IBX5A82D9E049639

Monday, 13 March 2017

Induksi Matematika

Induksi matematika adalah suatu metode pembuktian yang banyak  digunakan dalam buku ini. Metode ini digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan yang berkenaan dengan himpunan bilangan asli. Dalam bagian ini akan disajikan prinsip induksi matematika dan beberapa variasinya. Beberapa contoh juga akan diberikan untuk menjelaskan penggunaan induksi matematika dalam membu-ktikan suatu pernyataan.
Teorema 1.3.1 (Sifat Terurut dengan Baik pada N) Setiap himpunan bagian takkosong dari N mempunyai unsur terkecil.


Sifat Terurut dengan Baik pada N secara ringkas dapat dinyatakan sebagai berikut. Jika S Í N, S ¹ Æ, maka ada m Î S sehingga m £ s, untuk setiap s Î S.  Sifat ini seringkali dianggap sebagai postulat atau aksioma yang berlaku pada N.  Teorema 1.3.2 (Prinsip Induksi Matematika) Untuk masing-masing n Î N, misa- lkan P(n) adalah pernyataan yang berkaitan dengan n. Jika
(a)   P(1) benar, dan
(b)   P(k + 1) benar, jika P(k) benar, maka P(n) benar untuk semua n Î N.
Bukti: Andaikan hipotesis pada Teorema 1.3.2 benar tetapi kesimpulannya salah, yakni P(n) tidak benar untuk semua n Î N. Berarti ada n Î N sehingga P(n) salah.
Misalkan A = { k Î N P(k) salah}. Jadi, A Í N dan A ¹ Æ. Sesuai sifat terurut dengan baik, maka A mempunyai unsur terkecil, sebut m. Karena P(1) benar, maka m > 1. Jadi, m 1 Î N dan m 1 < m. Karena m unsur terkecil di A, maka m 1 Ï
A. Berarti P(m –1) benar. Sesuai hipotesis bagian (b), maka P(m) juga benar. Jadi, m
Ï A. Terjadi kontradiksi. Terbukti bahwa P(n) benar untuk semua n Î N.
Berikut ini beberapa contoh penggunaan induksi matematika untuk membuk- tikan pernyataan yang berkaitan dengan himpunan bilangan asli.
1.       Misalkan P(n) adalah pernyataan


 
1 + 2 + 3 + ××× + n =

1 n(n + 1) ,
2


n Î N. Akan  ditunjukan bahwa P(n) benar untuk semua n Î N. Untuk n = 1, maka P(1) benar  karena
1 = 1 ×1(1 + 1).
2
Untuk      n = k, asumsikan P(k) benar. Artinya,





Maka diperoleh

1 + 2 + 3 + ××× + k =

1 k(k + 1).
2


1 + 2 + 3 + ××× + k + (k + 1) =

1 k(k + 1) + (k + 1)
2


= 1 [k(k + 1) + 2(k + 1)]
2

= 1 (k + 1)(k + 2) 2
= 1 (k + 1)[(k + 1) + 1).
2
Berarti, jika P(k) benar  maka P(k + 1) juga benar. Sesuai prinsip induksi matematika, terbukti


1 + 2 + 3 + ××× + n =

berlaku untuk semua     n Î N.

1 n(n + 1) ,
2


2.       Misalkan P(n) adalah pernyataan n < 2n, untuk semua n Î N. Akan ditunjukkan bahwa P(n) benar untuk semua n Î N. Untuk n = 1, maka P(1) benar karena 1 < 21. Untuk n = k, asumsikan P(k) benar. Artinya, k < 2k.
Maka diperoleh
k + 1 < 2k + 1 < 2k + 2k = 2(2k) = 2k + 1.
Jadi, jika P(k) benar maka P(k + 1) juga benar. Sesuai prinsip induksi matematika, terbukti n < 2n, benar untuk semua n Î N.
3.       Misalkan P(n) adalah pernyataan n + 5 < n, untuk semua n Î N. Jika P(k) benar maka P(k + 1) juga benar, yaitu k + 5 < k maka
(k + 1) + 5 < (k + 1).
Meskipun demikian, tidak dapat disimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua n, karena untuk n = 1 ternyata P(1) salah. Dalam hal ini kondisi P(1) harus benar sangat krusial.
Prinsip induksi matematika sering juga dinyatakan dalam bentuk berikut.
Misalkan S Í N yang memenuhi sifat
(a)   1 Î S, dan


(b)   Jika k Î S, maka k + 1 Î S, maka S = N.
Bentuk ini sama dengan bentuk  pada Teorema 1.3.2 dengan mendefinisikan
S = { n Î N P(n) benar}.
Prinsip induksi matematika juga digunakan untuk membuktikan kebenaran pernyataan yang dirumuskan secara rekursif. Misalkan f fungsi dari N ke R yang didefinisikan sebagai berikut.



dan


Akan diperoleh bahwa

f(1) = 1,


f(n + 1) = (n + 1) f(n), untuk n Î N.


f(1) = 1,
f(2) = 2 f(1) = 2×1, f(3) = 3 f(2) = 3×2×1, f(4) = 4 f(3) = 4×3×2×1.
Berdasarkan pola tersebut diperoleh dugaan bahwa
f(n) = n!, n Î N.
Dugaan ini benar untuk n = 1, yakni
f(1) = 1 = 1!.
Asumsikan juga benar untuk n = k, yakni f(k) = k!. Maka untuk n = k + 1, diperoleh
f(k + 1) = (k+1) f(k) = (k+1)k! = (k+1)!.
Sesuai prinsip induksi matematika, maka f(n) = n!, benar untuk semua n Î N.
Meskipun pada Teorema 1.3.2 dimulai dari n = 1, pernyataan akan tetap berlaku jika dimulai dari sebarang bilangan bulat no Î Z. Hal ini dinyatakan dalam teorema berikut.


Teorema 1.3.3 (Prinsip Induksi Matematika Dimodifikasi) Misalkan no Î Z. Untuk masing-masing n Î Z, n ³ no, misalkan P(n) adalah pernyataan yang berkaitan de- ngan n. Jika
(a)   P(no) benar, dan
(b)   P(k + 1) benar, jika P(k) benar, k ³ no, maka P(n) benar untuk semua n Î Z, n ³ no.
Jika no  = 1, maka Teorema 1.3.3 tidak lain adalah Teorema 1.3.2. Pembuktian Teorema 1.3.3 akan mudah dilakukan dengan Teorema 1.3.2 dengan menetapkan
Q(n) = P(no + n –1), n Î N,
yang tidak lain adalah pernyataan yang berkaitan dengan bilangan bulat positif. Penggunaan Teorema 1.3.3 dapat dilihat pada contoh berikut.
Misalkan akan dibuktikan bahwa
2n < n!, untuk n Î N, n ³ 4.


Untuk n = 4, maka


24 = 16 < 24 = 4!


Berarti untuk n = 4, pernyataan tersebut benar.
Asumsikan pernyataan benar untuk n = k ³ 4, artinya 2k < k!. Diperoleh 2k + 1 = 2×2k < 2×k! < (k + 1)×k! = (k + 1)!.
Berarti jika pernyataan benar untuk n = k ³ 4, maka pernyataan juga bernilai benar untuk n = k + 1. Dengan demikian disimpulkan bahwa 2n < n!, bernilai benar untuk semua n Î N, n ³ 4.
Terdapat versi lain dari prinsip induksi matematika yang juga sangat berguna. Ada penulis yang menyebut versi ini dengan prinsip induksi matematika kedua (The Second Principle of Mathematical Induction) dan ada juga yang menyebut dengan prinsip induksi yang kuat (The Principle of Strong Induction). Versi ini disajikan dalam teorema berikut.
Teorema 1.3.4 (Prinsip Induksi yang Kuat) Untuk masing-masing         n Î N,
misalkan P(n) adalah pernyataan yang berkaitan dengan n. Jika


(a)     P(1) benar, dan
(b)     Untuk k ³ 1, P(k + 1) benar, jika P(j) benar untuk semua bilangan asli j £ k, maka P(n) benar untuk semua n Î N.
Prinsip Induksi yang Kuat ini dapat juga dinyatakan sebagai berikut.
Misalkan S himpunan bagian dari N yang memenuhi sifat
(a)         1 Î S, dan
(b)       (k + 1) Î S, jika 1, 2, …, k Î S, maka S = N.
Berikut ini contoh penggunaan Prinsip Induksi yang Kuat untuk membuktikan kebe-naran suatu pernyataan yang berkaitan dengan bilangan asli.
Misalkan f : N ® N yang didefinisikan sebagai berikut. f(1)=1, f(2)=2, dan



f(n) =

Akan ditunjukkan bahwa 1 £ f(n) £ 2,

1 [f(n - 1) + f(n - 2)], untuk semua n > 2.
2


untuk semua n Î N. Untuk     n = 1, diperoleh bahwa
1 £ f(1) £ 2,


dan untuk n = 2, juga diperoleh


Untuk n = k ³ 1, asumsikan bahwa


1 £ f(2) £ 2.


1 £ f(j) £ 2,


untuk semua bilangan asli j £k. Berarti bahwa
1£ f(k) £ 2


dan


Sehingga diperoleh bahwa


1£ f(k -1) £ 2.


2 £ f(k) + f(k - 1) £ 4.


Jadi,

1 £ 1 [f(k) + f(k - 1)] £ 2.
2


Terbukti bahwa jika 1 £ f(j) £ 2, untuk semua bilangan asli j £ k, k ³ 1, maka
1 £ f(k + 1) £ 2.
Sesuai Prinsip Induksi yang Kuat disimpulkan bahwa 1£ f(n) £ 2, untuk semua
n Î N.


Latihan 1. 3
1.     Gunakan prinsip induksi matematika untuk menunjukkan bahwa masing- masing pernyataan berikut benar untuk semua n Î N.


a.    1 + 2 + 3 + × × × + n =

n(n + 1) .
2


b.   1 + 3 + 5 + × × × + (2n 1) = n2.



c.    12 + 22 + 32 + × × × + n2 =

n(n + 1)( 2n + 1)
.
6



d.   13 + 23 + 33 + × × × + n3 =

n(n + 1) 2
.


    2    
e.    2 + 22 + 23 + × × × + 2n = 2(2n  1).


f.        +
1(2)

1
2(3)

+  L +

1      =
n(n + 1)

n    .
n + 1



2.   Buktikan masing-masing pernyataan berikut dengan induksi matematika.
a.      2n > n, untuk semua n Î N.
b.     2n > n2, untuk semua n Î N dan n ³ 5.
n 4


c.    13 + 23 + 33 + × × × + n3 <

, untuk semua n Î N dan n ³ 3.
2


3.   Untuk masing-masing fungsi f dengan domain N berikut, tentukan rumus untuk
f(n) dan buktikan kebenaran rumus tersebut dengan induksi matematika.


a.    f(1) =

1 , dan f(n) = (n - 1) f(n - 1) - 2

1

n + 1

, untuk semua n > 1.


b.   f(1) = 1, f(2) = 4, dan f(n) = 2f(n - 1) - f(n - 2)], untuk semua n > 2.
c.    f(1) = 1, f(2) = 2, dan f(n) = (n + 1) f(n - 1), untuk semua n > 1.
3n



d.   f(1) = 1, f(2) = 0, dan f(n) =

f (n - 2) , untuk semua n > 2.
n(n - 1)





4.     Buktikan bahwa r + r2 + r3 + × × × + rn =

r (1 - r n
1 - r

) , r ¹ 1, untuk semua n Î N.


5.     Buktikan bahwa n < 2n

untuk setiap n Î N .


6.     Buktikan bahwa 2n  < n ! untuk setiap n ³ 4 ,

n Î N .





7.     Misalkan S Ì N maka berlaku 2k Î S

untuk setiap k Î N


8.     Misalkan S Ì N


berlaku jika k Î S


maka k - 1Î S , Buktikan S = N .

No comments:

Post a Comment

you say