FENOMENA FISIK,MANUSIA DAN LINGKUNGAN
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang
Ruang lingkup IPS yang bersumber dari geografi
antara lain meliputi konsep-konsep tentang fenomena lingkungan fisik
(lingkungan alam), kosep-konsep tentang manusia (lingkungan sosial), serta
konsep tentang berbagai region.
Manusia
merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga dikatakan sebagai
mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang mempunyai keinginan,
kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia lain. Manusia dan lingkungan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling berkesinambungan
karena lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan mahluk hidup, termasuk manusia dan lingkunganya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya.
Indonesia
merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari banyak ras,suku bangsa (etnik),
serta agama berbeda yang tersebar di hamparan kepulauan dari Sabang sampai
Merauke. Ras menyangkut ciri-ciri jasmani pada manusia yang diwariskan secara
turun temurun. Ciri-ciri jasmani manusia secara rasial meliputi warna kulit,
tinggi badan, tipe dan warna rambut, bentuk tengkorak, bentuk kelopak mata, golongan
darah. Pembagian ras paling tua dilakukan oleh Biomenbach, dengan menggunakan
kriteria warna kulit. Berdasarkan warna kulit, di dunia ada lima jenis ras,
yaitu : ras putih (Kausasid), kuning (Mongolid), hitam (Negrid atau
Ethiopid),merah (Indian) dan coklat atau sawo matang (Melayu).
Etnik memiliki
dimensi wujud dan isi kebudayaan yang yang berbeda. Masing-masing etnik
memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik yang tidak sama.
Demikian pula dimensi isi kebudayaan, yang berupa bahasa, sistem teknologi,
system mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem
pengetahuan, kesenian, dan religi.
Indonesia
mempunyai enam agama yaitu: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu.
Beragama berarti berusaha terus menerus untuk menyempurnakan diri, menghindari
segala yang tidak harmonis dengan cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada
sesama serta kepada alam lingkungan sekitarnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa saja fenomena yang terdapat dalam fenomena
fisik ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kemajemukan
agama, ras dan etnik ?
3. Apa saja macam-macam region ?
C. Tujuan
Selain
untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada kami dalam mata kuliah Konsep Dasar
IPS, makalah ini dibuat dengan tujuan yaitu, agar pembaca mengetahui dan memahami
tentang apa saja fenomena yang terdapat dalam fenomena fisik serta apa saja
faktor yang mempengaruhi kemajemukan agama, ras dan etnik dan apa saja
macam-macam region.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fenomena Fisik (Lingkungan Alam) dan Fenomena Manusia (Lingkungan
Sosial)
Permukaan bumi merupakan
tempat hidup berbagai makhluk hidup. Menurut ilmu lingkungan, permukaan bumi
adalah ekosistem yang sangat luas dan dapat dibedakan atas sejumlah ekosistem
yang lebih kecil. Di dalam ekosistem terdapat interaksi antara makhluk hidup
dengan alam lingkungannya. Ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan interaksi tersebut
dikenal dengan istilah ekologi.
Istilah ekologi, pada awalnya
diperkenalkan oleh salah seorang ahli biologi Jerman, yang bernama Ernest
Haekel. Menurut haekel, ekologi berasal dari kata oikos yang artinya rumah
tangga dan logos yang berarti pengetahuan. Jadi ekologi, adalah ilmu
pengetahuan mengenai hubungan timbal balik yang dinamis antara makhluk hidup
dengan rumah tangga atau lingkungannya.
Di dalam ekosistem terdapat
tatanan kesatuan yang utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi. Unsur-unsur lingkungan hidup tersebut diantaranya
adalah manusia, unsur alam hayati, dan unsur alam non hayati, serta sumber daya
buatan. Singkat kata, di lingkungan ekosistem kehidupan akan dijumpai fenomena
fisik (lingkungan alamiah) dan fenomena manusia (lingkungan sosial).
Unsur dan atau komponen
lingkungan hidup sebagaimana telah disinggung diatas secara lebih rinci terdiri
atas: (1) komponen lingkungan fisik (abiotik environment) seperti tanah,
batuan, dan iklim, (2) komponen biologi (biotic environment) seperti tumbuhan,
hewan, dan jasad renik, dan (3) sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan
sebagai hasil karya dan karsa manusia sebagai lingkungan budaya (cultural
environment).
Ketiga unsur tersebut tidak
berdiri sendiri, akan tetapi memiliki saling keterkaitan antara satu komponen
dengan komponen lainnya, dan komponen yang satu akan dipengaruhi yang lain.
Jadi, dengan demikian, lingkungan hidup itu merupakan suatu sistem yang di
dalamnya terdiri atas berbagai subsistem. Subsistem itulah yang dinamakan
dengan unsure atau komponen lingkungan hidup.
Dengan penjelasan di atas,
hidup manusia di permukaan bumi tidak sendirian, melainkan ditemani makhluk
lain, yaitu tumbuhan, hewan, dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu,
bukanlah hanya sekedar teman biasa yang berposisi netral terhadap manusia,
melainkan kelangsungan hidup kita itu sangat tergantung kepada mereka.
Hubungan
antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya,
sebenarnya
telah berlangsung sejak lama. Ketika manusia hadir untuk pertama kalinya di
permukaan bumi, maka pada saat itu pulalah manusia sudah membutuhkan bantuan
lingkungan, seperti membutuhkan udara bersih untuk bernafas, membutuhkan air
untuk minum dan mandi, serta membutuhkan pakaian dan tempat tinggal yang semua
bahan-bahannya berasal dari alam, baik diambil langsung ataupun tidak.
Ketika awal pertumbuhan
penduduk masih sedikit, hubungan itu masih berlangsung dalam suasana penuh
keseimbangan dan keakraban, bahkan ada kesan bahwa nampaknya aalam tidak akan
pernah habis. Namun, ketika jumlah umat manusia makin banyak, sementara
pertumbuhan dan perkembangan sumber-sumber alam relatif tetap, maka kelangsungan
kehidupan manusia mulai mengalami ancaman, sebab sumber daya alam kian menipis,
sementara yang membutuhkan makin banyak. Akhirnya munculah berbagai anjuran dan
atau himbauan untuk mulai menghemat dan mengkonservasi sumberdaya alam.
Dari uraian di atas, jelas
telah Nampak bahwa manusia itu pada dasarnya dapat bertahan hidup karena
peranan unsur-unsur lingkungan hidup. Hubungan timbale balik antara unsure
makhluk hidup termasuk manusia dengan unsur-unsur fisik. Menurut Carl Ritter
seorang ilmuan geografi dengan aliran fisis determinisnya, menyatakan bahwa
manusia adalah cerminan dari keadaan buminya. Segala hal yang menyangkut hidup
manusia ditentukan oleh alam. Aliran fisis determinis, didukung oleh Friederich
Ratzel (1844-1904) seorang tokoh Geografi Jerman yang menyatakan bahwa alam
menentukan kehidupan manusia. Para pendukung aliran fisis determinis selalu
mengatakan bahwa keadaan alam suatu daerah seperti cuaca, iklim, persediaan
air, jenis tanah, jenis batuan, flora dan fauna, dimana manusia itu berada akan
menentukan sifat lahir dan rohaninya.
Aliran fisis determinis
kurang populer di Eropa. Ferdinan Von Richthofen menyarankan bahwa aliran fisis
determinis tidak selalu benar bahkan banyak kekeliruan. Ia menyatakan bahwa
permukaan bumi merupakan landschaft yang didalamnya mempelajari tentang keadaan
alam dan aktivitas manusia yang ada pada alam yang didiaminya. Sejalan dengan
Hetter, Paul Vidal de la Blache (1854-1918) menentang faham fisis determinis.
Ia mengatakan bahwa alam bukan merupakan penentu suatu kebudayaan, fisik atau
rohani manusia, tetapi alam hanya berfungsi sebagai pemberi kemungkinan
terhadap aktivitas manusia yang akan melahirkan kebudayaan. Karena itu manusia
adalah makhluk yang dapat bertindak aktif, tidak menunggu segala sesuatu yang disediakan
oleh alam. Aliran ini memandang manusia sebagai makhluk yang berakal dan mampu
mengatasi alam serta berusaha mngubah keadaan sekelilingnya demi masa depan
kehidupan yang lebih baik. Aliran ini kemudian dikenal sebagai faham posibilis.
Hubungan interaksi antara
manusia dengan lingkungan alamnya yang berbeda diyakini mempengaruhi kebudayaan
manusia. Oleh karena lingkungan alam berbeda maka kebudayaan tercipta juga akan
berbeda satu dengan yang lainnya. Bronislaw Malinowski dalam Mutakin dan Pasya
(2002) mengatakan bahwa lahirkan kebudayaan tercipta karena tuntutan kebutuhan
dasar yang direspon oleh budaya manusia. Respon budaya ini sebagai suatu
tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dialami setiap manusia semenjak
kemunculannya.
Adapun kebutuhan dasar akan mendapat respon
budaya dari setiap masyarakat, menurut Mutakin dan Pasya (2002) sebagai berikut
:
- Respon budaya terhadap
kebutuhan yang menunjang terhadap kehidupannya yang melahirkan mata
pencaharian.
- Kebutuhan dasar kedua
menyangkut keinginan untuk melanjutkan keturunan yang pada dasarnya
terjadi pada setiap manusia, tetapi disetiap masyarakat menanggapinya
dengan perkawinan yang disesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku
beserta system kekerabatannya.
- Kondisi alam di berbagai
belahan bumi walaupun umum nampaknya sama, tetapi setiap masyarakat yang
berada diberbagai daerah dan kebudayaannya akan menanggapi lingkungannya
sendiri, baik yang berada di tepi pantai, dataran rendah, maupun
pegunungan, bahkan mereka yang berada di daerah yang memiliki curah hujan
tinggi atau di daerah yang curah hujan rendah ataupun daerah yang memiliki
suhu udara tinggi atau di daerah yang suhu udaranya rendah.
- Manusia tidak akan selamanya
terhindar dari kecelakaan yang mungkn menimpanya, karena itu mererka harus
menjaga keselamatannya sendiri.
- Setiap manusia semenjak
dilahirkan sampai menjadi dewasa mengalami pertumbuhan, setiap
pertumbuhannya memerlukan pendidikan dan latihan yang sesuai dengan
perkembangan kejiwaannya.
- Selanjutnya setiap masyarakat
memiliki cara tersendiri untuk menjadi sehat, baik dalam hal mengolah
makanan, kebersihan lingkungan, ataupun pengetahuan tentang pengobatan.
Fenomena
Alam dan Kehidupan Manusia
Manusia adalah makhluk yang
mudah menerima pengaruh-pengaruh dari luar dan kepribadiannya selain
faktor-faktor genetik, juga berada di bawah pengaruh dua lingkungan yaitu,
lingkungan sosial yang mencakup keluarga, sekolah, dan teman-teman, dan
lingkungan geografi yang mencakup alam sekitar. Setiap letak geografis
lingkungan hidup akan menciptakan kondisi khusus untuk fisik dan jiwa manusia.
Sebagai contoh, filosof Muslim Iran, Ibnu Sina menilai tinggal di dataran
tinggi dan kawasan pegunungan akan mendorong kelincahan dan keberanian. Dia
juga percaya bahwa dataran rendah akan memberi dampak berupa depresi dan mudah
terserang penyakit.
Ibnu Sina meyakini bahwa
mereka yang tinggal di dataran tinggi dan kawasan pegunungan memiliki fisik
yang kuat dan ulet. Dia juga percaya bahwa orang-orang yang tinggal di kawasan
yang sejuk dan lembab memiliki fisik yang indah, dan mengingatkan bahwa mental,
psikis, dan perilaku masyarakat di daerah yang kering dan panas sepenuhnya
berbeda dengan mental dan perilaku mereka yang tinggal di kawasan yang lembab
dan sejuk. Sejarawan Muslim terkemuka, Ibn Khaldun juga percaya bahwa
masyarakat yang tinggal di daerah tropis memiliki perilaku dan mental yang
seimbang dan kalem. Perilaku ekstrim jarang terlihat dalam kehidupan mereka dan
pembangunan juga berjalan pesat di sana.
Pengaruh alam dan iklim
bahkan bisa mengubah kondisi fisik dan jiwa manusia seiring pergantian musim
sepanjang tahun. Sebagai contoh, hasil riset menunjukkan bahwa pada musim semi
orang-orang yang memiliki gangguan mental tampak lebih stabil dan terlihat
alami. Variasi warna di musim semi juga berpengaruh pada jiwa dan perilaku
manusia. Langit biru, hamparan bumi yang hijau, aneka ragam bunga, semuanya
memberikan dampak positif pada psikis dan bahkan fisik manusia.
Seorang psikolog Iran,
Dokter Ebrahim Mukaddam mengatakan, "Empat warna dominan yaitu, biru,
hijau, merah, dan kuning di musim semi banyak ditemukan di sekitar kita.
Warna-warna itu memiliki dampak signifikan terhadap mental dan perilaku kita.
Warna biru langit memberikan ketenangan, kedamaian, kesejukan, dan cinta. Warna
hijau meningkatkan rasa memiliki, kemuliaan jiwa, dan kesegaran. Warna merah
membangkitkan rasa optimisme, memberi semangat dan gairah. Dan warna kuning
menghadirkan kesegaran, riang, dan memberikan kekuatan berinovasi. Warna-warna
di musim semi memberikan kepuasan, cinta, semangat, dan optimisme. Semua hal
itu termasuk sifat-sifat positif yang harus kita lestarikan."
Pada musim semi, nyanyian
alam dari sela-sela ranting pepohonan terdengar nyaring dan kicauan burung
menebarkan keriangan alam. Suara gemercik air sungai terdengar laksana alunan
musik merdu. Semua panorama indah itu menghadirkan semangat baru kepada setiap
individu dan membuat mereka jatuh cinta pada alam. Oleh sebab itu, kebanyakan
para penyair dan seniman terinspirasi dari keindahan musim semi dalam memproduksi
karya-karya terindah mereka.
Islam menaruh perhatian
besar untuk melestarikan alam dan memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan positif
sebagai anugerah dari Allah Swt. Ada banyak ayat dan riwayat yang menjelaskan
posisi istimewa mereka dalam Islam, seperti halnya air. Menurut penuturan
al-Quran, air adalah sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Umat Islam
memandang air sebagai sesuatu yang suci dan untuk menyucikan diri. Air memiliki
keistimewaan dalam Islam dan menjadi mukaddimah untuk menuju penghambaan diri
kepada Sang Pencipta. Dalam al-Quran disebutkan dua jenis air, yaitu air yang
turun dari langit dan air dari bumi. Air dari langit disebutkan bersifat suci
dan mensucikan. Sementara air dari bumi disebutkan segar dan enak diminum.
Agama Islam menganggap
penting thaharah dan kesucian. Sebagian amal dan
kewajiban syariat dianggap benar bila dilakukan dalam kondisi suci. Air
memainkan peran besar untuk menyucikan diri dan menunaikan kewajiban-kewajiban
agama. Dalam fiqih Islam, selain kesucian, kebersihan dan thaharah, ada bentuk
pembersihan secara khusus yaitu wudhu dan mandi, di mana semua amalan itu
memerlukan air kecuali dalam kondisi tertentu. Dalam bidang kesehatan, air juga
memainkan bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya untuk
mendapatkan bentuk tubuh yang ideal sesuai impian.
Tubuh manusia terdiri dari
kandungan air sekitar 60 persen, dan setiap sistem dari tubuh manusia itu
bergantung pada air. Selain itu, air juga memegang peranan yang penting bagi
kesehatan kulit, rambut, dan kuku, serta mengontrol suhu tubuh, denyut jantung,
dan juga tekanan darah. Selain itu, air membantu meningkatkan metabolisme yang
mempengaruhi cara tubuh menangani produksi energi dan penyimpanan lemak. Secara
umum, di mana saja ada air, maka sudah pasti di sana ada sumber kehidupan,
bahkan sebagian peradaban besar manusia diberi nama sesuai dengan sumber air,
seperti Nil, Sindh, Tigris dan Furat.
Ibnu Sina ketika menjelaskan
udara bersih dan kotor mengatakan, "Udara bersih dan berkualitas adalah udara
yang bergerak bebas dan tidak bercampur dengan unsur-unsur luar seperti uap dan
asap, serta tidak terkurung di antara dinding dan atap. Dan itupun tidak
dikotori oleh polusi dan jika itu terjadi, maka udara di tempat tertutup jauh
lebih sehat." Sementara berkenaan dengan udara kotor, Ibnu Sina
memaparkan, "Udara kotor akan menyesakkan pernafasan. Udara kotor dapat
diidentifikasi dengan dua tanda yaitu, pertama bintang-bintang kecil sulit
terlihat di malam hari dan kedua sinar bintang-bintang yang penuh cahaya akan
meredup."
Imam Ali as ketika
menjelaskan udara di setiap musim mengatakan, "Jauhilah awal musim gugur
dan dingin serta bergegaslah menyambut musim semi. Pada musim gugur, tutupilah
tubuh kalian dan pada musim semi kurangilah lapisan pakaian kalian, sebab cuaca
dingin akan membuat tubuh seperti apa yang terjadi pada pepohonan. Di permulaan
cuaca dingin, dedaunan akan rontok dan pohon-pohon mengering, dan pada musim
semi tunas-tunas dan dedaunan kembali tumbuh berseri."
Imam Jakfar Shadiq as dalam
percakapan dengan salah seorang sahabatnya bernama Mufazzal, mengatakan,
"Wahai Mufazzal, tataplah cuaca panas dan dingin dengan pandangan ibrah,
di mana keduanya datang silih berganti ke alam ini. Kedua kondisi ini
menyebabkan pergantian musim di setiap tahun dan ada banyak manfaat di
dalamnya. Kedua jenis cuaca ini memberikan ketahanan dan kekuatan pada tubuh.
Pikirkanlah bagaimana kedua cuaca itu datang bergantian secara bertahap dan
perlahan sehingga menyebabkan naik-turunnya suhu udara. Jika keduanya datang
dan pergi secara mendadak, maka hal itu akan menyebabkan penyakit dan merusak
tubuh." (IRIB Indonesia
B.
Kemajemukan Agama, Ras, dan Etnik
Ahli
genetik menyatakan bahwa keragaman manusia pada dasarnya diterima dari sejumlah
sifat orangtuanya, seperti bentuk hidung, warna kulit, bentuk dan warna rambut,
warna mata, dan sebagainya. Unit-unit pembawa sifat itu disebut genes; ribuan
pasang genes tersusun dalam pasangan-pasangan krosoma: tetapi setiap sel
reproduktif dari seorang laki-laki dan perempuan, hanya membawa satu dari
setiap pasang genes. Hasil kerjasama fertilisasi dan atau perkawinan ini,
selanjutnya berkembang dalam setiap janin sehingga jumlah pasangan genes
tersebut menjadi sama seperti yang terdapat pada orangtuanya.
Gen
dominan biasanya berasal dari kedua orangtuanya yang diwariskan kepada setiap
generasinya dengan sekumpulan sifat yang independent. Jika suatu kelompok
manusian hidup dalam komunitas kecil dengan lingkungan yang sangat mirip
mungkin akan menampakan suatu varitas tertentu yang dominan dalam penampilan,
sedangkan sifat-sifat lainnya akan muncul dalam jumlah yang hanya kecil saja.
Jadi mungkin saja sebagian dari varitas itu di sebabkan oleh perbedaan
lingkungan, sedangkan yang lainnya lebih banyak di timbulkan melalui pencampuran
dan penggantian genes pada setiap generasi.
Varitas
baru yang dilahirkan adalah kelanjutan dan peristiwa mutasi gene, suatu
perubahan struktur yang permanen dalam suatu gene, suatu penataan kembali
atom-atom dalam suatu komplek molekul, sebagai akibat hilangnya atau pindahnya
beberapa sifat. Akumulasi mutasi-mutasi dalam suatu kelompok, bisa membawa
membawa perubahan-perubahan yang intensif. Kondisi-kondisi yang dilepaskan dari
peristiwa mutasi-mutasi tersebut adalah selection dan isolation yang dipengaruhi
oleh relativitas lokasi di mana individu tesebut tumbuh dan berkembang.
Prinsip
dari natural-selection atau saringan alamiah adalah bahwa semua spesies yang
memiliki kemampuan bertahan yang lebih besar dari pada spesies lainnya pada
kondisi-kondisi kehidupan di sekelilingnya akan eksis secara normal, sedangkan
bagi mereka yang daya penyesuaian dirinya buruk, maka merekalah yang akan
musnah. Teori ini masih sulit dipahami karena tidak ada bukti, misalnya dari
jenis manusia manakah yang telah punah. Dari mereka yang punah, warna kulitnya
apa dan bagaimana bentuknya.
Sulitnya
pembuktian itu, maka disusunlah teori bahwa seleksi lingkungan dapat
diterangkan bahwa kondisi-kondisi lingkungan tersebut memungkinkan untuk
melakukan mutasi dan kombinasi pada diri manusia. Suatu lingkungan cenderung
memberikan kesempatan untuk beradaptasi secara teus menerus, dan memberi
kesempatan untuk berkurangnya daya adaptasi bagi kelompok kehidupan lainnya.
Adapula
teori social selection yang berarti berbagai bentuk hambatan arti visial
(produk-produk gagasan atau rekayasa manusia) yang bersumber dari
kesatauan-kesatuan sistem pengendalian yang diberlakukan terus di dalam suatu
kelompok atau mungkin suatu generasi, dengan randombreeding. Seleksi sosial ini
misalnya pelarangan perkawinan antara orang berkulit putih dengan orang yang
berkulit hitam sehingga ras tertentu tetap terpelihara.
Teori
lainnya adalah isolation dari sudut pandang genetic, yaitu terpisahnya satu
kelompok seketurunan dan yang lainnya, yang masih dari spesies yang sama. Semua
komunitas yang terisolasi, setelah sekian lama, maka secara fisikal akan
menampakan perbedaan. Baik mereka tinggal di lingkungan yang sama maupun tidak
bagi mutasi yang random. Suatu populasi yang kecil dan terisolasi mutasinya
tidak berlaku bagi kelompoknya. Kasus ini disebut genetik-drift. Jika kelompok
kecil tinggal di lingkungan dengan peluang yang sama, maka mereka akan menjadi
lebih berbeda secara fisikal, hal ini di karenakan oleh efek-efek dan natural
selection yang meningkat pada genetik-drift. Orang-orang yang terpisah dengan
cara ini melahirkan varitas-varitas dengan penyebaran pola-pola genetik secara
sama atau homozygous.
Dalam
pengelompokan ras manusia, para ahli membaginya atas tiga kelompok, yaitu:
Negroid, Mongoloid, dan Caucasoid. Kemasan Negroid meliputi kelompok orang yang berkulit
hitam, rambut hitam keriting halus, mata gelap, hidung lebar dan datar, bibir
tebal, kepala panjang, postur tubuh pendek dan kokoh. Seleksi wilayahnya
tersebar di Afrika Barat dengan wilayah bersuhu rata-rata yang tinggi dan
bentang alamnya berbentuk savanna.
Kemasan
Mongoloid rata-rata bercirikan kulit kuning terang sampai coklat, mata coklat,
rambut hitam lurus hitam mengkilap, hidung dan muka datar kepala datar,
epicanthic eyefold,, tulang pipi menonjol, postur tubuh pendek dan kokoh.
Wilayah seleksinya berkondisi kering dan bentang alam steppa di lintang
menengah, dengan musim summer dan winter yang jelas.
Kemasan Caucasoid rata-rata bercirikan kulit dan mata terang, rambut mengkilap dan bergelombang, hidung sempit, bibir tipis dan berbulu badan lebat. Wilayah seleksinya di Eurasia Barat dengan kondisi iklim lembab, dingin dan bentang alamnya merupakan semak yang berselang-seling.
Kemasan Caucasoid rata-rata bercirikan kulit dan mata terang, rambut mengkilap dan bergelombang, hidung sempit, bibir tipis dan berbulu badan lebat. Wilayah seleksinya di Eurasia Barat dengan kondisi iklim lembab, dingin dan bentang alamnya merupakan semak yang berselang-seling.
Selain
perbedaan ras dan etnik, lingkungan masyarakat juga menciptakan suatu sistem
kepercyaan dan atau idiologi. Hampir setiap masyarakat tidak akan terlepas dari
ideologi yang dimiliki bersama. Sistem kepercayaan (agama) merupakan hal yang
paling utama diantara beberapa ideologi.
Agama
sulit untuk dirumuskan karena banyak memiliki tahapan dalam berbagai macam
kebudayaan. Pada dasarnya, agama menunjukan keyakinan manusia terhadap
supernatural karena terdapat sesuatu yang muncul dalam diri setiap orang. Lebih
jauh lagi agama dapat dikaji melalui rentang waktu yang dimulai dan munculnya
bentuk-bentuk keyakinan yang menghormati roh nenek moyang sampai yang bersifat
Monoteisme.
Dikalangan
orang-orang primitif, agama memuat keyakinan terhadap sejumlah kekuatan yang
ada diluar manusia sebagai tempat untuk memohon petunjuk ketika mereka
menghadapi saat-saat kritis. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat saja sebagai roh
orang yang telah mati, makhluk halus yang menghuni gunung, batu besar, pohon
besar, pada binatang tertentu atau segala makhluk yang tidak berwujud.
Kepercayaan
terhadap makhluk-makhluk halus tersebut dikenal dengan sebutan Animisme.
Berbeda dengan kepercayaan pada ma’na yaitu, kekuatan supernatural yang
dimanifestasikan pada individu tertentu atau pada benda yang dianggap memiliki
kekuatan luar biasa dan keajaiban. Sampai sekarang, jenis kepercayaan ini
dihubungkan dengan masyarakat yang masih terbelakang, disebut Tribal Religions
yang merupakan awal dari terbentuknya sistem kepercayaan dimuka bumi.
Pengertian
religi menurut Durkheim adalah a unified system of beliefs and practices
relative to sacred thins, that is to say, things set apart and
forbidden-beliefs and practices which unite into one single moral community
called a churh, all those who adhere to them. Kegiatan yang dilakukan dalam
rangka kegiatan reeligi yang dilakukan masyarakat, nempaknya memerlukan suatu
alat yang dianggap suci dalam bentuk simbol yang diyakini bersama memiliki
suatu kekuatan yang dapat mempersatukan kehidupan mereka yang disebut Totem.
Menurut Johnson (1988:197) nama totem ini adalah nama atau lambang klan itu dan
mereka percaya bahwa benda totem itu mewujudkan prinsip totem yang suci, atau
apa yang disebut ma’na.
Durkheim
dan Levy Bruhi memiliki kesamaan terhadap religi dalam hal kepercayaan kolektif
yang dimiliki masyarakat, yaitu sama-sama adanya suatu kepercayaan yang
dilandasi oleh adanya kekuatan supra-natural yang dihasilkan oleh fenomena alam
yang muncul di lingkungan kehidupan masyarakat primitif, kemudian ditanggapinya
sebagai suatu gambaran kolektif dan diyakini bersama, keduanya menekankan bahwa
kehiduan masyarakat akan menentukan keberadaan individu, begitu pula bahwa
religi yang dianut individu sebagai hasil dan keyakinan yang dianut bersama
dalam masyarakat. Adapun perbedaanya, bahwa Durkheim lebih menekankan pada
integrasi masyarakat yang dilandasi oleh adanya solidaritas, sedangkan Levy
Bruhi menekankan pada adanya gambaran kolektif yang memberikan bayangan bagi
setiap individu di dalam masyarakat primitif.
Religi
yang dikemukakan oleh Levis Strauss dimulai dan adanya magic yang muncul dan
pengobatan-pengobatan yang dilakukan oleh dukun terhadap setiap warga
masyarakat yang sakit. Kesembuhan dan adanya sakit tersebut sebagai suatu
pertolongan yang dilakukan oleh roh leluhur masyarakat yang membantu dan
melindungi warganya melalui perantaraan dukun yang bersangkutan. Dukun sihir
memberikan keyakinan terhadap masyarakat akan adanya kekuatan gaib yang
dimilikinya, sehingga masyarakat semakin percaya terhadap dukun penyihir
terutama dalam hal pengobatan akibat adanya gangguan-gangguan dan makhluk lain.
Religi
yang ada dalam kehidupan masyarakat tidak lepas dari adanya simbol religi.
Apabila Durkheim menjelaskan bahwa simbol sebagai lambang klan dapat berfungsi
sebagai totem yang mempersatukan setiap anggota klan dalam suatu upacara ritual
yang dilaksanakannya, sedangkan Levy Strauss menyatakan bahwa simbol yang
terdapat dalam religi di masyarakat lebih banyak pada simbol-simbol nyanyian,
mantra, atau dongeng-dongeng yang dianggap dapat menyembuhkan orang yang sakit.
Mitos
dalam kehidupan masyarakat tidak terlepas dari adanya suatu keyakinan akan
kejadian-kejadian dimasa lampau yang belum tentu kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan, tetapi adanya keyakinan masyarakat akan adanya religi
yang mempercayai mitos tentu memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan religi seperti yang dikemukakan oleh Durkheim maupun oleh Levy Bruhl.
Totem
digambarkan berupa binatang ataupun tumbuhan yang dianggap memberikan pengaruh
bagi pemujanya. Totem merupakan suatu lambang solidaritas sosial klan yang
memberikan ikatan sebagai suatu integrasi bagi para anggotanya.
Religi
yang dilakukan manusia hubungannya dengan fenomena alam, apabila diurutkan maka
harus memenuhi tiga faktor, yaitu : (1) alat-alat yang dipergunakan, dalam
bentuk wujud yang dicita-citakan individu atau masyarakat sebagai lambang dan
suatu kepercayaan tertentu, (2) cara dalam melakukan ritual yang berhubungan
dengan religi, dan ritual sebagai upacara keagamaan senantiasa dilakukan untuk
menghormati yang masyarakat puja, (3) mantera-mantera diciptakan sebagai
penguat keyakinan mereka terhadap hal-hal yang dianggapnya gaib.
Ketiga factor tersebut merupakan norma dalam menjalankan
religi dan memiliki nilai magic yang dianggap memiliki kekuatan bagi yang
menggunakannya. Adapun kekuatan tersebut memiliki sifat masing-masing yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat seehingga masyarakat menjadikannya
sebagai ajimat yang memiliki kekuatan gaib siap digunakan setiap saat. Kekuatan
tersebut ada yang (1) bersifat menghancurkan dalam bentuk kerusakan, penyakit,
dan kematian; (2) bersifat melindungi bagi yang menggunakannya baik dalam
menghadapi tantangan alam, gangguan dari binatang buas, maupun gangguan dari
manusia lain yang dapat merorongrong harta milik pribadi; dan (3) bersifat
produktif, yaitu untuk menghasilkan suatu barang atau jasa guna menunjang
perekonomian keluarga atau masyarakat
Perlu dibedakan antara pengertian magic dan religi. Magic
menyatakan kemauan untuk menguasai sedangkan religi suatu sikap rohani yang
mengbdi atau menghamba terhadap kekuasaan –kekuasaan alam. Religi lebih
menekankan kepada penyerahan diri terhadap yang diyakini masyarakat, sedangkan
magic lebih menekankan pada bentuk penguasaan yang bersifat menghancurkan,
melindungi, dan produktif.
Pekembangan
berikutnya, setelah manusia menciptakan sendiri kepercayaanya masing-masing
lalu muncul agama yang dinilai universal yaitu islam, Kristen, dan budha.
Karena masing-masing agama ditujukan kepada dunia terbuka yang merupakan
supranation acceptance. Di Asia Selatan ddan Asia Timur seolah-olah sistem
kepercayaan ini lebih banyak interpeenetrasi dibandingkan dengan di Asia Barat
daya dan di Eropa. Keberadaan agama budha yang berbaur dengan agama lain Nampak
pada tradisi Cina dalam pemikiran dan ritual yang dipadu dengan kepercayaan
setempat, seperti dengan Taoisme (agama To) dan Konfusianisme (agama Kong Khu
Cu).
C.
Pengertian Regional dan Geografi Regional
Dinamika
adalah sifat dari kehidupan, temasuk ilmu pengetahuan. Perkembangan materi,
ruang lingkup, metode dan analisis merupakan bagian dari perkembangan pemikiran
manusia untuk mencari suatu kebenaran secara ilmiah. Geografi sebagai
bidang ilmu yang berkaitan, dengan kehidupan manusia dan dalam
analisisnya menyentuh berbagai bidang ilmu lainnya, maka dalam menganalisis
fakta secara total memerlukan integritas semua cabang ilmu geografi.
Dalam hal
ini Geografi regional menduduki peranan yang sangat strategis. Karena
memang gejala dan fenomena yang ada di permukaan bumi pada dasarnya selalu
saling terkait dan dalam pemecahannya memerlukan integritas berbagai bidang
ilmu. Pemahaman akan keterkaitan gejala gejala di permukaan bumi di suatu
wilayah tertentu merupakan inti dari geografi. Dalam mengapresiasikan tempat,
beberapa pendekatan dapat dipergunakan tetapi semuanya harus bersifat
korologis, karena itu adalah ciri khas dari disiplin ilmu geografi.
Hanya
Hagget yang memberikan arah tentang unsur yang menjadi karakter atau ciri
region itu yaitu dapat berupa unsur fisik atau pun yang dibuat oleh manusia.
Menurut Johnston, geografi regional pada dasarnya adalah studi tentang wilayah
di permukaan bumi dengan mempergunakan analisis perbedaan wilayah (areal
differentiation) dan persamaan wilayah (areal likenesses). Paterson menjelaskan
bahwa tujuan dari studi ini adalah mengkaji situasi-situasi yang spesifik dari
lokasi suatu tempat.
Pendekatan
keruangan merupakan ciri utama dalam geografi regional. Pengertian ruang
dalam geografi mengandung pengertian integrasi dari atmosfer, lithosfer,
hidrosfer dan biosfer yang hidup didalamnya termasuk manusia. Manusia sebagai
perpaduan antara ratio atau akal dan budaya yang melahirkan teknologi serta
keimanan, menghasilkan pola-pola ter-sendiri dalarri memanfaatkan alam
lingkungan sekitarnya. Sehingga melahirkan satu keunikan wilayah ( areal
uniquenss) yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya.
Regional merupakan ilmu keruangan secara formal, sebagai satu rangkaian
perubahan pandangan geografi dari nomotetik (memperhatikan hal-hal yang
bersifat umum dan universal) ke idiografik (memperhatikan hal-hal yang khusus
dan unik). Dari pandangan idiografik inilah melahirkan ilmu wilayah.
D.
Ragam Region
Telah
dijelaskan di atas, bahwa region adalah suatu wilayah yang mempunyai kesamaan.
Kesamaan ini dapat dilihat dari unsur fisikal, unsur manusia maupun gambungan
antara keduanya. Wittlesay mengemukakan unit-unit region dapat dibentuk oleh:
1. Nampakan iklim saja, tanah
saja, sehingga menunjukkan areal saja.
2. Multiple feature region :
region yang menunjukkan kenampakkan majemuk, seperti gabungan antara jenis
tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya bercocok tanam.
3. Region total atau compage :
terdiri dari banyak unsur, atau gabungan antara unsur fisik dan manusianya,
seperti propinsi, negara, atau kawasan tertentu. Bintarto mengemukakan bahwa
region dapat dilihat dari :
a.
keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region
uniform;
b.
wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
berhubungan dengan garis melingkar disebut nodal region
1. Generic Region
Wilayah
yang diklasifikasikan berdasaekan jenisnya sehingga fungsi wilayah yang
bersangkutan diabaikan, misalnya wilayah iklim tropik, wilayah iklim sedang,
atau contoh lain wilayah vegetasi, wilayah hutan daun jarum, wilayah hutan
pantai, dan wilayah perkebunan teh. klasifikasi wilayah yang terutama
menekankan pada jenisnya, fungsinya diabaikan;
2.
Spesific Region
Klasifikasi wilayah berdasarkan kekhusussannya merupakan daerah tunggal
mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus. Wilayah yang dalam klasifikasinya
menggunakan metode statististik deskripstif. Stephen L.J Smith menjelaskan
bahwa region ada beberapa jenis yaitu :
1) Region a priori yaitu region yang dibuat tidak berdasarkan
regionalisasi secara metodologis, jadi unsur kesamaannya dibentuk oleh
pandangan yang bersifat individul atau kepentingan tertentu seperti unsur
politik, kebiasaan setempat atau keuntungankeuntungan lainnya secara sepihak.
2)
Region formal atau regional homogeniouns :
region yang dibentuk karena adanya kesamaan kenampakan secara internal;
3)
Regional fungsional : region yang dibetuk
oleh tinggi atau rendahnya derajat interaksi antar tempat di permukaan bumi.
Jika melihat berbagai klasifikasi di atas, terlihat bahwa region formal
dan region fungsional merupakan regionalisasi yang sangat penting dan umum
dipergunakan.
Region uniform atau formal Sekurang-kurangnya ada 2 tipe berbeda dari region yang digunakan
akhli-akhli geografi dalam mengklasifikasikan permukaan bumi pertama disebut
region uniform formal atau region statis.
1. Region uniform
Uniform Region adalah suatu wilayah dijadikan sumber dasar telaah
geografi disebabkan adanya keseragaman atau kesamaan dalam kriteria
tertentu misalny beberapa daerah pertanian yang memiliki kesamaan iklim, luas,
hidrologi, dan budaya, contoh lain wilayah perikanan tambak dipantai utara jawa
antar tempat yang satu dengan yang lain memiliki banyak kesamaan.
Region ini dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan, termasuk iklim,
vegetasi, tanah, landform, pertanian atau penggunaan lahan lain. Region
demikian bisa ditandai dengan bentuk-bentuk kenampakan lahan dengan pola umum
dari aktivitas pertanian, industri, permukiman, perkebunan, atau bentuk lahan
lain yang relatif tetap. Seperti Basin sungai yang dibatasi oleh daerah alirannya.
Di kota besar daerah CBD (Central Bussness District), zone permukiman,
zone pinggiran kota juga merupakan region formal . Makin banyak kita
menggunakan kriteria untuk menandai region-region makin sulit bagi kita
untuk mencapai kepuasan dalam mendefinisikan batas region itu (misalnya dalam
mengklasifikasikan iklim bukan hanya curah hujan dan suhu, tapi juga
kelembaban, angin dan sebagainya) karena kota akan menghadapi masalah pelik
dalam mengkombinasikan data itu. Karena itu pilihlah unsur-unsur tertentu
sesuai dengan tujuan pembutan region, tapi pengkriteriaannya tentap dilakukan
secara ilmiah.
Region-region bukan hanya digunakan untuk mengorganisasikan infomasi
tentang lingkungan alam saja, tetap juga tentang penduduk dan aktivitas
ekonomi. Tidak heran kalau region yang didefinisikan dalan hal fisikal
seringkali mencocokan berbagai variasi aktivitas sosial dan ekonomi. Usaha
untuk membagi wilayah yang luas kedalam region-region yang serba guna (multi
purpose), cocok untuk menggambarkan fenomena fisikal dan budaya secara luas
telah dilakukan oleh penulis-penulis buku geografi region.Walaupun demikian
umumnya region serba guna ini didefinisikan hanya untuk beberapa karakteristik
yang istimewa saja seperti aktivitas ekonomi yang dominan seperti Corn belt, Wheat
belt, Cotton belt di USA.
Pembuatan region uniform Ada dua langkah untuk mengklasifikasikan
tempat-tempat kedalam region khususnya region uniform :
1.
Mengklasifikasikan tempat-tempat berdasarkan tipe-tipe obyek atau
peristiwa yang dikehendaki oleh kita. Jika kita ingin membagi satu
wilayah kedalam region-region landform, kita harus mengklasifikasikan wilayah
itu menjadi tipe permukaan lahan seperti katagori dataran rendah (plains),
perbukitan (hill), pegunungan (mountains). Ini didefinisikan secara kuantitatif.
Jika klasifikasi itu sudah ditentukan, setiap tempat harus ditetapkan menjadi
satu kelas landform.
2.
Langkah kedua adalah
mengelompokkan bersama tipe-tipe yang sama dari obyekobyek
clan menarik garis batas yang memisahkan setiap zone. ada beberapa ketentuan
yang biasa digunakan dalam tahap ini yaitu :
a) Region-region itu sedapat
mungkin harus homogen, yaitu harus ada tingkat kesamaan masimum di
antara tempat-tempat yang ada dalam setiap region ;
b) Bagian-bagian dari region
itu harus melupakan satu kesinambungan (contigious), jadi tidak ada bagian yang
tidak termasuk ke dalam salah satu region
c) Semua tempat harus
ditentukan menjadi beberapa region dan tidak ada satu tempat yang
diklasifikasikan kedalain lebih dari satu region, jadi tidak boleh rangkap.
Jika
suatu wilayah mempunyai kenampakan majemuk atau menjadi wilayah transisi yang
mempunyai ciri ganda antar dua region, maka di zone transisi ini menjadi tipe
region yang tersendiri pula "dan diberi batasan sebagai region yang
terpisah Membagi wilayah atas aspek-aspek yang berbeda sangat sulit, karena
kriterianya tidak terbatas, sehingga sulit untuk menentukan dasar dari suatu
difinisi saja. Wilayah mungkin berbeda secara internal baik secara fisik maupun
aktivitas manusianya. Wilayah pun dapat dilihat secara administratif dan
komersial, dalam arti bagaimana hubungan suatu tempat dengan tempat lain secara
fungsional. Klasifikasi iklim menurut Koppen adalah salah satu contoh
regionalisasi fisik berdasarkan iklim, khususnya berdasarkan curah hujan dan
suhu saja. Model Van Thunen adalah regionalisasi menurut aktivitas manusia.
Sedangkan kota adalah regionalisasi menurut pusat-pusat pelayanan atau region
nodal. Region-region manufaktur, tumbuhan, landform, permukiman, dan
sebagainya, tergambarkan dalam satu lembar foto. karena memang sebagian besar
dari unsur-unsur itu tersusun secara bersamaan dalam satu wilayah.
Melalui
interpretasi foto, maka kita dapat memilahkan kenampakan itu secara
terpisah-pisah, seperti penyebaran industri saja, permukiman saja, tata guna
lahan saja, ata landform saja, sehingga menghasilkan peta tematik. Pemilahan
tersebut pada dasarnya adalah regionalisasi, sehingga distribusi keruangan
suatu fenomena dapat tampak dengan jelas.
Agar
pembagian regional dibuat secara ilmiah, penting sekali untuk memahami sedapat
mungkin faktor-faktor yang membuat region itu terpadu dan memiliki ciri khas,
faktor apa yang secara esential mempersatukan suatu region dan karakter khas
apa yang dimilikinya. Langkah utama adalah menentukan kriteria, kemudian
menentukan batas atau zone-zone tempat di mana sifat-sifat itu secara kuat ada.
Daerah yang memiliki karakter yang sanagat jelas atau kuat ini disebut
heartland.
Kemudian
sampai batas mana suatu karakter itu tidak dominan lagi. Buatkan batas luarnya.
Wilayah yang mempunyai karakter berbeda dengan region utama jadikan region lain
idengan karakter yang berbeda pula. Zone transisi mempunyai karakter gabungan
antara dua atau lebih sifat region sebelumnya. Penentuan batas region transisi
ini seringkali lebih sulit dibuat.
Pada
region uniform, lebih banyak menunjukkan perbedaan kenampakan seperti
pegunungan, perbukitan dan dataran. Kita tidak dapat mengatakan bahwa
pegunungan lebih fungsional dari pada dataran, perindustrian lebih fungsional
dari pertanian atau sebaliknya. Region tersebut masing-masing mempunyai fungsi
yang berbeda dan sama pentingnya bagi kehidupan manusia.
2. Nodal Region
Suatu wilayah yang diatur oleh beberapa pusat
kegiatan yang dihubungkan melalui garis melingkar misalnya: jakarta sebagai
ibukota indonesia memiliki beberapa pusat kegiatan penduduk maka untuk
menghubungkan antar pusat kegiatan tersebut digunakan jaring-jaring yang ada.
Tipe kedua dari region adalah region nodal
atau region dinamis. Region ini ditandai oleh gerak dari dan ke pusat. Pusat
ini disebut sebagai Node. Sejauhmanakah node dapat menarik daerah sekitarnya
sehingga tercipta interaksi maksimal, sejauh itulah batas region nodal. Contoh
yang sederhana terdapat pada masyarakat pra industri, di pusat perkampungan
penduduk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
Lahan pedesaan dapat menyediakan berbagai kebutuhan penduduknya seperti
makanan, bahan bakar dan pakaian sederhana. Perkampungan merupakan pusat syaraf
tempat dibuatnya berbagai keputusan yang menyangkut kehidupan warga kampung,
perkampungan juga merupakan pusat pergerakan manusia dan binatang bergerak dari
lahan pertanian pada pagi hari dan sore hari.
Pada masyarakat yang lebih maju, jumlah penduduk lebih banyak dan
menyebar. Lokasi pasar, sekolah pusat kesehatan umumnya terpusat dalam
satu tempat. Tempat pusat kegiatan ini menjadi region _nodalnya. Para petani
menjual hasil panennya di pasar, anak-anak sekolah, ibu-ibu berbelanja ke
daerah pusat datang dan pergi setiap hari. Region nodal dalam skala besar
adalah ibu kota dan kota-kota besar. Pelabuhan, CBD (Central Bussness District)
dan zone yang menjadi pusat suatu riskulasi merupakan nodenya suatu region.
Terdapat 4 unsur yang esensial dalam struktur regional nodal yaitu :
1. Adanya arus barang, ide/gagasan
dan manusia,
2. Adanya node/pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara
terorganisir;
3. Adanya wilayah yang
makin meluas;
4. Adanya jaring jaring
rute tempat tukar menukar berlangsung.
Region
nodal itu dinamis karena didefinisikan sebagai gerakan bukan objek yang statis
dan terdapat fungsi suatu tempat sebagai pusat sirkulasi. Di wilayah ini
terdapat aktivitas yang diorganisir dan umumnya bersifat lebih dinamias seperti
pada gerakan orang, barang atau pesan. karena itu dalam regional nodal meliputi
wilayah di sekitar titik pusat. Region formal tidak perlu memiliki core (inti),
walaupun dalam beberapa hal memiliki heartland area (jantung wilayah) yaitu
daerah yang kenampakan dari suatu kriteria tertentu sangat jelas kenampakannya
Seorang
ahli geografi Jerman yaitu Von Thunen hidup pada tahun 1783-1850 membuat
model The Isolated State yaitu sejenis laboratorium regional yang
menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi lokasi lahan
pertanian mengelilingi pusat kota tunggal. Dia membuat sejumlah persyaratan
pertama ia menentukan bahwa kesuburan tanah dan iklim harus sama dalam satu
disuatu region, kedua kondisi alam homogen dataran, tidak ada lembah sungai
atau pegunungan yang menyelingi permukaan bumi yang datar itu, ketiga hanya ada
kota tunggal sebagai pusat di wilayah tersebut dan kota pusat ini terisolasi
oleh hutan, keempat Von Thunen mengajukan gagasan bahwa petani-petani di
Isolated state mengangkut sendiri hasil pertaniannya ke pasar (tidak ada
perusahaan angkutan) dan mereka menggunakan kereta kuda langsung ke pusat kota.
Dalam hal ini kenaikan biaya transpor proporsional dengan jarak. Semakin jauh
jarak semakin mahal.
Regional
nodal
adalah sebuah sistem. Untuk lebih jelasnya
region nodal sebagai sistem dapat digambarlan sebagai berikut :
Pusat
kegiatan berkembang karena adanya kebutuhan manusia, baik kebutuhan biologis
maupun kebutuhan sosial. Kebutuhan itu sangat beragam clan ticlak seluruhnya
dapat dipenuhi oleh produksi sendiri. Karena itu manusia membutuhkan manusia
lain. Contoh petani menghasilkan padi, tapi ia juga membutuhkan pakaian, barang
bangunan dan kebutuhan lainnya.
la perlu
bekerjasama atau: saling tukar barang dengan orang lain yang berbeda
produksinya. Timbullah pertukaran atau proses jual beli pada masyarakat
modern. Tempat jual beli itu umumnya tempat-tempat yang dapat dengan mudah
dijangkau dari berbagai tempat. Dalam proses interaksi itu, ada berbagai
aturan, yang mana baik si penjual maupun si pembeli harus sepakat dan
mematuhinya, sehingga terjadi kepuasan berbagai pihak. Dengan demikian dalam
nodal region, tidak hanya terlibat sejumlah orang, tapi juga barang, jasa,
transportasi dan berbagai aturan sehingga membentuk satu sistem yang saling
menunjang.
E.
Regionalisasi
Pembuatan
region adalah upaya mengklasifikasikan atau mengelompokkan unsurunsur yang
sama. Karena lokasi-lokasi di muka bumi jumlahnya tak terbatas, maka kita harus
menyusunnya dan mengelompokan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat
yang sama menurut kriteria tertentu. Sehingga informasi dapat diperoleh secara
lebih efisien dan ekonomis Salah satu sifat umum yang penting di permukaan bumi
adalah bahwa tempat-tempat seringkali saling berdekatan satu sama lain. Tujuan
pembentukan region adalah membuat lebih sederhana dengan cara menyatukan
tempat-tempat berdekatan menjadi satu kelompok. Perlu diingat bahwa setiap
pengelompokan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita sebagai pengguna, untuk
kepentingan apa. Karena itu tidaklah mungkin kita mengatakan pembagian region
itu benar atau salah, karena akan sangat tergantung pada tujuannya.
Regionalisasi dapat membantu kita :
a) Memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.
b) Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi;
c) Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan
yang sangat beragam;
d) Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik fenomena alam maupun
manusia; Regionalisasi selalu berdasarkan kriteria tertentu dan kepentingan
tertentu.Contoh,
pembagian region berdasarkan iltlim,
permukaan bumi dibedakan atas beberapa unsur cuaca seperti suhu, curah
hujan, penguapan, kelembaban, dan angin. Regionalisasi menurut iklim ini sangat
berguna untuk mengetahui penyebaran hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin kurang
begitu berguna dalam hal kepentingan komunikasi atau transportasi.Berdasarkan
uraian di atas, jelas bahwa region memiliki lokasi baik lokasi absolut maupun
relatif, region memiliki center place, memiliki areal, dan region juga memiliki
sistem spatial.
Pembuatan region nodal
Nodal
region dicirikan oleh adanya gerakan yang mengarah ke titik pusat. Jadi nodal
region selalu bercirikan dengan adanya core area atau atau daerah inti sebagai
pusat. Hinterland sebuah kota dapat dicirikan dari adanya gerakan pekerja yang
bergerak menuju ke arah kota. atau mungkin zonanya lebih luas lagi, mencakup
pendesaan dari mana orang-orang bergerak untuk berbelanja atau berbisnis ke
kota, perluasan yang pasti dari teritori berbeda-beda sesuai dengan aktivitas.
Region nodal yang dilayani oleh toko bahan pangan di kota mungkin tidak sampai
melampaui batas kota tetapi perusahaan asuransi, rumah sakit, surat kabar pagi
akan melayani wilayah lebih luas lagi.
Batas
suatu region nodal secara priodik dan bertahap harus selalu ditinjau kembali,
karena sifat dari kriteria region ini sangat dinamis yaitu gerakan. Zone
transisi antar dua region pun dengan sendirinya akan menjadi semakin luas
persamaannya, dan akhirnya terjadi penggabungan region yang tadinya berbeda.
Kecuali bila batas antar dua region adalah bentangan alam yang memang relatif
sulit untuk diatasi, seperti pegunungan yang tinggi, gurun yang luas, lautan
atau bentang alam lainnya yang jelas batasnya dan sulit untuk ditaklukan.
Dengan semakin berkembangnya transportasi dan komunikasi, sungai dapat saja
menjadi pemisah dalam beberapa hal, tetapi dapat pula tidak. Misalnya sungai
itu dapat dilayari maka sungai dapat menjadi penghubung dua wilayah yang
berbeda, sehingga akibat intensifnya hubungan melalui sungai tersebut,
masyarakat yang ada di antara sungai tersebut sulit dipisahkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga dikatakan sebagai mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang mempunyai keinginan, kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia lain. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan lingkunganya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya. Selain itu juga terdapat fenomena fisik (lingkungan alam) yang terbagi menjadi 4 diantaranya :
Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga dikatakan sebagai mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang mempunyai keinginan, kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia lain. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan lingkunganya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya. Selain itu juga terdapat fenomena fisik (lingkungan alam) yang terbagi menjadi 4 diantaranya :
1. Fenomena
fisik bumi yang digolongkan kedalam 4 kategori yakni iklim dan cuaca, lempeng
tektonik, erosi dan pembentukan tanah, sirkulasi air dan sirkulasi perputaran
air, binatang dan tumbuhan beserta ekosistemnya.
2. Fenomena
sosial (fenomena manusia).
3. Kemajemukan
Agama, Ras dan Etnik.
4. Ragam
region.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap pembaca dapat memahami isi dari makalah ini dan tentu dapat menambah pengetahuan seputar dunia IPS khususnya tentang pembahasan manusia dan lingkungannya serta kemajemukan agama, ras, etnik bahkan ragam region. Semoga pembaca bisa terus menggali wawasanya dengan terus mencari referensi lain selain dari makalah ini.
Dengan adanya makalah ini kami berharap pembaca dapat memahami isi dari makalah ini dan tentu dapat menambah pengetahuan seputar dunia IPS khususnya tentang pembahasan manusia dan lingkungannya serta kemajemukan agama, ras, etnik bahkan ragam region. Semoga pembaca bisa terus menggali wawasanya dengan terus mencari referensi lain selain dari makalah ini.
Daftar Pustaka
Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium
PKn Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
No comments:
Post a Comment
you say