau dari besar sudutnya, 3) jenis segitiga Ditinjau dari Panjang Sisi-sisinya dan besar sudutnya dan siswa secara berkelompok mengerjakan lembar kerja kelompok yang diberikan guru agar didiskusikan bersama dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberi masukan. Guru berkeliling dan mengawasi jalannya diskusi, kemudian memberikan bimbingan seperlunya kepada kelompok apabila ada materi yang belum dipahami dan siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing. Perwakilan kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.Guru bersama dengan siswa mengoreksi dan menyimpulkan hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum paham dan siswa menanggapi dan mendengarkan serta menghargai siswa lain yang bertanya. Guru memberikan soal kuis secara individu untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi. Siswa mengerjakan soal dan hasil pekerjaan dikumpulkan sebagai penilaian individu.

Tahap Penutup
Guru dan murid secara bersama-sama menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang unggul diakhir pembelajaran dan siswa bertepuk tangan.

Penutup
Simpulan
Kemampuan individu yang berbeda – beda bukanlah penghalang dari metode pembelajaran TAI ini, karena pada dasarnya metode pembelajaran kooperatif TAI lebih menekankan pada kemampuan individu itu sendiri. Pembelajaran individual mendidik siswa untuk belajar secara mandiri, tidak menerima pelajaran secara mentah dari guru. Melalui pembelajaran individual ini, siswa akan dapat mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya sendiri untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga ia mengalami pembelajaran secara bermakna (meaningful learning) sesuai faham konstruktivisme.
Dengan dibentuknya kelompok, diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuannya itu. Siswa dalam kelompok akan belajar mendengar ide atau gagasan orang lain, berdiskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan, atau menerima kritikan yang membangun, dan siswa tidak merasa terbebani ketika ternyata pekerjaannya salah. Siswa bekerja dalam kelompok saling membantu untuk menguasai bahan ajar.
Dengan demikian, alternatif yang diterapkan ini merupakan pilihan yang paling banyak memberikan keuntungan karena merupakan gabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual.

Saran
Sebagai calon pengajar (guru) ada baiknya jika lebih memahami materi pelajaran dan metode yang akan digunakan sebelum melakukan pengajaran. Karena dengan memahami materi pelajaran dan metode yang akan digunakan, proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan hasil pembelajaran juga akan mendapat hasil yang maksimal.
Calon pengajar (guru) dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif TAI sebagai alternatif dalam pembelajaran. Hal ini juga sebagai antisipasi untuk mengurangi kejenuhan dalam proses belajar mengajar di sekolah untuk menarik perhatian, minat, dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI sangat cocok untuk diterapkan pada kalangan mahasiswa dan tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada siswa SD, SMP maupun SMA khususnya untuk mata pelajaran matematika.


DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul.2011.Cooperatif Learning: Metode, Tehnik, Struktur, dan Model Penerapan.Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Widyantini.(2006).Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif.          Yogyakarta: PPPG Matematika.
Suyitno, Amin.2010.Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP.Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Slavin, R.E. 1994. Cooperative Learning: Teori, Riset, and Praktik. Terjemahan Nurulita. Bandung:Nusa Media.

-------, 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, and Praktik. Terjemahan Nurulita. Bandung: Nusa Media.

No comments:

Post a Comment

you say