ABSTRAK: Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). TAI merupakan penggabungan antara
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Metode kooperatif tipe TAI
dalam pembelajaran memiliki 8 komponen yang menjadi bagian dari metode TAI ini.
Komponen-komponen itu terdiri dari 1) teams,
2) placement test, 3) student creative, 4) team study, 5) team scores and team recognition, 6) teaching group, 7) fact test,
dan 8) whole class unit. Metode
kooperatif tipe TAI tepat digunakan dalam pembelajaran karena menekankan pada
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga potensi
siswa dapat berkembang dengan baik.
KATA
KUNCI: Metode kooperatif tipe TAI, pembelajaran
matematika
ABSRACT: The objectives of this paper is to
improve the learning outcomes of mathematics through the application of methods
of cooperative learning TAI (Team Assisted Individualization). TAI is a merger
between cooperative learning and individual learning. TAI type of cooperative
methods in learning has eight components that are part of this TAI method.
These components consist of 1) teams, 2) placement test, 3) student creative,
4) team study, 5) team scores and team recognition, 6) teaching group, 7) fact
test, and 8) whole class unit. TAI type of cooperative methods appropriate for
use in learning because it emphasizes the active involvement of students in the
learning process so that potential students can thrive.
KEYWORDS:
TAI type of cooperative methods, learning of matematics
Pendahuluan
Matematika adalah suatu bahasa simbolis
yang berkaitan dengan struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur
secara logis, menggunakan pola berpikir deduktif, serta objek kajiannya
bersifat abstrak serta ilmu dasar atau basic
science mengenai pola berpikir yang sistematis, yang erat kaitannya dengan
seni dan bahasa symbol serta dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan dan penerapannya sangat
dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Matematika adalah segala sumber dari
segala ilmu yang lain. Dengan kata lain,banyak ilmu-ilmu yang lain yang
penemuan dan perkembangannya tergantung dari matematika. Matematika adalah ilmu
dasar yang berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Walaupun matematika dikenal sebagai ilmu yang sukar dipahami, akan
tetapi banyak faktor yang dapat membantu memudahkan pemahaman matematika, salah
satunya adalah cara penyampaian materi, misalnya saja dengan menekankan kepada
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika sehingga
potensi siswa dapat berkembang dengan baik.
Dalam proses pembelajaran matematika guru umumnya
terlalu berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal yang lebih bersifat
prosedural dan mekanistis daripada menanamkan pemahaman. Dalam kegiatan
pembelajaran guru biasanya menjelaskan konsep secara informatif, memberikan
contoh soal, dan memberikan soal-soal latihan. Pembelajaran matematika
konvensional bercirikan: berpusat pada guru, guru menjelaskan matematika
melalui metode ceramah (chalk-and-talk),
siswa pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul, berorientasi pada satu
jawaban yang benar, dan aktivitas kelas yang sering dilakukan hanyalah mencatat
atau menyalin. Akibatnya siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran merupakan
suatu hal yang membosankan bagi siswa, sehingga dapat menurunkan motivasi
belajar dan inisiatif siswa untuk bertanya dan mengungkapkan ide. Karenanya
kemampuan guru dalam memilih metode mengajar merupakan hal penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam pendidikan matematika di sekolah, terutama yang berkaitan dengan prestasi
belajar siswa, praktek pembelajaran di kelas, pentingnya meningkatkan kemampuan
berpikir matematis tingkat tinggi, salah satu solusinya adalah dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk membuat pelajaran matematika menjadi
bermakna, efektif serta banyak disukai oleh siswa maka perlu digunakannya
metode pembelajaran yang menarik. Salah satunya adalah metode pembelajaran
kooperatif.
Metode pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dalam kelompok kecil, yang memungkinkan siswa saling membantu dalam
memahami suatu konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman sebagai masukan
serta kegiatan lain yang bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Aktivitas pembelajaran kooperatif disamping menekankan pada kesadaran siswa
belajar, memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan, konsep serta
keterampilan kepada teman lain, siswa akan merasa senang menyumbangkan
pengetahuannya kepada teman atau anggota lain dalam kelompoknya. Dalam
pembelajaran kooperatif dikenal berbagai tipe, salah satunya adalah Team Assisted Individualization (TAI).
Metode TAI adalah metode pembelajaran dimana pada
saat proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok – kelompok yang memiliki
kemampuan berbeda – beda (heterogen). Setiap kelompok terdiri dari empat
anggota, kelompok yang unggul akan diberikan penghargaan (reward). TAI merupakan gabungan dari pembelajaran kooperatif dengan
pengajaran individual.
Metode Kooperatif tipe TAI ini bertujuan agar dapat
membangun kepercayaan diri siswa, mendorong partisipasi mereka dalam kelas, dapat
membantu siswa mengimplementasikan ide mereka bersama dan memperbaiki pemahaman
siswa dalam pembelajaran matematika.
Team Assisted Indidualization Dalam Pembelajaran
Pengertian Team Asssisted Individualization
Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization) adalah salah satu tipe metode pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu
tersebut memiliki kemampuan yang berbeda – beda dan dijadikan dalam suatu
kelompok kecil (Huda, 2011: 32). Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5
orang dan dengan kemampuan yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu
dapat saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terjemahan bebas dari TAI adalah Bantuan Individual
dalam Kelompok (BidaK) dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah
pada siswa sehingga siswa harus membangun pengetahuan dan tidak menerima bentuk
jadi dari guru. Pola komunikasi guru adalah negoisasi dan bukan
imposisi-instruksi.
Slavin (1994: 335) menyatakan metode cooperative learning tipe TAI
dikembangkan untuk memecahkan masalah pembelajaran klasikal diantaranya, yaitu
masalah tingkat pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru dan
masalah keakuratan dan kecepatan siswa dalam belajar.
Model pembelajaran cooperative learning tipe TAI memiliki delapan
komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1) teams, yaitu
pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 – 5 peserta didik, 2) placement
test, yakni pre-test pada peserta
didik atau dengan melihat rata-rata nilai harian peserta didik agar guru
mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang tertentu, 3) student creative,
yaitu melaksanakan tugas kelompok dengan menciptakan situasi dimana
keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya, 4) team
study, yaitu tindakan belajar yang dilakukan oleh kelompok dan guru
memberikan bantuan secara individu kepada peserta didik yang membutuhkan, 5) team
scores and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja
kelompok dan memberikan penghargaan bagi kelompok yang berhasil dengan
cemerlang serta memberikan dorongan semangat kepada kelompok yang kurang
berhasil dalam menyelesaikan tugasnya, 6) teaching group, yaitu
pemberian materi secara singkat oleh guru menjelang pemberian tugas, 7) facts
test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh
peserta didik, 8) whole-class units, yaitu pemberian materi oleh guru
kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah (Suyitno,
2007: 10).
Sintak
Pembelajaran Team Assisted
Individualization
Menurut Widyantini (2006: 12),
langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif TAI ini adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran
secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru, 2) Guru memberikan kuis
secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
Skor ini dapat diperoleh dari nilai ulangan harian sebelumnya, 3) Guru
membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi, kemampuan sedang,
maupun kemampuan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender, 4) Hasil belajar siswa
secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap
anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok, 5) Guru
memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari, 6) Guru memberikan
kuis kepada siswa secara individual, 7) Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor
dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Berikut ini merupakan kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization yang disesuaikan dari pendapat
Slavin (2008: 190). Adapun kelebihannya yaitu: 1) Meningkatkan motivasi
belajar, 2) Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi, 3) Program
ini bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi belajar, 4) Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik
bahwa matematika itu sulit, 5) Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization peserta
didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka, 6) Melatih peserta didik untuk
bekerja secara kelompok, 7) Melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar
saling menghargai. Selain mempunyai kelebihan, model ini juga mempunyai
kekurangan. Kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah tidak semua
mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization, apabila
model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang baru diketahui,
kemungkinan sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya
diri dan sebagian mengganggu antar peserta didik lain.
Penerapan Team Assisted Individualization dalam Materi
Segitiga Kelas VII Semester Genap
Tahap
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam,siswa mendengarkan,kemudian
menjawab salam dan membaca doa bersama. Guru memeriksa kehadiran siswa
(presensi) dengan memanggil nama mereka satu per-satu dan siswa mendengarkan,
siswa yang dipanggil namanya mengacungkan tangan. apabila terdapat
siswa yang tidak hadir,guru menanyakan alasan ketidakhadiran siswa tersebut
kepada siswa yang hadir (berada di kelas). Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
dalam belajar serta memberikan penjelasan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran yakni siswa dapat menjelaskan
jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya dan siswa memperhatikan guru. Guru melakukan apersepsi materi, yaitu guru melakukan
tanya jawab dengan siswa.Dan
siswa menjawab pertanyaan guru.
Tahap
Inti
Guru
mengelompokkan siswa secara heterogen menjadi berbagai macam kelompok dengan masing-masing kelompok memiliki
anggota 4-6 siswa dan siswa segera membentuk
kelompoknya masing-masing. Guru
memberikan lembar kerja kelompok kepada tiap-tiap kelompok dimana berisi materi
jenis
-jenis segitiga: 1) jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisinya, 2) jenis
segitiga ditinjau dari besar sudutnya, 3) jenis segitiga Ditinjau dari Panjang
Sisi-sisinya dan besar sudutnya dan siswa secara berkelompok mengerjakan lembar
kerja kelompok yang diberikan guru agar didiskusikan bersama dengan cara saling
memeriksa, mengoreksi dan memberi masukan. Guru berkeliling dan
mengawasi jalannya diskusi, kemudian memberikan bimbingan seperlunya kepada
kelompok apabila ada materi yang belum dipahami dan siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing. Perwakilan kelompok maju mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas.Guru bersama dengan siswa mengoreksi dan
menyimpulkan hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan kelompok.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum paham dan
siswa menanggapi dan mendengarkan serta menghargai siswa lain yang bertanya.
Guru memberikan soal kuis secara individu untuk mengecek pemahaman siswa
terhadap materi. Siswa mengerjakan soal dan hasil pekerjaan dikumpulkan sebagai
penilaian individu.
Tahap Penutup
Guru dan murid secara bersama-sama menarik
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang unggul diakhir pembelajaran dan siswa bertepuk
tangan.
Penutup
Simpulan
Kemampuan individu yang berbeda – beda bukanlah
penghalang dari metode pembelajaran TAI ini, karena pada dasarnya metode
pembelajaran kooperatif TAI lebih menekankan pada kemampuan individu itu
sendiri. Pembelajaran individual mendidik siswa untuk belajar secara mandiri,
tidak menerima pelajaran secara mentah dari guru. Melalui pembelajaran
individual ini, siswa akan dapat mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya
sendiri untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga ia mengalami pembelajaran
secara bermakna (meaningful learning)
sesuai faham konstruktivisme.
Dengan dibentuknya kelompok, diharapkan siswa mampu
mengembangkan kemampuannya itu. Siswa dalam kelompok akan belajar mendengar ide
atau gagasan orang lain, berdiskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan, atau
menerima kritikan yang membangun, dan siswa tidak merasa terbebani ketika
ternyata pekerjaannya salah. Siswa bekerja dalam kelompok saling membantu untuk
menguasai bahan ajar.
Dengan demikian, alternatif yang diterapkan ini
merupakan pilihan yang paling banyak memberikan keuntungan karena merupakan
gabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual.
Saran
Sebagai calon pengajar (guru) ada baiknya jika
lebih memahami materi pelajaran dan metode yang akan digunakan sebelum
melakukan pengajaran. Karena dengan memahami materi pelajaran dan metode yang
akan digunakan, proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan hasil
pembelajaran juga akan mendapat hasil yang maksimal.
Calon pengajar (guru) dapat menggunakan metode
pembelajaran kooperatif TAI sebagai alternatif dalam pembelajaran. Hal ini juga
sebagai antisipasi untuk mengurangi kejenuhan dalam proses belajar mengajar di
sekolah untuk menarik perhatian, minat, dan antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI sangat cocok
untuk diterapkan pada kalangan mahasiswa dan tidak menutup kemungkinan untuk
diterapkan pada siswa SD, SMP maupun SMA khususnya untuk mata pelajaran
matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul.2011.Cooperatif Learning: Metode, Tehnik, Struktur,
dan Model Penerapan.Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Widyantini.(2006).Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Suyitno, Amin.2010.Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan
Penerapannya di SMP.Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Slavin,
R.E. 1994. Cooperative Learning: Teori,
Riset, and Praktik. Terjemahan Nurulita. Bandung:Nusa Media.
-------,
2008. Cooperative Learning: Teori, Riset,
and Praktik. Terjemahan Nurulita. Bandung: Nusa Media.
No comments:
Post a Comment
you say