IBX5A82D9E049639

Wednesday, 15 March 2017

PENERAPAN METODE KUMON DALAM PELAJARAN MATEMATIKA

ABSTRAK. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendiskripsikan bagaimana peran dan penerapan metode kumon. metode kumon merupakan metode pembelajaran perseorangan, lembar kerja di desains sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya, level awal untuk setiap siswa dikerjakan sendiri dengan mudah tanpa kesalahan. Metode kumon dalam pembelajaran matematika memililki 4 komponen yang di campur menjadi satu yaitu, 1) Bimbingan perseorangan, 2) belajar mandiri, 3) lembar kerja small–step, 4) pembimbing kumon (guru). Metode kumon dalam pembelajaran Matematika mengingat kebutuhan dan daya serap tentang konsep matematika yang kurang.

KATA KUNCI : Metode Kumon Dalam Pembelajaran Matematika

ABSTRACT.  The purpose of this paper is to describe how the role and application of the Kumon method. 
Kumon method is a method of teaching an individual, Design worksheets in such a way that students can 
understand themselves how to solve the problem is that the initial level for each student work themselves easily without errors. 
Kumon method of learning mathematics have adequate 4 components were mixed into one, namely 
1) Guidance individuals, 2) self-learning, 3) worksheet small-step, 4) Kumon mentors (teachers). 
Kumon method of learning mathematics in mind the needs and absorption of mathematical concepts is lacking.
 
 Keywords: The Kumon Method in Learning Mathematics

PENDAHULUAN
Matematika adalah studi besaran, struktur, ruang dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan Konjuktur baru dan membangun kebenaran dengan metode. Terjadi perdebatan apakah objek-objek matematika itu? Matematika ilmu yang menggambarkan simpul-simpul yang penting, Namun walau matematika pada kenyataanya sangat bermanfaat bagi kehidupan, perkembangan sains dan teknologi sampai upaya melestarikan alam, gagasan matematika bukan realita atau kenyataan.mulai penggunaan penalaran logika dan abstaksi matematika selalu berkembang, matematika digunakan diseluruh dunia sebagai alat yang penting di berbagai bidang.Pembelajaran adalah proses,cara, perubahan menjadikan orang atau makhliuk hidup belajar pada suatu lingkung belajar.pembentukan perilaku secara sistematis ketika seseorang mencoba untuk membentuk individu dengan membimbinganya selama pelajaran yang dilakukan secara bertahab, menegaskan setiap langkah-langkah yang menggambarkan seorang iindividu lebih dekat terhadap respons yang diharapkan, terdapat empat cara membentuk perilaku melalui ; Penegasan positif,penegasan negatif, hukuman dan peniadaan.memperhatikan komponen-komponen pembelajarn yang berkait dengan strategi pembelajaran langsung akan mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan yang telah dicanangkan. Stategi pembelajaran yang digunakan banyak menekankan pada pola-pola lama, seperti ceramah, mencatat, menulis, mengerjakan soal-soal yang tanpa makna, sehingga peserta didik merasa bosan dan tidak berminat pada pelajaran matematika, dengan penilaian yang masih menggunakan Leter and pencil bukan penilaian alternatif atau penilaian berbasis kelas dengan berbagai varians teknik penilaian cara mengatasi masalah pembelajaran dengan memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman terhadap aktor yang menjalankan proses belajar tersebut.

Metode Kumon adalah metode belajar perseorangan,lembar kerja didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat mempelajari dan memahami sendiri bagaimana penyelesaian soalnya, level awal setiap siswa dikerjakan sendiri dengan mudah tanpa kesalahan.jika siswa terus belajar dengan kemampuan sendiri,ia akan mengerjakan bahan pelajarannya s etara dengan tingkatanya atau dapat melampauinya.kumon bertujuan untuk membentuk siswa yang handal dan cakap yang dapat menentukan jalan hidupnya, dengan metode kumon sisea-siswi belajar dari titik pangkal yang tepat. Keistimewaan yang membuat kumon bisa mencapainya ; 1) Bimbingan perseorangan, 2) belajar mandiri, 3) lembar kerja small – step, 4) pembimbing kumon (guru).

Kondisi sistem pendidikan Indonesia yang rumit menuai kritik yang tajam dari berbagai kalangan, terjadinya Stagnasi metodologi pembelajaran yang digunakan padahal metodologi pembelajaran adalah kunci utama membuka wawasan pengetahuan dan teknilogi Aplikasi. Carl Fridrich Gauss mengatakan matematika “RATUNYA ILMU PENGETAHUAN.”

Pada saat pertama kali mengembangkan Metode Kumon, pendirinya yaitu Toru Kumon mempunyai teori bahwa selama putranya dapat mengerjakan matematika SMA dengan mudah, dia akan mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan hal-hal lain yang disukainya. Oleh karena itu beliau memikirkan yang dapat beliau lakukan di rumah untuk membantu putranya dalam mendapatkan kemampuan Matematika SMA. Dengan tujuan untuk membantu putranya dapat mandiri, Toru Kumon mempersiapkan sendiri materi-materi pembelajaran dan metode belajarnya. Beliau menulis soal-soal hitungan pada selembar kertas terpisah dan kemudian menggabungkannya dengan metode belajar mandiri yang memungkinkan putranya untuk maju dengan kemampuannya sendiri.Sebenarnya yang dilakukan Toru Kumon adalah menciptakan bentuk dasar untuk pendidikan Metode Kumon. Beliau telah meletakkan dasar pendekatan bimbingan perseorangan yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar yang sesuai dengan kemampuan akademiknya dan untuk menggali potensinya. Lembar kerja Kumon yang digunakan di seluruh dunia berdasarkan pendekatan yang sama. Yaitu memungkinkan siswa untuk maju ke level yang lebih tinggi dengan memulai pada bagian yang dapat dikerjakan dengan mudah, tidak tergantung usia atau tingkatan kelas di sekolah dan memungkinkan siswa untuk dapat belajar pada tingkatan yang "tepat" dimana tingkatan kesulitan yang dialami siswa akan meningkat sedikit demi sedikit.

Bagian pengembangan lembar kerja secara terus menerus akan dipelajari dari anak-anak dalam usahanya untuk memperbaiki lembar kerja yang sekarang dan juga untuk mengembangkan lembar kerja yang baru dan yang lebih baik untuk memberikan bahan pelajaran yang terbaik untuk siswa-siswa Kumon. Program Kumon Matematika bertujuan agar siswa mampu mengerjakan materi SMA dengan kemampuan sendiri. Lembar kerja disusun dengan elemen-elemen penting yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran materi SMA diferensial dan kalkulus integral seperti: penghitungan dengan empat operasi, persamaan, faktorisasi, dan fungsi serta grafik. Lembar kerja juga didesain dengan tingkat kesulitan yang bertahap dengan menggunakan small steps sehingga, bahkan siswa Sekolah Dasar atau siswa prasekolah dapat maju ke materi diferensial dan kalkulus integral dengan kemampuan sendiri. Kumon tidak menggunakan sistem kelas seperti kursus-kursus lain pada umumnya. Di Kumon, setiap anak mendapatkan program belajar dan bimbingan secara individual sesuai kemampuan masing-masing. Dengan demikian, kemampuan anak dapat berkembang secara maksimal. Selain itu, KUMON menggunakan bahan pelajaran yang disusun secara sistematis dan small steps, untuk membentuk kemampuan dasar yang baik dan memungkinkan anak mengerjakan level yang lebih tinggi.Pada program Matematika Kumon, tujuan yang hendak dicapai adalah membentuk kemampuan dasar agar anak dapat mempelajari Matematika tingkat SMA dengan kemampuannya sendiri.Kumon memberikan materi-materi penting yang diperlukan agar anak dapat mempelajari Matematika tingkat SMA dengan kemampuannya sendiri, itulah sebabnya kurikulum kita lebih efektif dan efisien daripada kurikulum yang ada di sekolah umumnya. Meski demikian, cara menyelesaikan soal tentunya sejalan dengan yang diajarkan guru.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam Syaiful Bahri Djamarah&Aswan Zain, 2002 : 89) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
1)    Siswa adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Dalam hal ini terdapat berbagai macam perbedaan, baik dari aspek intelektual, status sosial, latar belakang kehidupan, kemampuan dalm memgolah kesan dari bahan pelajaran yang baru disampaikan.
2)    Tujuan adalah Sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Metode guru harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap siswa.
3)    Situasi, dalam kegiatan belajar mengajar yag harus guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari dan waktu yang tersedia cukup untuk bahan pengajaran yang ditentukan
4)    Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar siswa disekolah.
5)    Guru, dalam hal ini adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar misalnya; kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar.

Sedangkan pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru. ( Sagala, 2008 : 61). Menurut Dimyati dan Mujiono dalam Sagala (2008) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN no. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkaran belajar. Jadi dapat disimpulakan pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meninghkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. (Sagala, 2008 : 62)

Landasan Teoritis dan Hukum
Pada hakikatnya landasan teoritis PAIKEM berasal dari pembelajaran Active Learning atau pembelajaran aktif. Konsep ini didasari pada keyakinan bahwa hakikat belajar adalah proses membangun makna atau pemahaman, oleh si pembelajar, terhadap pengalaman dan informasi yang disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan yang dimiliki), dan perasaan. Dengan demikian, siswa harus aktif mencari informasi, pengalaman, maupun keterampilan tersebut, dalam rangka membangun sebuah makna dari hasil proses pembelajaran. Active learning menjadi starting point mendinamisir potensi anak didik, mereka bangun dari tidurnya yang panjang, dan menyadari bahwa mereka mempunyai potensi besar yang bias dikembangkan semaksimal mungkin, sebagai pijakan meraih kesuksesan besar dalam hidup masa depan. Dan “Learning is fun” belajar itu menyenangkan.

Adapun landasan hukum pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 4 Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membenagun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pasal 40 Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
PP No. 19 Tahun 2005, pasal 19 Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan.
Landasan tersebut di atas merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Pada dasarnya guru sudah banyak yang mengetahui hal tersebut, tetapi dalam penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan kemauan dan motivasi yang kuat dari guru untuk menerapkan PAIKEM di kelasnya.
Kumon menghargai nilai dari belajar mandiri. Maka, bimbingan perseorangan adalah salah satu fitur dasar dari Metode Kumon. Kunci dari bimbingan perseorangan adalah belajar pada tingkatan yang tepat, yaitu ketika siswa dapat maju secara mandiri tanpa diajari secara khusus.
Lembar kerja Kumon disusun untuk menumbuhkan sikap belajar mandiri. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Ketika memasuki topik baru diberikan contoh dan penjelasan yang mendorong siswa untuk mempelajarinya sendiri dan maju dengan kemampuannya sendiri
Metode Kumon memiliki keistimewaan yaitu: 1) Memulai dari level yang tepat akan menumbuhkan kecintaan belajar, 2) Sesuai dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes penempatan, 3) Maju dengan kemampuan sendiri, 4) Bahan pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil (small-steps) sehingga memperoleh kemampuan dasar yang kuat untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, 5) Lembar kerja Kumon disusun untuk menumbuhkan sikap belajar mandiri, 6) Anak mengerjakan soal secara mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat yang lebih sulitm, 7) Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan kemampuan belajar mandiri, 8) Maju melampaui tingkatan kelas9) Di Kumon, orangtua memegang peranan yang sangat penting, 10) Belajar secara kontinu dengan metode Kumon akan bermanfaat dalam membentuk masa depan anak.
Dalam metode ini yang menonjol adalah: 1) Individual Pace yang artinya setiap anak belajar dengan kecepatan masing-masing (tidak seperti di sekolah), 2) Dilegence yang artinya anak di dorong untuk rajin setiap hari mengerjakan konsep yang sama sampai akhirnya menjadi mahir.
Kelebihan metode Kumon: 1) Sesuai dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes penempatan sehingga anak tidak merasa tersiksa, 2) Bahan pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil sehingga anak bisa memperoleh kemampuan dasar yang kuat, 3) Anak mengerjakan soal secara mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat yang lebih sulit bila mengalami kesulitan bisa melihat buku penyelesaian sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, 4) Kumon mengajak anak disiplin.

Kelemahan Metode Kumon: 1) Tidak semua siswa dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama, 2) Anak belajar secara perorangan sehingga dimungkinkan tumbuh rasa individualisme, 3) Kedisiplinan kumon kadang membuat anak-anak menjadi tidak kreatif.
Diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.



Ciri-ciri Model Pembelajaran
Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :
1)    Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2)    Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3)    Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.
4)    Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.

Memilih Model Pembelajaran Yang Baik.

Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya.
Menurut Sardiman A. M. (2004: 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Colin Marsh (1996: 10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.
Metode Kumon yang diberikan secara perorangan pada tingkatan dan porsi yang tepat akan mengembangkan kemampuan matematika siswa. Selain itu belajar dalam waktu yang singkat dan rutin setiap harinya, maka dalam diri siswa akan terbentuk kemampuan berkonsentrasi, ketangkasan kerja, kemampuan berpikir, kebiasaan belajar dan rasa percaya diri yang merupakan dasar untuk mempelajari hal-hal lainnya. Sesuai dengan pendapat Shita, (2009) Metode Kumon bukan hanya meningkatkan penguasaan matematika, tapi juga berbagai kemampuan belajar pada siswa, mulai dari konsentrasi dan ketangkasan kerja, semangat kebiasaan belajar mandiri, kebiasaan belajar setiap hari. Bila ia bisa menyelesaikan soal latihan matematika dari sekolah dengan cepat, maka ia bisa menggunakan sisa waktu untuk mempelajari ilmu lain. Alhasil, pelajaran lain pun pasti akan meningkat. (Shinta, Online 20 April 2010)

LANGKAH –LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 1-2
Kegiatan Awal
Tahapan pendahuluan: 1) Guru masuk kelas dengan mengucap salam dan semangat ,peserta didik menjawab salam dengan semangat,  2) guru memerintah ketua kelas untuk memimpin doa sesuai dengan agama  dan kepecayaan masing – masing sebelum pelajaran di mulai, siswa berdoa dengan hitmat, 3) guru mengabsensi siswa ,siswa menjawab dan melihat sekelilingnya apakah teman sekelilingnya ada yang tidak hadir, guru menanyakan kepada siswa lain dan siswa yang lain memberikan alasan mengapa temanya tidak hadir, 4) guru memberi tau KBM dan metodologi pembelajaran hari ini, 5) memberi motifasi  kepada peserta didik dengan mengunakan kata – kata mutiara, siswa mendengarkan, 6) Apresepsi Mengingat kembali konsep penjumlahan Pecahan Melakukan game yang berhubungan dengan materi atau dengan melakukan tes tertulis dengan menggunakan soal latihan, siswa mengikuti game dan tes yang di berikan.
Tahap inti
1)    Mula-mula, guru menyajikan konsep dan siswa memperhatikan penyajian tersebut
2)    Kemudian siswa mengambil buku saku yang telah disediakan, menyerahkan lembar kerja PR yang sudah dikerjakannya di rumah, dan mengambil lembar kerja yang telah dipersiapkan guru untuk dikerjakan siswa pada hari tersebu
3)    Siswa duduk dan mulai mengerjakan lembar kerjanya. Karena pelajaran diprogram sesuai dengan kemampuan masing-masing, biasanya siswa dapat mengerjakan lembar kerja tersebut dengan lancar
4)    Setelah selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada guru untuk diperiksa dan diberi nilai. Sementara lembar kerjanya dinilai, siswa berlatih dengan alat bantu belajar.
5)    Setelah lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, guru mencatat hasil belajar hari itu pada “Daftar Nilai”. Hasil ini nantinya akan dianalisa untuk penyusunan program belajar berikutnya
6)    Bila ada bagian yang masih salah, siswa diminta untuk membetulkan bagian tersebut hingga semua lembar kerjanya memperoleh nilai 100. Tujuannya, agar siswa menguasai pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
7)    Jika siswa sampai mengulang 5 kali, maka guru melakukan pendekatan kepada siswa dan menanyakan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
8)    Setelah selesai, siswa mengikuti latihan secara lisan.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi :
1)    Guru bertanya tentang hal–hal yang belom di ketahui peserta didik, siswa pun bertanya hal-hal yang belum di mengerti.
2)    Guru dan siswa bersama–sama meluruskan kesalahan dan memberikan penguatan materi dan menyimpulkan.
3)     Sebelum pulang, guru memberikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa hari itu dan memberitahu materi yang akan dikerjakan siswa pada hari berikutnya.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1)    Memberikan latihan soal
2)    Memberikan soal pekerjaan rumah
3)    Menutup pelajaran













PENUTUP
Simpulan
Proses pembelajaran disekolah merupakan konsep pendidikan yang terrencana,terpadu, dan terkordinasi secara sistematis dengan setandar dan ukuran evaluasi yang jelas dan tegas. Oleh karena itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar disekolah merupakan salah satu kesatuan utuh yang tidak memungkinkan bersifat terpisah dan acak. Kurikulum yang adan harus berhubumgan secara sistematis dengan metodologi pembelajaran pun harus dirumuskan secara terperinci dan detail. Oleh sebab itu pengembangan kurikulum pada prakteknya selalu berkaitan dengan metodologi pembelajaran.
Sebagian besar masalah yang dihadapi sistem pendidikan di Indonesia berujung pada dua persoalan utama tersebut, yaitu kurikulum dan metodologi pembelajaran. Tujuh jenis kecerdasan  itu adalah visual (spesial), kecerdasan verbal (linguistik), kecerdasan musik, kecerdsSasan kinestetik, kecerdasan logis (matematisa),kecerdasan interprsonal, dan kecerdasan intrapersonal.  Oleh karena itu pada tataran model pembelajaran afektif memiliki beragam model pembelajaran yang berbeda –beda ketika ingin diterapkan dalam dunia nyata. Namun satu hal yang pasti adalah bahwa model pembelajran yang afektif selalu melibatkan unsur perasaan, naluri, dan keinginan psikologi sosialgi manusia.

Saran
            Berbicara mengenai modal–modal pembelajaran, banyak sekali model–model pembelajaran yang dapat di kuasai oleh seorang guru, salah satunya adalah model spektakuler metode kumon. Penerapan model spektakur metode kumon adalah salah satu cara untuk mengevaluasi pesrta didik agar dapat menguasai konsep matematika. Model pembelajaran ini sangat cocok digunakan dan di terapkan pada kalangan mahasiswa dan tingkat SMA/SMK serta SMP tetapi tidak menutupi kemungkinan juga untuk diterapkan pada siswa SD namun pada kelas yang lebih tinggi seperti kelas 4, 5 dan 6.


DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Nurul K W. 2010. “Peningkatan Penguasaan Perkalian dan Pembagian melalui Pembelajaran Matematika dengan variasi metodologi kumon (PTK  kelas III SDN Cokraningratan 32 laweyan Tahun Ajaran 2009/2010”.

Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.
Dimyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. ”Psikologi Belajar”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.

Simanjuntak, lisnawaty, dkk. 1993. Metode mengajar matematika. Jakarta:
Rineka cipta

Untoro. 2009. Buku Pitar Matematika SD. Jakarta: Wahyu Media.



No comments:

Post a Comment

you say