IBX5A82D9E049639

Monday, 13 March 2017

Fungsi

Pada sebagian besar buku teks, fungsi f dari himpunan A ke himpunan B didefinisikan sebagai aturan yang memasangkan masing-masing anggota A dengan tepat satu anggota B. Jika a Î A oleh f dipasangkan dengan b Î B, maka ditulis
f(a) = b.
Pada definisi tersebut masih menyisakan masalah mengenai “aturan” dan “memasangkan”. Seseorang mungkin bertanya, “Aturan yang bagaimana?” dan “Memasangkan bagaimana?”Pada buku-buku teks yang lain, fungsi dedifinisikan sebagai grafik. Definisi ini juga masih belum jelas karena grafik itu sendiri belum jelas definisinya. Jika berbicara grafik pada bidang, akan diperoleh bahwa grafik tersebut adalah kumpulan titik-titik. Masing-masing titik adalah pasangan berurutan bilangan-bilangan. Berdasarkan alasan ini, maka akan diberikan definisi fungsi yang lebih mudah diterima dan dipahami.


Definisi 1.2.1 Misalkan A dan B himpunan. Fungsi f dari A ke B adalah subset dari  A ´
B yang memenuhi sifat berikut.
1.       Untuk masing-masing a Î A, ada b Î B sehingga (a, b) Î f.
2.     Jika (a, b), (a, c) Î f, maka b = c.
Himpunan A disebut domain dari f, dan ditulis dengan Df. Range dari f, ditulis Rf, didefinisikan dengan
Rf = { b Î B (a, b) Î f, untuk suatu a Î A).
Pada definisi 1.2.1, fungsi f dari A ke B tidak sekedar subset A ´ B. Kata kunci dari definisi 1.2.1 adalah bahwa masing-masing a Î A menjadi komponen pertama dari tepat satu pasangan berurutan (a, b) Î f. Pada definisi 1.2.1, tidak ada syarat bahwa A dan B haruslah himpunan tak kosong. Bagaimana jika himpunan A atau himpunan B adalah himpunan kosong?
Jika  f  fungsi dari A ke B dan (a, b) Î f, maka b disebut nilai dari fungsi f di a
dan akan ditulis
b = f(a) atau f : a a b.
Dalam buku ini juga digunakan notasi f : A ® B untuk menyatakan bahwa f fungsi dari A ke B. Notasi f : A ® B dapat diartikan dengan f memetakan A ke B atau f pemetaan dari A ke B. Jika f : A ® R, maka f disebut fungsi bernilai real pada A. Berikut ini beberapa contoh untuk lebih memahami definisi fungsi.
1.     Misalkan A = {1, 2, 3, 4}dan B = {-2, -1, 0, 1, 2}. Misalkan f subset A ´ B dengan f = {(1, 2), (2, -1), (3, 0), (4, 2)}, maka f adalah fungsi dari A ke B dan Rf = {-1, 0, 2}. Masing-masing a Î A berada pada tepat satu pasangan berurutan (a, b) Î f. Meskipun 2 Î B berada pada dua pasangan berurutan berbeda (1, 2) dan (4, 2), hal ini tidak bertentangan dengan definisi fungsi.
2.     Misalkan A dan B sama seperti pada nomor 1, dan g didefinisikan dengan
g = {(1, 2), (2, 1), (3, 3), (4, 0)}.


Maka g bukan fungsi dari A ke B karena g bukan subset A ´ B. Ada (3, 3) Î g
tetapi (3, 3) Ï A ´ B.
3.     Misalkan A dan B seperti pada nomor 1, dan f didefinisikan dengan
f = {(1, -2), (2, -1), (4, 2)}.
Maka f bukan fungsi dari A ke B, karena ada 3 Î A tetapi tidak ada b Î B
sehingga (3, b) Î f.
4.     Misalkan A dan B seperti pada nomor 1, dan h didefinisikan dengan
h = {(1, -2), (2, -1), (2, 1), (3, 0), (4, 2)}.
Maka h bukan fungsi dari A ke B karena (2, -1), (2, 1) Î f, tetapi -1 ¹ 1.
5.     Misalkan A = B = R, dan misalkan f didefinisikan dengan
f = {(x, y) Î R2 y = 3x + 2}.
Maka f adalah fungsi (Mengapa?) dengan Df   = R. Fungsi f dinyatakan oleh persamaan y = 3x + 2. Notasi standar untuk menyatakan fungsi f adalah
f(x) = 3x + 2 dengan Df = R.
Pada contoh nomor 5, f(x) = 3x + 2 tidak dapat langsung disebut sebagai fungsi sebelum jelas domainnya. Dalam hal ini
f(x) = 3x + 2, dengan Df = {x Î R x > 0}


dan


g(x) = 3x + 2, dengan Dg = R


adalah dua fungsi yang berbeda. Penjelasan ini membawa pada definisi berikut.
Definisi 1.2.2 Misalkan f fungsi dari A ke B, dan A1 Í A. Fungsi g dari A1 ke B dengan g = {(a, b) Î f a Î A1},
disebut penyempitan (restriksi) dari f pada A1.
Sesuai definisi 1.2.2, diperoleh bahwa g adalah restriksi dari f jika   Dg  Í Df    dan
g(x) = f(x), untuk semua x Î A.


Definisi 1.2.3 Misalkan f fungsi dari A ke B, dan A Í A1. Fungsi g dengan domain A1 sedemikian hingga
g(x) = f(x), untuk semua x Î A, disebut perluasan (ekstensi) dari f pada A1.
Pada contoh sebelumnya
f(x) = 3x + 2, dengan Df = {x Î R x > 0}


dan


g(x) = 3x + 2, dengan Dg = R


adalah dua fungsi yang berbeda. Karena Df  Í Dg  dan f(x) = g(x), untuk semua x Î Df, maka f adalah penyempitan dari g pada {x Î R x >0}. Sebaliknya, karena Df Í Dg dan g(x) = f(x), untuk semua x Î Df, maka g adalah perluasan dari f pada R. Definisi 1.2.4 Misalkan A, B himpunan, dan f fungsi dari A ke B. Fungsi f disebut fungsi pada jika Rf = B.
Berdasarkan definisi 1.2.4, f : A ® B disebut fungsi pada jika untuk masing- masing b Î B terdapat a Î A sehingga f(a) = b. Untuk selanjutnya, perlu dibedakan antara kalimat f fungsi dari A ke B dengan f fungsi dari A pada B”. Fungsi pada sering disebut juga dengan fungsi surjektif, fungsi pada atau fungsi onto. Jika f fungsi surjektif, maka f disebut surjeksi.
Definisi 1.2.5 Misalkan A, B himpunan, dan f fungsi dari A ke B. Jika E Í A, maka bayangan (image) dari E oleh f, ditulis f(E), didefinisikan dengan
f(E) = { f(x) x Î E}.
Jika H Í B, maka bayangan balikan (inverse image) dari H oleh f, ditulis f-1(H), didefinisikan dengan
f-1(H) = { x Î A f(x) Î H}
Jika H = {y}, maka f-1({y}) akan ditulis dengan f-1(y). Jadi, jika y Î B, maka
f-1(y) = { x Î A f(x) = y}.
Berdasarkan definisi 1.2.5, diperoleh bahwa jika E Í A, maka


f(E) Í B.
f
 
Jika H Í B, maka f-1(H) Í A. Pembaca akan melihat bahwa f(A) = R , sehingga f adalah fungsi onto jika dan hanya jika f(A) = B. Perlu diperhatikan bahwa sampai saat ini belum ada definisi mengenai f-1 sendiri. Untuk memahami definisi bayangan dan bayangan balikan, perhatikan beberapa contoh berikut.
1.     Misalkan A={1, 2, 3, 4, 5, 6}, B = Z, dan f : A ® Z didefinisikan dengan
f = {(1, -2), (2, 4), (3, 1), (4, 3), (5, 0), (6, -2)}.
Misalkan E = {2, 3, 4} Í A, maka
f(E) = {f(2), f(3), f(4)} = {4, 1, 3}.
Jika H = {-2, -1, 0, 1, 2, 3}, maka
f-1(H) = {1, 3, 4, 5, 6}.
Karena f(1) = f(6) = -2, maka f-1(-2) = {1, 6}. f-1(2) = Æ karena tidak ada a Î A
sehingga f(a) = 2.
2.     Misalkan f : Z ® Z dengan f(x) = x2. Jika E = N, maka
f (E) = {1, 4, 9, …}.


akan diperoleh


Dalam contoh ini E Í f-1(f(E)).

f-1(f(E)) = Z\{0}.


3.     Misalkan f : R ® R dengan f(x) = 3x + 2.
Jika E = { x Î R -2 < x £ 4}, maka
f(E) = {f(x) x Î E}
= {3x + 2 -2 < x £ 4}
= { y Î R 4 < y £ 14},


dan


f-1(E) = { x Î R f(x) Î E}
= { x Î R 3x + 2 Î E}


= { x Î R - 4 < x £ 2 }.
3            3
Misalkan f adalah fungsi dari A ke B. Jika A1  Í A2  Í A, maka akan diperoleh
f(A1) Í f(A2). Demikian juga, jika B1 Í B2 Í B, maka
f-1(B ) Í f-1(B ).
1                   2
Teorema 1.2.6 Misalkan f adalah fungsi dari A ke B. Jika A1 Í A2 Í A, maka
a.    f(A1 È A2) = f(A1) È f(A2),
b.   f(A1 Ç A2) Í f(A1) Ç f(A2).
Bukti: Untuk membuktikan bagian a, perlu ditunjukkan bahwa
f(A1 È A2) Í f(A1) È f(A2)


dan


Untuk membuktikan

f(A1) È f(A2) Í f(A1 È A2).

f(A1 È A2) Í f(A1) È f(A2),


ambil sebarang y Î f(A1ÈA2). Maka y = f(x), untuk suatu x Î A1È A2. Jadi, x Î A1 atau x Î A2.
Jika x Î A1, maka




Jika x Î A2, maka Jadi, diperoleh
Disimpulkan bahwa


Untuk membuktikan


diperoleh bahwa

y = f(x) Î f(A1).


y = f(x) Î f(A2).

y = f(x) Î f(A1) È f(A2).

f(A1 È A2) Í f(A1) È f(A2).

f(A1) È f(A2) Í f(A1 È A2),




sehingga


selanjutnya


Terbukti bahwa


Jadi, diperoleh

A1 Í A1 È A2

f(A1) Í f(A1 È A2) dan A2 Í A1 È A2 f(A2) Í f(A1 È A2).
f(A1) È f(A2) Í f(A1 È A2).

f(A1 È A2) = f(A1) È f(A2).


Untuk bukti bagian b, diketahui bahwa
A1 Ç A2 Í A1 dan A1 Ç A2 Í A2


sehingga diperoleh


Disimpulkan bahwa

f(A1 Ç A2) Í f(A1) dan f(A1 Ç A2) Í f(A2). f(A1 Ç A2) Í f(A1) Ç f(A2).


Misalkan f : Z ® Z dengan f(x) = x2. Jika
A1 = {0, 1, 2, 3, 4, …}


dan maka

A2 = {0, -1, -2, -3, -4, …},

f(A1) = f(A2) = {0, 1, 4, 9, 16, …}.


Karena A1 Ç A2 = {0}, maka
f(A1 Ç A2) = f(0) = {0} ¹ f(A1) Ç f(A2) = {0, 1, 4, 9, 16, …}.
Hal  ini  menunjukkan  bahwa  kesamaan  pada  Teorema  1.2.6.b  tidak  selamanya berlaku.
Teorema 1.2.7 Misalkan f adalah fungsi dari A ke B. Jika B1 Í B2 Í B, maka


a.      f-1(B

È B ) = f-1(B ) È f-1(B ),


1           2                  1                   2


b.     f-1(B

Ç B ) = f-1(B ) Ç f-1(B ),


1           2                  1                   2
c.    f-1(B\B ) = A\f-1(B ).
1                         1
Bukti:


1
 
(a). Ambil sebarang x Î f-1(B

È B2). Sesuai definisi, maka
f(x) Î B1 È B2.


Jika  f(x)  Î  B1,  maka  x  Î  f

-1(B ).  Jika  f(x)  Î  B ,  maka  x  Î  f

-1(B ).


1                                          2
 
2
 
Diperoleh bahwa x Î f-1(B ) È f-1(B ). Dengan demikian


1

f-1(B

2
È B ) Í f-1(B ) È f-1(B ).


1           2                  1                   2
Diketahui bahwa B1 Í B1 È B2 dan B1 Í B1 È B2 sehingga




dan

f-1(B ) Í f-1(B


1
 
1
 
f-1(B ) Í f-1(B

È B2)

È B ).



Jadi diperoleh bahwa

1                  1           2


f-1(B ) È f-1(B ) Í f-1(B

È B ).



Karena

1                   2                  1           2


f-1(B

È B ) Í f-1(B ) È f-1(B )



dan

1           2                  1                   2


f-1(B ) È f-1(B ) Í f-1(B

È B ),



maka terbukti

1                   2                  1           2


f-1(B

È B ) = f-1(B ) È f-1(B ).


1           2                  1                  2
(b). Diketahui bahwa B1  Ç B2  Í B1  dan B1  Ç B2  Í B2. Dengan demikian, maka


f-1(B

Ç B ) Í f-1(B )



dan

1           2                  1


f-1(B

Ç B ) Í f-1(B ).



Jadi,

1           2                  2


f-1(B

Ç B ) Í f-1(B ) Ç f-1(B ).


1           2                  1                   2


Ambil sebarang x Î f-1(B ) Ç f-1(B ), maka x Î f-1(B ) dan x Î f-1(B ). Jadi,
1                  2                                      1                                  2
f(x) Î B1 dan f(x) Î B2. Diperoleh
f(x) Î B1 Ç B2.


Sesuai definisi, maka


Dengan demikian


1
 
x Î f-1(B

Ç B2).


f-1(B ) Ç f-1(B ) Í f-1(B

Ç B ).



Karena

1                   2                  1           2


f-1(B ÇB ) Í f-1(B ) Ç f-1(B )



dan

1        2                  1                   2


f-1(B )Ç f-1(B ) Í f-1(B Ç B ),



maka terbukti

1                 2                  1          2


f-1(B

Ç B ) = f-1(B ) Ç f-1(B ).


1           2                  1                  2
(c). Diberikan sebagai latihan.
Definisi 1.2.8 Misalkan f adalah fungsi dari A ke B. f disebut fungsi satu-satu jika x, y Î A, dengan f(x) = f(y), maka x = y.
Definisi 1.2.8 dapat juga dinyatakan dengan f fungsi satu-satu jika x, y Î A dengan x ¹ y, maka f(x) ¹ f(y). Jadi, fungsi f dari A ke B disebut fungsi satu-satu jika masing-masing unsur berbeda di A mempunyai bayangan yang berbeda di  B. Fungsi satu-satu sering juga disebut dengan fungsi injektif. Jika f fungsi injektif, maka f disebut injeksi.
Pembuktian bahwa fungsi f adalah satu-satu dapat dilakukan dengan menggunakan syarat “jika f(x) = f(y), maka x = y atau “jika x ¹ y, maka f(x) ¹ f(y)”. Contoh berikut akan menjelaskan cara membuktikan bahwa suatu fungsi adalah satu-satu.
Misalkan f : R ® R dengan f(x) = 3x + 2. Akan ditunjukkan bahwa f fungsi satu-satu.   Pertama   digunakan   bukti   langsung   menggunakan   definisi.   Ambil


sebarang  x,  y  Î  A,  dengan  f(x)  =  f(y).  Karena  f(x)  =  f(y),  maka  diperoleh 3x + 2 = 3y + 2. Kedua ruas ditambah –2 dan kemudian dibagi 3, maka didapat x = y. Karena untuk sebarang x, y Î A, dengan f(x) = f(y) berlaku x = y, maka disimpulkan f fungsi satu-satu. Kedua digunakan bukti tidak langsung. Ambil sebarang x, y Î A, dengan x ¹ y. Akan ditunjukkan bahwa f(x) ¹ f(y). Andaikan f(x) = f(y), maka 3x + 2 = 3y + 2. Akibatnya, diperoleh x = y. Hal ini bertentangan dengan yang diketahui bahwa x ¹ y. Berarti pengandaian salah, dan yang benar adalah f(x) ¹ f(y). Karena untuk sebarang x, y Î A, dengan x ¹ y berlaku f(x) ¹ f(y), disimpulkan f fungsi satu-satu.
Berdasarkan definisi 1.2.8, f fungsi satu-satu dari A ke B jika dan hanya jika f-1(y) memuat paling banyak satu elemen, untuk setiap y Î B. Jika f fungsi onto, maka f-1(y) memuat tepat satu elemen x Î A, untuk setiap y Î B. Dengan demikian, jika f fungsi satu-satu dari A pada B, maka himpunan g dengan
g = { (y, x) Î B ´ A f(x) = y}
adalah fungsi dari B ke A. Selain itu, g merupakan fungsi satu-satu dari A pada B
(Mengapa?). Hubungan antara fungsi f dan g adalah sebagai berikut.
Dg = Rf     dan   Rg = Df,


serta


(y, x) Î jika dan hanya jika (x, y) Î f.


Secara singkat, dapat dinyatakan
g(y) = x jika dan hanya jika      f(x) = y.
Penjelasan ini membawa pemahaman pada definisi berikut.
Definisi 1.2.9 Misalkan f adalah fungsi satu-satu dari A pada B dan
f-1 = { (y, x) Î B ´ A f(x) = y}.
Fungai f-1 dari B pada A disebut fungsi invers dari f.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka untuk setiap y Î B,
f-1(y) = x jika dan hanya jika f(x) = y.


Perlu dijelaskan perbedaan antara f-1(H) dengan f-1. Jika f adalah fungsi dari A ke B, dan y Î B sebarang, maka f-1(y) [yang sebenarnya adalah f-1({y})] didefinisikan sebagai himpunan semua x Î A sehingga f(x) = y. Jika f adalah fungsi satu-satu dari A pada B, dan y Î B sebarang, maka f-1(y) adalah nilai dari fungsi invers f-1 di y. Dengan demikian, (y, x) Î f-1 dapat ditulis dengan f-1(y) = x.
Berikut ini beberapa contoh mengenai fungsi invers.
1.     Misalkan f : R ® R dengan f(x) = 3x + 2. Fungsi f adalah fungsi satu-satu dari



R pada R dan f-1 diberikan dengan f-1(y) =

1 (y 2), dengan D

= R.


3                           f-1
2.     Misalkan f : R ® R dengan f(x) = x2. Akan diperoleh bahwa f bukan fungsi satu-satu karena ada –2, 2 Î R, dengan –2 ¹ 2 tetapi f(-2) = f(2) = 4.
Jika Df  = A = { x Î R x ³ 0}, maka f adalah fungsi satu-satu dari A pada A. Misalkan x, y Î A dengan x ¹ y. Anggaplah x < y,  maka diperoleh x2 < y2 , yakni f(x) ¹ f(y). Untuk menunjukkan bahwa f fungsi pada, perlu  ditunjukkan bahwa untuk setiap y Î A, ada x Î A sehingga f(x) = y. Secara intuitif, karena y
³ 0 diketahui bahwa x ada yaitu x = y [Pembuktian secara formal mengenai eksistensi x sehingga x = y , jika y ³ 0, akan ditunjukkan pada bagian selanjutnya]. Karena f fungsi satu-satu dari A pada A, maka f-1 ada yaitu f-1(y) =
, dengan Df-1 = { y Î R y ³ 0}.
Misalkan f fungsi dari A ke B, dan g fungsi dari B ke C. Jika           a Î A, maka f(a) Î B. Karena B = Dg, maka f(a) oleh g akan dipetakan ke g(f(a)) di C. dengan cara ini, akan diperoleh suatu fungsi h dari A ke C yang memetakan a Î A ke g(f(a)) di
A. Sebagai ilustrasi, perhatikan Gambar 1.1 berikut.




·
f
 
f                                            g
a                                   B                                                    ·
g(f(a
h
C
A
Gambar 1 Komposisi g dengan f.
Jadi, h adalah fungsi dari A ke C dengan h(a) = g(f(a)), untuk setiap    a Î A.  Definisi 1.2.10  Misalkan f fungsi dari A ke B, dan g fungsi dari B ke C. Fungsi                                                                                                           g o f : A ® B, yang didefinisikan dengan
g o f = {(a, c) Î A ´ C c = g(f(a))} disebut komposisi dari g dengan f.
Berdasarkan definisi 1.2.10, syarat agar komposisi dari g dengan f terdefinisi adalah Rf haruslah subset dari Dg. Untuk memahami definisi 1.2.10, perhatikan beberapa contoh berikut.
1.     Misalkan f : R ® R dengan f(x) = x2 dan g : R ® R dengan      g(x) = x + 1.
Maka




(g o f)
 
dan

(g o f)(x) = g(f(x)) = g(x2) = x2 + 1, dengan D

= R,


(f o g)(x)=f(g(x))=g(x +1)=(x + 1)2 = x2+2x +1, dengan D(f og) =R.
Berdasarkan contoh ini, diperoleh bahwa (g o f) ¹ (f o g).



2.     Misalkan f(x) =

, dengan Df = {x Î R x ³ 0} dan     g(x) = x2,


dengan Dg = R.                                                 Maka
(g o f)(x) = g(f(x)) = g x ) = x,
dengan     D(g o f) = {x Î R x ³ 0}. Meskipun (g o f)(x) = x, berlaku untuk semua xÎ R, domain g o f adalah


{x Î R x ³ 0} bukan R.
Teorema 1.2.11 Misalkan f fungsi dari A ke B, dan g fungsi dari B ke C.
(a)   Jika f dan g fungsi injektif, maka g o f adalah fungsi injektif.
(b)   Jika g o f adalah fungsi injektif, maka f adalah fungsi injektif.
Bukti:
(a) Ambil sebarang a, b Î A dengan (g o f)(a) = (g o f)(b). Akan ditunjukkan bahwa
a = b. Karena




berarti

(g o f)(a) = (g o f)(b),


g(f(a)) = g(f(b)).


Karena g fungsi injektif, maka f(a) = f(b). Karena f fungsi injektif, maka a = b. Jadi, terbukti g o f adalah fungsi injektif.
(b) Diberikan sebagai latihan.
Teorema 1.2.12 Misalkan f fungsi dari A ke B, dan g fungsi dari B ke C.
(a)   Jika f dan g fungsi surjektif, maka g o f adalah fungsi surjektif.
(b)   Jika g o f adalah fungsi surjektif, maka g adalah fungsi surjektif.
Bukti:
(a)   Ambil sebarang c Î C. Akan ditunjukkan ada a Î A sehingga
(g o f)(a) = c.
Karena  fungsi surjektif, maka ada b Î B sehingga g(b). Karena f fungsi surjektif, maka ada a Î A, sehingga f(a)= b. Jadi, ada a Î A sehingga
(g o f)(a) = g(f(a)) = g(b) = c.
Terbukti bahwa g o f adalah fungsi surjektif.
(b)   Diberikan sebagai latihan.

Definisi 2.9 Misalkan f fungsi dari A ke B. f disebut fungsi bijektif jika f adalah fungsi injektif (fungsi satu-satu) dan fungsi surjektif (fungsi pada).


Latihan 1.2
1.     Misalkan A = {0, 1, 2, 3} dan B = N. Manakah di antara subset dari A ´ B
berikut yang merupakan fungsi dari A ke B? Jelaskan! a.           f = {(0, 2), (1, 4), (2, 6)}
b.   g = {(0, 1), (1, 3), (2, 5), (3, 7)}
c.    h = {(0, 7), (1, 2), (1, 8), (2, 3), (3, 3)}
d.   j = {(-1, 0), (0, 2), (1, 4), (2, 6), (3, 8)}
e.    k = {(x, y) y = 2x + 3, x Î A}
2.     a. Misalkan A = { (x, y) Î R ´ R y = -3x + 3}. Apakah A fungsi? Jelaskan?
b. Misalkan B = { (x, y) Î R ´ R y2 + x2 = 1}. Apakah B fungsi? Jelaskan?
3.     Misalkan f : R ® R dengan f(x) = x2.
a.      Tentukan f-1(4)!
b.     Jika E = { x Î R -1 £ x £ 0}, tentukan f(E) dan f-1(E)!
c.      Jika F = { x Î R 0 £ x £ 1}, tentukan f(F) dan f-1(F)!
d.     Tentukan hubungan antara f(E Ç F) dan f(E) Ç f(F)!
4.     Misalkan f : R ® R dengan f(x) = 2x + 5 dan g : R ® R dengan g(x) = 3x + 1. Tentukan (g o f) dan (f o g)!
5.     Berilah suatu contoh fungsi f dan g dari R ke R sehingga g o f = f o g!
6.    
f
 
Misalkan f fungsi satu-satu dari A ke B. Tunjukkan bahwa          (f-1 o f )(x) = x, untuk semua x Î A dan ( f o f-1)(y) = y, untuk semua y Î R !
7.     Misalkan f dan g fungsi sehingga
(g o f)(x) = x, untuk semua x Î Df, dan (f o g)(y) = y, untuk semua y Î Dg. Buktikan g = f-1!
8.     Misalkan f fungsi dari A ke B, dan g fungsi dari B ke A sehingga   (g o f)(x) = x, untuk semua x Î A. Tunjukkan bahwa f injeksi! Apakah f harus surjeksi?
9.     Misalkan f injeksi dari A ke B. Buktikan bahwa




adalah injeksi!

f-1 = {(b, a) Î B ´ A(a, b) Î f}


10.   Misalkan f : A ® B, dan g: B ® C adalah injeksi. Tunjukkan bahwa (g o f)-1 = f-1
o g-1 di R     !


(g o f)

11.   Tunjukkan jika f : A ® dan E, F Ì maka 
f (E È F ) f (E)È f (F dan f (E Ç F ) Í f (E)Ç f (F ) .


12.   Tunjukkan jika f : A ® dan G, H Ì maka

f -1 (G È H ) =f -1 (G)È f -1 (H ) dan f -1 (G Ç H ) f -1 (G)Ç f -1 (H ) .


13.   Berikan suatu contoh pada fungsi f , g : R ® sedemikian sehingga ¹ akan tetapi berlaku       f o g = g o f .


14.   Buktikan jika f : A ® bijektif dan g :B ® bijektif maka g o f  bijektif dengan A surjektif pada C.


15.   Misalkan f : A ® dan g :B ® sehingga:




i.      Tunjukkan jika g o f  injektif maka injektif. 
ii.      Tunjukkan jika g o f  surjektif maka f  surjektif.






No comments:

Post a Comment

you say