STRATEGI
PEMBELAJARAN KWL (KNOW WANT – LEARN)
DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Dede Kusyanto
Program
Studi Pendidikan Matematika
Universitas
Indraprasta PGRI
ABSTRAK: Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peran dan cara
menerapkan strategi pembelajaran Know-Want-Learn
dalam pembelajaran matematika. Strategi pembelajaran Know-Want-Learn merupakan strategi pembelajaran mengukir lebih
dalam suatu pengetahuan yang diketahui oleh siswa sehingga siswa dapat belajar
yang akan menimbulkan rasa ingin tahunya. Strategi pembelajaran Know – Want – Learn ini sangat cocok
dalam pembelajaran matematika, karena siswa dapat mecari tahu rasa ingin tahunya
yang lebih mendalam lagi.
Kata kunci : Strategi
Pembelajaran, Know – Want – Learn
Pendahuluan
Istilah matematika berasal dari
bahasa Yunani “mathein” atau “manthenein” yang berarti mempelajari.
Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata Sansekerta, mudna atau
widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau inteligensia.
Subarinah (2006 : 1) memandang
istilah matematika sebagai berikut : Matematika merupakan pola pikir, pola
mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi
memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang
tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya.
Matematika diartikan oleh Johnson
dan Rising (Suherman Erman; 2003:19) sebagai pola berpikir, pola
mengorganisasi, pembuktian yang logik, bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol
dan padat. Matematika menurut Erman Suherman (2003:253) adalah disiplin ilmu
tentang tata cara berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif. Menurut Johnson dan Myklebust yang dikutip olah Mulyono
Abdurrahman (2002:252) matematika adalah bahasa simbiolis yang fungsi
praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Bentuk jamak sering dipakai di
dalam bahasa Inggris, seperti juga di dalam bahasa Perancis les mathématiques (dan jarang digunakan
sebagai turunan bentuk tunggal la
mathématique), merujuk pada bentuk jamak bahasa Latin yang cenderung netral mathematica (Cicero), berdasarkan
bentuk jamak bahasa Yunani τα μαθηματικά
(ta mathēmatiká), yang dipakai Aristoteles, yang terjemahan kasarnya
berarti "segala hal yang matematis". Tetapi, di dalam bahasa Inggris,
kata benda mathematics mengambil bentuk tunggal bila dipakai sebagai kata
kerja. Di dalam ragam percakapan, matematika kerap kali disingkat sebagai math di Amerika Utara dan maths di tempat lain.
Pembelajaran adalah suatu kondisi
yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswa (Syaiful Bahri
Djamarah; 2002: 43). Erman Suherman (2003 : 8) mengartikan pembelajaran sebagai
upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
berkembang secara optimal. Menurut Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 (Benny
Susetyo; 2005: 167) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Peserta didik yang
dimaksud adalah siswa dan pendidik adalah guru. Menurut Sugihartono (2007: 81),
pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan, mengorganisir, dan menciptakan sistem lingkungan dengan
berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif
dan efisien serta dengan hasil yang optimal.
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru
dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada
suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai
metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan
siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.
Selain interaksi yang baik antara
guru dan siswa tersebut, faktor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran
matematika adalah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
Namun pada dasarnya terdapat
beberapa permasalahan pokok dalam pendidikan matematika disekolah yang kita
hadapi saat ini, yaitu : 1) Peran matematika tidak dirasa penting oleh siswa.
2) Siswa enggan belajar matematika. 3) Guru bersusah payah memotivasi siswa
untuk belajar matematika. 4) Belajar tambahan diluar jam sekolah untuk
matematika menjadi wajib. 5) Orang tua cemas jika anaknya lemah dalam
matematika. 6) Keprofesionalan guru matematika. 7) Hasil UN Matematika tidak
sesuai dengan kenyataannya.
Permasalahan pendidikan
matematika yang terjadi saat ini, pasti terjadi karena ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Saat ini seorang guru lebih tertarik pada SKKD dari pada
tujuan awal belajar matematika. Berikut beberapa permasalahanya :
Dari aspek dokumen : Sebagian besar guru kurang
memahami bahkan tidak memiliki dokumen Standar Isi, pemahaman guru terhadap
Standar Isi sangat beragam, kepadatan materi dirasakan masih cukup tinggi
sehingga tidak tertampung oleh alokasi waktu yang ada.
Dari aspek penyusunan program: Guru masih sulit
menjabarkan SK dan KD menjadi indikator, guru belum mampu menyusun silabus
pembelajaran, guru masih sulit menjabarkan SK/KD menjadi materi pokok dan bahan
ajar.
Dari aspek pelaksanaan KBM: Pembelajaran di kelas
hanya berdasarkan materi pada buku pegangan, pelaksanaan KBM masih konvensional
dengan metode kurang bervariasi, penilaian dan pelaporan ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik kurang cocok dengan mata pelajaran matematika.
Penilaian tidak sesuai KD atau
indikator karena disusun tanpa kisi-kisi, dan mengambil soal-soal dari buku.
Sumber belajar masih terfokus
pada buku pegangan belum melibatkan penggunaan ICT dan lingkungan.
Pelaksanaan KBM di kelas tidak
sesuai dengan silabus.
Siswa kesulitan menggunakan alat
peraga pembelajaran matematika, (jangka,kalkulator, busur, dll).
Strategi KWL dikembangkan oleh
Ogle pada tahun 1986. Pada awalnya KWL digunakan untuk membaca teks
ekspositori. KWL pada dasarnya berbentuk tiga kolom di mana pengetahuan tentang
topik ditetapkan pada kolom pertama apa yang ingin dipelajari untuk
mengeksplorasi pada kolom kedua, dan menjelaskan informasi baru yang mereka
pelajari selama sesi pembelajaran di kolom ketiga.
Kemudian pada perkembangannya,
efektivitas dan fleksibilitas bagan KWL ini dibuktikan dengan kemampuannya
digunakan pada membaca pemahaman (Alshatti, dkk: 20-21).
Menurut Ogle (Riawanti; 2012 : 2)
KWL strategy is an instructional reading
strategy that is used to guide student through a text. Student begin by
brainstorming everything the know about a topic. Dari penjelasan tersebut
dapat diartikan bahwa strategi KWL adalah strategi membaca instruksional yang
digunakan untuk memandu siswa melalui teks. Siswa mem-brainstorming segala yang dia tahu berkaitan dengan teks. Sedangkan
Sani (2013: 274) mengartikan KWL sebagai salah satu metode pembelajaran membaca
yang menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan membaca siswa.
Sedangkan Rahim (2011:41) menjelaskan bahwa KWL merupakan strategi yang
dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru menghidupkan latar belakang
pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Berdasarkan penjelasan mengenai
makna dari strategi KWL tersebut dapat disimpulkan bahwa KWL merupakan suatu
strategi membaca yang diciptakan oleh Ogle pada tahun 1986 untuk memandu siswa
dengan mementingkan latar belakang pengetahuan serta minat siswa pada suatu
topik.
Beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam strategi K-W-L ini meliputi: Memunculkan pengetahuan awal siswa
tentang topik dari materi bacaan yang diberikan, menetapkan tujuan pembahasan,
membantu siswa untuk memantau pembelajaran mereka, memberi kebebasan bagi para
siswa untuk menilai pemahaman mereka tentang materi bacaan, memberikan
kesempatan bagi para siswa untuk mengembangkan ide-ide di luar materi.
Pembahasan
Strategi
Pembelajaran Know Want Learn (KWL)
Menurut Ogle (Riawanti; 2012: 2) KWL strategy is an instructional reading
strategy that is used to guide student through a text. Student begin by
brainstorming everything the know about a topic. Dari penjelasan tersebut
dapat diartikan bahwa strategi KWL adalah strategi membaca instruksional yang
digunakan untuk memandu siswa melalui teks. Siswa mem-brainstorming segala yang dia tahu berkaitan dengan teks.
Sedangkan Sani (2013:274)
mengartikan KWL sebagai salah satu metode pembelajaran membaca yang menekankan
pada pentingnya latar belakang pengetahuan membaca siswa.
Sedangkan Rahim (2011:41) menjelaskan bahwa
KWL merupakan strategi yang dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru
menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik.
Dari beberapa pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa, strategi KWL adalah strategi yang menghantarkan siswa
pada tujuan membaca yakni memahami bacaan, strategi KWL terdiri dari tiga
langkah dasar yaitu Know (yang
diketahui), What to Know (yang ingin
di ketahui), dan Learned (yang di
peroleh).
Langkah-langkah
Teknik K-W-L
Secara standar, langkah-langkah
yang dapat ditempuh melalui Teknik K-W-L, dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Buatlah 3 kolom dalam satu lembar
kertas. Kolom kiri (K = Know) adalah
tempat bagi peserta didik untuk menuliskan tentang apa saja yang telah mereka
ketahui tentang topik yang sedang mereka hadapi. Kolom tengah (W = Want) adalah tempat bagi peserta didik
untuk menulis beberapa gagasan tentang apa yang mereka ingin ketahui/pelajari
sehubungan dengan topik tadi. Guru boleh merangsang peserta didik dengan
mengajukan pertanyaan ringan yang relevan dengan topik. Kolom kanan (L = Learn) adalah tempat bagi peserta
didik untuk menulis rencana aktivitas belajar mereka sesuai dengan topik yang
mereka pelajari. Pada akhir session maka peserta didik diminta untuk membuat
refleksi tentang apa saja yang telah mereka peroleh dalam konteks knowledge dan
skills”. (Harsono)
Sementara itu, Hill, et. al.
(1998) telah memodifikasi tabel K-W-L dengan menyertakan kolom keempat di
akhir, yaitu W untuk “Wanderings.” sehingga formatnya menjadi K-W-L-W. Kolom
Wandering ini diisi siswa untuk mengajukan pertanyaan baru terkait dengan hasil
penelitian yang telah mereka lakukan. Hill, et. al. menyarankan bahwa kolom
pertama diisi terlebih dahulu secara individual dan kemudian pengetahuan dan
pertanyaan dari seluruh kelas dikumpulkan untuk dimasukkan pada kolom kedua.
Selama pelajaran berlangsung, siswa mengisi kolom berikutnya ketika mereka
menemukan informasi baru. Spidol atau pensil warna yang berbeda dapat digunakan
untuk visualisasi pembelajaran baru.
Di lain pihak, Margaret Mooney
menyarankan menambahkan kolom kelima, H untuk “How” sehingga formatnya menjadi K-W-H-L-W. Kolom H diisi siswa
tentang bagaimana cara dia untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
Strategi
Pembelajaran Know Want Learn (KWL)
dalam Materi Persamaan Linear
Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut: 1) Pilih sebuah materi. Strategi ini akan berjalan baik dengan
memberikan penjelasan mengenai materi. 2) Buatlah tabel KWL, Guru sebaiknya
membuat tabel di papan tulis, kertas transparan, atau kertas tabel. Juga
disarankan bagi para siswa yang membaca dan menulis untuk memiliki catatan
sendiri tentang tabel KWL untuk merekam informasi. 3) Minta para siswa untuk
melontarkan kata-kata, istilah-istilah, atau ungkapan-ungkapan yang berhubungan
dengan topic.
Saran untuk kolom K: 1) Apakah
pertanyaan-pertanyaan telah siap untuk membantu para siswa mengungkapkan ide-ide
mereka, karena para siswa membutuhkan bantuan untuk memulainya. 2) Doronglah
para siswa untuk menjelaskan kesimpulan mereka. Dan tanyalah "Apa yang
membuat kamu berpikir demikian?". 3) Ketika semua ide telah dicatat,
ajaklah para siswa untuk berdiskusi tentang apa yang mereka tulis pada kolom K.
Saran untuk kolom W: 1) Tanyalah
para siswa tentang apa yang ingin mereka pelajari tentang topik yang akan
dibahas. Jika siswa merespon pernyataan ini, arahkan mereka pada
pertanyaan-pertanyaan sebelum mencatat pertanyaan tersebut pada kolom W. 2)Jika
siswa butuh bantuan untuk memulai, cobalah untuk mengajukan salah satu
pertanyaan dari daftar berikut ini:" Apa yang kamu pikirkan akan kamu
pelajari tentang topik dari materi yang akan dibahas?"; "Apakah kamu
pikir cerita ini akan menjelaskan tentang apa yang tampak pada cover
buku?". 3) Pertanyaan pada kolom W sebaiknya benar-benar membangkitkan
minat siswa. Anda bisa menambahkan dengan pertanyaan anda sendiri, tapi jangan
terlalu banyak
Saran untuk kolom L: 1) Sudahkah
para siswa membaca materi (untuk siswa yang lebih muda, mintalah mereka untuk
mendengarkan materi/ cerita yang dibaca oleh guru) dan mengisi kolom L di tabel
mereka (untuk siswa yang lebih muda, guru akan mencatat respon para siswa). 2) Sebagai
tambahan untuk menjawab pertanyaan di kolom W, ijinkan para siswa untuk menulis
apa saja yang mereka anggap menarik. 3) Mintalah para siswa untuk berkonsultasi
dengan sumber-sumber lain untuk menemukanjawaban-jawaban yang tidak dapat
terjawab. 4) Sediakan waktu untuk berdiskusi tentang informasih di kolom L.
Prosedur
K-W-L (KNOW, WANT, LEARN)
1)Gunakan lembar kegiatan K-W-L
yang merupakan suatu materi dengan topic yang bisa membuat siswa tertarik.
Mulailah dengan menanyakan pada mereka apa yang mereka ketahui tentang topik
yang diberikan. Munculkan sebanyak mungkin ide pada topik berdasarkan pada
pengetahuan awal siswa. Catat ide-ide pertama di kolom pertama. Cara ini
melengkapi komponen K dari strategi (yaitu known/ yang diketahui). 2)Setelah
kolom K dilengkapi dengan seluruh ide-ide yang muncul, mulailah untuk
mengelompokkan informasi. Tahap ini membantu murid untuk mengorganisir
informasih yang kemudian digunakan untuk menyusun isi pada tahap berikutnya, merumuskan
pertanyaan-pertanyaan untuk ditehisuri yang memberikan lebih banyak pemahaman
dan kejelasan pada topik yang diberikan. 3)Berdasarkan pada tahap ke 2, para
siswa siap untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan dasar bagi
komponen strategi ke dua yaitu "W" want/ ingin (apa yang ingin dipelajari ). Saat
pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dan disetujui muncul, catat daftarnya
pada kolom ke dua Tahap ini tergantung pada kebutuhan-kebutuhan dan
tingkatan-tingkatan perkembangan para siswa. Dalam banyak kasus, tahap ini
termasuk mengakses, membaca, meneliti atau mengumpulkan informasih dari
sumber-sumber yang disediakan oleh guru atau dari sumber-sumber lain yang
didapatkan oleh siswa yang digunakan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
Dalam tahap ini, para siswa boleh mengajukan lebih banyak pertanyaan
berdasarkan dari informasih yang mereka temukan untuk mendukung topik yang
didiskusikan (bisa dicantumkan dalam daftar di kolom yang menampilkan strategi
"W" want/ ingin). 4)Secara
simultan, setelah mereke menyelesaikan tahap ke 4, informasih baru dapat
dicatat pada kolom 'L" leam (apa yang dipelajari oleh para siswa). 5)Setelah
kolom "L" selesai dan para siswa memutuskan bahwa mereka telah
mendapatkan informasih yang cukup tentang topik yang sedang didiskusikan,
mengelompokkan informasi, dan merumuskan pernyataan tentang topik tersebut
(pengetahuan baru).
PENUTUP
Simpulan
Strategi Know Want Learn adalah strategi membaca
instruksional yang digunakan untuk memandu siswa melalui teks. Siswa mem-brainstorming segala yang dia tahu
berkaitan dengan teks. KWL strategy is an
instructional reading strategy that is used to guide student through a text.
Student begin by brainstorming everything the know about a topic. Dengan
tujuan memunculkan pengetahuan awal siswa tentang topik dari materi bacaan yang
diberikan, menetapkan tujuan pembahasan, membantu siswa untuk memantau
pembelajaran mereka, memberi kebebasan bagi para siswa untuk menilai pemahaman
mereka tentang materi bacaan, memberikan kesempatan bagi para siswa untuk
mengembangkan ide-ide di luar materi.
Saran
Strategi Pembelajaran Know Want Learn mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap belajar matematika. Dalam hal ini guru harus mampu
meningkatkan pengetahuan dalam pembelajaran matematika dengan menyajikan matematika sebagai pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran yang
konstruktif dimana siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman
belajar itu sendiri. Pembelajaran yang diberikan bersifat kontekstual dan
menyarankan strategi belajar yang bervariasi serta memastikan bahwa siswa dapat
menerapkan informasi yang luas. Dengan
pembelajaran ini diharapkan pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan
menyenangkan sehingga siswa mempunyai keingitahuan yang tinggi dalam
pembelajaran matematika.
DAFTAR
PUSTAKA
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi
Pembelajaran Matematika Kontempore. Yogyakarta: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Mulyono Abdurrahman.1997.Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru, Depdikbud.
Ogle, D. M. 1986. K-W-L: A Teaching Model That Develops Active Reading of Expository Text.
International Reading Association, (Online), 39(6): 564-570,
(http://www.jstor.org/stable/20199156), retrieved on October 20, 2015.
Subarinah, Sri. 2006. Inovasi
Pembelajaran Matematika. Jakarta: DEPDIKNAS.
Sugihartono.2007.Peranan
Motivasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Susetyo, Benny. 2005. Politik
Pendidikan Penguasa. Yogyakarta: LKIS.
Syaiful Bahri Djamarah., Aswan Zain.1997. Strategi BelajarMengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment
you say