ABSTRAK.
Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk mendiskripsikan bagaimana peran dan penerapan
metode kumon. metode kumon merupakan metode pembelajaran perseorangan, lembar
kerja di desains sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri
bagaimana menyelesaikan soalnya, level awal untuk setiap siswa dikerjakan
sendiri dengan mudah tanpa kesalahan. Metode kumon dalam pembelajaran
matematika memililki 4 komponen yang di campur menjadi satu yaitu, 1) Bimbingan
perseorangan, 2) belajar mandiri, 3) lembar kerja small–step, 4) pembimbing
kumon (guru). Metode kumon dalam pembelajaran Matematika mengingat kebutuhan
dan daya serap tentang konsep matematika yang kurang.
KATA
KUNCI : Metode Kumon Dalam Pembelajaran Matematika
ABSTRACT. The purpose of this paper is to describe how the role and application of the Kumon method.
Kumon method is a method of teaching an individual, Design worksheets in such a way that students can
understand themselves how to solve the problem is that the initial level for each student work themselves easily without errors.
Kumon method of learning mathematics have adequate 4 components were mixed into one, namely
1) Guidance individuals, 2) self-learning, 3) worksheet small-step, 4) Kumon mentors (teachers).
Kumon method of learning mathematics in mind the needs and absorption of mathematical concepts is lacking.
Keywords: The Kumon Method in Learning Mathematics
PENDAHULUAN
Matematika adalah studi besaran,
struktur, ruang dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola,
merumuskan Konjuktur baru dan membangun kebenaran dengan metode. Terjadi
perdebatan apakah objek-objek matematika itu? Matematika ilmu yang
menggambarkan simpul-simpul yang penting, Namun walau matematika pada
kenyataanya sangat bermanfaat bagi kehidupan, perkembangan sains dan teknologi
sampai upaya melestarikan alam, gagasan matematika bukan realita atau
kenyataan.mulai penggunaan penalaran logika dan abstaksi matematika selalu
berkembang, matematika digunakan diseluruh dunia sebagai alat yang penting di
berbagai bidang.Pembelajaran adalah proses,cara, perubahan menjadikan orang
atau makhliuk hidup belajar pada suatu lingkung belajar.pembentukan perilaku
secara sistematis ketika seseorang mencoba untuk membentuk individu dengan
membimbinganya selama pelajaran yang dilakukan secara bertahab, menegaskan
setiap langkah-langkah yang menggambarkan seorang iindividu lebih dekat
terhadap respons yang diharapkan, terdapat empat cara membentuk perilaku
melalui ; Penegasan positif,penegasan negatif, hukuman dan
peniadaan.memperhatikan komponen-komponen pembelajarn yang berkait dengan
strategi pembelajaran langsung akan mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan
yang telah dicanangkan. Stategi pembelajaran yang digunakan banyak menekankan
pada pola-pola lama, seperti ceramah, mencatat, menulis, mengerjakan soal-soal
yang tanpa makna, sehingga peserta didik merasa bosan dan tidak berminat pada
pelajaran matematika, dengan penilaian yang masih menggunakan Leter and pencil
bukan penilaian alternatif atau penilaian berbasis kelas dengan berbagai
varians teknik penilaian cara mengatasi masalah pembelajaran dengan memberikan
pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman terhadap aktor yang menjalankan proses
belajar tersebut.
Metode Kumon adalah metode
belajar perseorangan,lembar kerja didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat
mempelajari dan memahami sendiri bagaimana penyelesaian soalnya, level awal
setiap siswa dikerjakan sendiri dengan mudah tanpa kesalahan.jika siswa terus
belajar dengan kemampuan sendiri,ia akan mengerjakan bahan pelajarannya s etara
dengan tingkatanya atau dapat melampauinya.kumon bertujuan untuk membentuk
siswa yang handal dan cakap yang dapat menentukan jalan hidupnya, dengan metode
kumon sisea-siswi belajar dari titik pangkal yang tepat. Keistimewaan yang
membuat kumon bisa mencapainya ; 1) Bimbingan perseorangan, 2) belajar mandiri,
3) lembar kerja small – step, 4) pembimbing kumon (guru).
Kondisi sistem pendidikan
Indonesia yang rumit menuai kritik yang tajam dari berbagai kalangan,
terjadinya Stagnasi metodologi pembelajaran yang digunakan padahal metodologi
pembelajaran adalah kunci utama membuka wawasan pengetahuan dan teknilogi
Aplikasi. Carl Fridrich Gauss mengatakan matematika “RATUNYA ILMU PENGETAHUAN.”
Pada saat pertama kali
mengembangkan Metode Kumon, pendirinya yaitu Toru Kumon mempunyai teori bahwa
selama putranya dapat mengerjakan matematika SMA dengan mudah, dia akan
mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan hal-hal lain yang disukainya. Oleh
karena itu beliau memikirkan yang dapat beliau lakukan di rumah untuk membantu
putranya dalam mendapatkan kemampuan Matematika SMA. Dengan tujuan untuk
membantu putranya dapat mandiri, Toru Kumon mempersiapkan sendiri materi-materi
pembelajaran dan metode belajarnya. Beliau menulis soal-soal hitungan pada
selembar kertas terpisah dan kemudian menggabungkannya dengan metode belajar
mandiri yang memungkinkan putranya untuk maju dengan kemampuannya
sendiri.Sebenarnya yang dilakukan Toru Kumon adalah menciptakan bentuk dasar
untuk pendidikan Metode Kumon. Beliau telah meletakkan dasar pendekatan
bimbingan perseorangan yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar yang sesuai
dengan kemampuan akademiknya dan untuk menggali potensinya. Lembar kerja Kumon
yang digunakan di seluruh dunia berdasarkan pendekatan yang sama. Yaitu
memungkinkan siswa untuk maju ke level yang lebih tinggi dengan memulai pada
bagian yang dapat dikerjakan dengan mudah, tidak tergantung usia atau tingkatan
kelas di sekolah dan memungkinkan siswa untuk dapat belajar pada tingkatan yang
"tepat" dimana tingkatan kesulitan yang dialami siswa akan meningkat
sedikit demi sedikit.
Bagian pengembangan lembar kerja
secara terus menerus akan dipelajari dari anak-anak dalam usahanya untuk
memperbaiki lembar kerja yang sekarang dan juga untuk mengembangkan lembar
kerja yang baru dan yang lebih baik untuk memberikan bahan pelajaran yang
terbaik untuk siswa-siswa Kumon. Program Kumon Matematika bertujuan agar siswa
mampu mengerjakan materi SMA dengan kemampuan sendiri. Lembar kerja disusun
dengan elemen-elemen penting yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran materi
SMA diferensial dan kalkulus integral seperti: penghitungan dengan empat
operasi, persamaan, faktorisasi, dan fungsi serta grafik. Lembar kerja juga
didesain dengan tingkat kesulitan yang bertahap dengan menggunakan small steps
sehingga, bahkan siswa Sekolah Dasar atau siswa prasekolah dapat maju ke materi
diferensial dan kalkulus integral dengan kemampuan sendiri. Kumon tidak
menggunakan sistem kelas seperti kursus-kursus lain pada umumnya. Di Kumon,
setiap anak mendapatkan program belajar dan bimbingan secara individual sesuai
kemampuan masing-masing. Dengan demikian, kemampuan anak dapat berkembang
secara maksimal. Selain itu, KUMON menggunakan bahan pelajaran yang disusun
secara sistematis dan small steps, untuk membentuk kemampuan dasar yang baik
dan memungkinkan anak mengerjakan level yang lebih tinggi.Pada program
Matematika Kumon, tujuan yang hendak dicapai adalah membentuk kemampuan dasar
agar anak dapat mempelajari Matematika tingkat SMA dengan kemampuannya
sendiri.Kumon memberikan materi-materi penting yang diperlukan agar anak dapat
mempelajari Matematika tingkat SMA dengan kemampuannya sendiri, itulah sebabnya
kurikulum kita lebih efektif dan efisien daripada kurikulum yang ada di sekolah
umumnya. Meski demikian, cara menyelesaikan soal tentunya sejalan dengan yang
diajarkan guru.
Menurut Winarno Surakhmad
(dalam Syaiful Bahri Djamarah&Aswan Zain, 2002 : 89) mengatakan, bahwa
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai
berikut:
1)
Siswa
adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Dalam hal ini terdapat
berbagai macam perbedaan, baik dari aspek intelektual, status sosial, latar
belakang kehidupan, kemampuan dalm memgolah kesan dari bahan pelajaran yang
baru disampaikan.
2)
Tujuan
adalah Sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Metode guru
harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap
siswa.
3)
Situasi,
dalam kegiatan belajar mengajar yag harus guru ciptakan tidak selamanya sama
dari hari kehari dan waktu yang tersedia cukup untuk bahan pengajaran yang
ditentukan
4)
Fasilitas
adalah kelengkapan yang menunjang belajar siswa disekolah.
5)
Guru,
dalam hal ini adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode mengajar misalnya; kepribadian, latar belakang pendidikan
dan pengalaman mengajar.
Sedangkan
pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru. ( Sagala, 2008 :
61). Menurut Dimyati dan Mujiono dalam Sagala (2008) pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN no.
20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkaran belajar. Jadi dapat disimpulakan
pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan
kreatifitas berfikir yang dapat meninghkatkan kemampuan berfikir siswa, serta
dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. (Sagala, 2008 :
62)
Landasan Teoritis dan Hukum
Pada hakikatnya landasan teoritis PAIKEM berasal
dari pembelajaran Active Learning atau pembelajaran aktif. Konsep ini
didasari pada keyakinan bahwa hakikat belajar adalah proses membangun makna
atau pemahaman, oleh si pembelajar, terhadap pengalaman dan informasi yang
disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan yang dimiliki), dan perasaan.
Dengan demikian, siswa harus aktif mencari informasi, pengalaman, maupun
keterampilan tersebut, dalam rangka membangun sebuah makna dari hasil proses
pembelajaran. Active learning menjadi starting
point mendinamisir potensi anak didik, mereka bangun dari tidurnya yang
panjang, dan menyadari bahwa mereka mempunyai potensi besar yang bias
dikembangkan semaksimal mungkin, sebagai pijakan meraih kesuksesan besar dalam
hidup masa depan. Dan “Learning is fun” belajar itu menyenangkan.
Adapun landasan hukum pembelajaran ini adalah
sebagai berikut:
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal
4 Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membenagun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pasal 40 Menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
PP No. 19 Tahun 2005, pasal 19 Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan.
Landasan tersebut di atas
merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Pada dasarnya guru sudah
banyak yang mengetahui hal tersebut, tetapi dalam penerapannya masih banyak
kendala. Disinilah dibutuhkan kemauan dan motivasi yang kuat dari guru untuk
menerapkan PAIKEM di kelasnya.
Kumon menghargai nilai dari
belajar mandiri. Maka, bimbingan perseorangan adalah salah satu fitur dasar
dari Metode Kumon. Kunci dari bimbingan perseorangan adalah belajar pada
tingkatan yang tepat, yaitu ketika siswa dapat maju secara mandiri tanpa
diajari secara khusus.
Lembar kerja Kumon disusun untuk
menumbuhkan sikap belajar mandiri. Lembar kerjanya telah didesain
sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk memahami sendiri bagaimana
menyelesaikan soalnya. Ketika memasuki topik baru diberikan contoh dan
penjelasan yang mendorong siswa untuk mempelajarinya sendiri dan maju dengan
kemampuannya sendiri
Metode Kumon memiliki
keistimewaan yaitu: 1) Memulai dari level yang tepat akan menumbuhkan kecintaan
belajar, 2) Sesuai dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes
penempatan, 3) Maju dengan kemampuan sendiri, 4) Bahan pelajaran tersusun atas
langkah-langkah kecil (small-steps) sehingga memperoleh kemampuan dasar yang
kuat untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, 5) Lembar kerja Kumon disusun
untuk menumbuhkan sikap belajar mandiri, 6) Anak mengerjakan soal secara
mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat yang lebih sulitm, 7)
Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan kemampuan belajar mandiri, 8)
Maju melampaui tingkatan kelas9) Di Kumon, orangtua memegang peranan yang
sangat penting, 10) Belajar secara kontinu dengan metode Kumon akan bermanfaat
dalam membentuk masa depan anak.
Dalam metode ini yang menonjol adalah: 1) Individual
Pace yang artinya setiap anak belajar dengan kecepatan masing-masing (tidak
seperti di sekolah), 2) Dilegence yang artinya anak di dorong untuk rajin
setiap hari mengerjakan konsep yang sama sampai akhirnya menjadi mahir.
Kelebihan metode Kumon: 1) Sesuai dengan kemampuan
karena sebelum anak belajar ada tes penempatan sehingga anak tidak merasa
tersiksa, 2) Bahan pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil sehingga anak
bisa memperoleh kemampuan dasar yang kuat, 3) Anak mengerjakan soal secara
mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat yang lebih sulit bila
mengalami kesulitan bisa melihat buku penyelesaian sehingga pembelajaran akan
lebih bermakna, 4) Kumon mengajak anak disiplin.
Kelemahan Metode Kumon: 1) Tidak semua siswa dalam
satu kelas memiliki kemampuan yang sama, 2) Anak belajar secara perorangan
sehingga dimungkinkan tumbuh rasa individualisme, 3) Kedisiplinan kumon kadang
membuat anak-anak menjadi tidak kreatif.
Diartikan sebagai
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran,
dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan
banyak alat bantu dalam penerapannya.
Ciri-ciri Model Pembelajaran
Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :
1)
Rasional
teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2)
Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3)
Tingkah
laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan
berhasil.
4)
Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan model pembelajaran menurut
Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang
dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung;
pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan
learning strategi.
Memilih Model Pembelajaran Yang Baik.
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang
tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam
memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi
siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif
dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang
dijalaninya.
Menurut Sardiman A. M. (2004: 165),
guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar.
Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang
guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup
pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan
sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran
yang kondusif.
Colin Marsh (1996: 10) yang
menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta
didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi,
merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi
tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.
Metode Kumon
yang diberikan secara perorangan pada tingkatan dan porsi yang tepat akan
mengembangkan kemampuan matematika siswa. Selain itu belajar dalam waktu yang
singkat dan rutin setiap harinya, maka dalam diri siswa akan terbentuk
kemampuan berkonsentrasi, ketangkasan kerja, kemampuan berpikir, kebiasaan
belajar dan rasa percaya diri yang merupakan dasar untuk mempelajari hal-hal
lainnya. Sesuai dengan pendapat Shita, (2009) Metode Kumon bukan hanya
meningkatkan penguasaan matematika, tapi juga berbagai kemampuan belajar pada
siswa, mulai dari konsentrasi dan ketangkasan kerja, semangat kebiasaan belajar
mandiri, kebiasaan belajar setiap hari. Bila ia bisa menyelesaikan soal latihan
matematika dari sekolah dengan cepat, maka ia bisa menggunakan sisa waktu untuk
mempelajari ilmu lain. Alhasil, pelajaran lain pun pasti akan meningkat.
(Shinta, Online 20 April 2010)
LANGKAH –LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan
ke 1-2
Kegiatan Awal
Tahapan pendahuluan: 1) Guru masuk kelas dengan mengucap salam dan
semangat ,peserta didik menjawab salam dengan semangat, 2) guru memerintah ketua kelas untuk memimpin
doa sesuai dengan agama dan kepecayaan
masing – masing sebelum pelajaran di mulai, siswa berdoa dengan hitmat, 3) guru
mengabsensi siswa ,siswa menjawab dan melihat sekelilingnya apakah teman
sekelilingnya ada yang tidak hadir, guru menanyakan kepada siswa lain dan siswa
yang lain memberikan alasan mengapa temanya tidak hadir, 4) guru memberi tau
KBM dan metodologi pembelajaran hari ini, 5) memberi motifasi kepada peserta didik dengan mengunakan kata –
kata mutiara, siswa mendengarkan, 6) Apresepsi Mengingat kembali konsep
penjumlahan Pecahan Melakukan game yang berhubungan dengan materi atau dengan
melakukan tes tertulis dengan menggunakan soal latihan, siswa mengikuti game dan
tes yang di berikan.
Tahap inti
1)
Mula-mula, guru
menyajikan konsep dan siswa memperhatikan penyajian tersebut
2)
Kemudian
siswa mengambil buku saku yang telah disediakan, menyerahkan lembar kerja PR
yang sudah dikerjakannya di rumah, dan mengambil lembar kerja yang telah
dipersiapkan guru untuk dikerjakan siswa pada hari tersebu
3)
Siswa
duduk dan mulai mengerjakan lembar kerjanya. Karena pelajaran diprogram sesuai
dengan kemampuan masing-masing, biasanya siswa dapat mengerjakan lembar kerja
tersebut dengan lancar
4)
Setelah
selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada guru untuk diperiksa dan
diberi nilai. Sementara lembar kerjanya dinilai, siswa berlatih dengan alat
bantu belajar.
5)
Setelah
lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, guru mencatat hasil belajar
hari itu pada “Daftar Nilai”. Hasil ini nantinya akan dianalisa untuk
penyusunan program belajar berikutnya
6)
Bila
ada bagian yang masih salah, siswa diminta untuk membetulkan bagian tersebut
hingga semua lembar kerjanya memperoleh nilai 100. Tujuannya, agar siswa
menguasai pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
7)
Jika
siswa sampai mengulang 5 kali, maka guru melakukan pendekatan kepada siswa dan
menanyakan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
8)
Setelah
selesai, siswa mengikuti latihan secara lisan.
Konfirmasi Dalam
kegiatan konfirmasi :
1)
Guru
bertanya tentang hal–hal yang belom di ketahui peserta didik, siswa pun
bertanya hal-hal yang belum di mengerti.
2)
Guru
dan siswa bersama–sama meluruskan kesalahan dan memberikan penguatan materi dan
menyimpulkan.
3)
Sebelum
pulang, guru memberikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa hari itu dan
memberitahu materi yang akan dikerjakan siswa pada hari berikutnya.
Kegiatan
Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
1) Memberikan latihan soal
2) Memberikan soal pekerjaan rumah
3) Menutup pelajaran
PENUTUP
Simpulan
Proses
pembelajaran disekolah merupakan konsep pendidikan yang terrencana,terpadu, dan
terkordinasi secara sistematis dengan setandar dan ukuran evaluasi yang jelas
dan tegas. Oleh karena itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan proses
belajar disekolah merupakan salah satu kesatuan utuh yang tidak memungkinkan
bersifat terpisah dan acak. Kurikulum yang adan harus berhubumgan secara
sistematis dengan metodologi pembelajaran pun harus dirumuskan secara
terperinci dan detail. Oleh sebab itu pengembangan kurikulum pada prakteknya
selalu berkaitan dengan metodologi pembelajaran.
Sebagian
besar masalah yang dihadapi sistem pendidikan di Indonesia berujung pada dua
persoalan utama tersebut, yaitu kurikulum dan metodologi pembelajaran. Tujuh
jenis kecerdasan itu adalah visual
(spesial), kecerdasan verbal (linguistik), kecerdasan musik, kecerdsSasan
kinestetik, kecerdasan logis (matematisa),kecerdasan interprsonal, dan
kecerdasan intrapersonal. Oleh karena
itu pada tataran model pembelajaran afektif memiliki beragam model pembelajaran
yang berbeda –beda ketika ingin diterapkan dalam dunia nyata. Namun satu hal
yang pasti adalah bahwa model pembelajran yang afektif selalu melibatkan unsur
perasaan, naluri, dan keinginan psikologi sosialgi manusia.
Saran
Berbicara mengenai modal–modal pembelajaran, banyak sekali
model–model pembelajaran yang dapat di kuasai oleh seorang guru, salah satunya
adalah model spektakuler metode kumon. Penerapan model spektakur metode kumon
adalah salah satu cara untuk mengevaluasi pesrta didik agar dapat menguasai
konsep matematika. Model pembelajaran ini sangat cocok digunakan dan di
terapkan pada kalangan mahasiswa dan tingkat SMA/SMK serta SMP tetapi tidak
menutupi kemungkinan juga untuk diterapkan pada siswa SD namun pada kelas yang
lebih tinggi seperti kelas 4, 5 dan 6.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Nurul K W. 2010. “Peningkatan Penguasaan Perkalian dan Pembagian
melalui Pembelajaran Matematika dengan variasi metodologi kumon (PTK kelas III SDN Cokraningratan 32 laweyan Tahun
Ajaran 2009/2010”.
Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.
Dimyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. ”Psikologi Belajar”. Jakarta
: PT. Rineka Cipta.
Sardiman,
A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.
Simanjuntak,
lisnawaty, dkk. 1993. Metode mengajar
matematika. Jakarta:
Rineka cipta
Rineka cipta
Untoro. 2009. Buku
Pitar Matematika SD. Jakarta: Wahyu Media.
No comments:
Post a Comment
you say