IBX5A82D9E049639

Saturday, 25 February 2017

Peranan Pendidikan

Peranan Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A.      PERANAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Pendidikan memberi kontribusi secara signifikan terhadap pembangunan ekonomi telah menjadi kebenaran yang bersifat aksiomatik. Berbagai kajian akademis dan penelitian empiris telah membuktikan keabsahannya. Pendidikan bukan hanya melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, tetapi juga dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itu, investasi di bidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat.
Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Ada tiga paradigma yang menegaskan bahwa pembangunan merujuk knowledge based economy tampak kian dominan :
1.     kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.     Hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid.
3.     Pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang.
Untuk meningkatkan pendidikan, pemerintah melakukan upaya pembangunan pendidikan yang memiliki landasan komitmen internasional, sebagai visi bersama berbagai negara di dunia, melalui kesepakatan yang dikenal dengan kesepakatan Dakkar-Senegal tahun 2000. Kesepakatan Dakkar yang diimplementasikan dalam kesepahaman Education for All/EFA.
Dakkar tersebut secara parsial telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Education for All, merupakan satu upaya untuk memadukan langkah serta penyamaan persepsi, dan bagian yang tidak terpisahkan dari komitmen global lainnya, yaitu Millenium Development Goals yang disepakati 189 negara anggota PBB.
Kesepakatan tersebut menargetkan, pada tahun 2015 telah dilakukan upaya:
1.     Menghilangkan angka kemiskinan absolut dan kelaparan. Targetnya adalah menurunkan hingga separuh jumlah orang yang hidup dengan penghasilan di bawah satu dolar per hari. Dan, menurunkan hingga separuh jumlah orang yang menderita kelaparan.
2.     Memberlakukan pendidikan dasar yang universal. Orientasinya memastikan bahwa anak-anak laki-laki dan perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar.
3.     Mengembangkan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan. Orientasinya, menghilangkan perbedaan gender di tingkat pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005, dan pada semua tingkatan di tahun 2015.
4.     Menurunkan angka kematian anak. Orientasinya, menurunkan hingga dua pertiga angka kematian anak di bawah usia lima tahun.
5.     Memperbaiki kesehatan maternal. Orientasinya, menurunkan rasio kematian maternal hingga tiga perempat.
6.     Menjamin kesinambungan lingkungan hidup. Orientasinya, pertama, mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan kepada kebijakan negara dan mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang. Kedua, menurunkan hingga separuh jumlah orang yang hidup tanpa akses yang berkesinambungan terhadap air minum yang aman. Ketiga, mendapatkan pencapaian yang signifikan dalam memperbaiki kondisi kehidupan dari sekurang-kurangnya 100 juta orang yang hidup di daerah kumuh, pada tahun 2020.
7.     Membangun kemitraan global untuk pembangunan.
Kesepakatan tersebut di orientasikan kepada:
1.     Mengembangkan lebih jauh prinsip perdagangan terbuka dan sistem finansial yang berdasarkan pada hukum, dapat dimengerti dan tidak diskriminatif. Termasuk di dalamnya komitmen untuk pemerintahan yang baik, pembangunan dan penurunan kemiskinan, baik pada tingkat nasional maupun internasional.
2.     Memberi perhatian pada kebutuhan khusus dari negara yang belum berkembang. Hal ini termasuk pemberlakuan tarif dan akses untuk mendapatkan pembebasan kuota bagi hasil ekspornya; meningkatkan upaya pembebasan utang bagi negara pengutang yang sangat miskin; pembatalan perjanjian utang bilateral; dan pemberian bantuan pembangunan bagi negara-negara yang berkomitmen untuk menurunkan angka kemiskinan.
3.     Memberi perhatian khusus kepada negara berkembang yang terdiri dari kepulauan kecil dan negara yang terkurung oleh daratan.
4.     Mengatasi secara komprehensif masalah utang negara-negara berkembang melalui upaya nasional dan internasional.
5.     Melalui kerja sama dengan negara-negara berkembang secara kooperatif mengembangkan berbagai jenis pekerjaan yang produktif dan bermakna bagi kaum muda.
6.     Melalui kerja sama dengan perusahaan farmasi, menyediakan akses terhadap ketersediaan obat-obatan esensial yang murah di negara-negara berkembang.
7.     Melalui kerja sama dengan pihak swasta, menyediakan berbagai keuntungan teknologi baru khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
B.      PERANAN PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA
Pendidikan pada hakikatnya berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, secara hakiki, pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Karena pendidikan merupakan hak setiap warga negara, di dalamnya terkandung makna bahwa pemberian layanan pendidikan kepada individu, masyarakat, dan warga negara adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Karena itu, manajemen sistem pembangunan pendidikan harus didesain dan dilaksanakan secara terpadu, serta diarahkan pada peningkatan akses pelayanan yang seluas-luasnya bagi warga masyarakat, dengan mengutamakan mutu, efektivitas dan efisiensi.
                       Upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan memiliki landasan komitmen internasional, sebagai visi bersama berbagai negara di dunia, melalui kesepakatan yang dikenal dengan kesepakatan Dakkar-Senegal tahun 2000.
Kesepakatan Dakkar yang diimplementasikan dalam kesepahaman Education for All (EFA) meliputi enam komponen penting, yaitu:
1)    pendidikan anak usia dini (PAUD)
2)    pendidikan dasar
3)    pendidikan keaksaraan
4)    pendidikan kecakapan hidup (life skill)
5)    kesetaraan dan keadilan gender
6)    peningkatan mutu pendidikan.
Secara khusus, dalam konteks peningkatan dan pemberdayaan pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan komitmen education for all serta peningkatan kesejahteraan rakyat yang harus disadari, realitas perkembangan pendidikan dewasa ini, berimplikasi luas terhadap kehidupan masyarakat, baik yang terkait dengan masalah kehidupan sosial, budaya, politik maupun ekonomi. Dengan kata lain, kualitas pelayanan pendidikan yang rendah, rendahnya akses masyarakat terhadap pendidikan, buruknya manajemen sistem pendidikan akan menjadi bagian dari problema dalam menghadapi tantangan dan persaingan tersebut.
Beberapa konsep peningkatan mutu pendidikan:
1.     Suatu sistem pendidikan itu bermutu, apabila proses belajar mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan.
2.     Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efesien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan nasional sejak tingkat pusat, daerah sampai dengan satuan pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan.
3.     Pada semua jenjang pendidikan, kebijaksanaan peningkatan mutu tetap harus menjadi sasaran prioritas utama. Berdasarkan suatu prespektif strategi peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan sekaligus yaitu:
1.     pendekatan substansi pendidikan
2.     pendidikan teknis pendidikan
3.     pendekatan pengelolaan pendidikan.
Dengan adanya 3 altenatif pendekatan untuk peningkatan mutu pendidikan, maka diharapkan didalam penerapan kebijakan otonomi daerah, akan dapat pula menghasilkan peningkatan mutu pendidikan di daerah. Tentunya hal ini sesuai dengan konsep penerapan otonomi pendidikan sebagimana yang telah ditetapkan melalui peraturan dan perundangan-perundangan yang ada.
Di muka telah diuraikan bahwa pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan dan menjadi titik sentral pembangunan. Manusia yang berkualitas me­miliki keseimbangan antara tiga aspek yang ada padanya, yaitu aspek pribadi sebagai individu, aspek sosial dan aspek kebangsaan. Manusia sebagai makhluk individu memiliki potensi fisik dan nirfisik; dengan potensi‑potensi tersebut manusia mampu berkarya dan berbudi pekerti luhur. Manusia sebagai makhluk soslaJ mempunyai kesetiakawanan sosial, tanggung jawab sosial dan disiplin sosial. Manusia yang memiliki aspek kebangsaan mernpunyai rasa cinta tanah air, jiwa patriotik dan berwawasan masa depan.
Berorientasi pada peningkatan kualitas manusia Indonesia tersebut, maka peranan pendidikan dalam pembangunan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi fisik dan nirfisik, dilaksanakan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Pembentukan nilai adalah nilai-nilai budaya bangsa dan juga nilai-nilai keagamaan sesuai dengan agama masing-masing dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses transformasi tersebut berlangsung dalam jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. John Vaizei dalam bukunya Education in the Modern World (1965) mengemukakan peranan pendidikan sebagai berikut :  (1) melalui lembaga mengemukakan peranan pendidikan tinggi dan lembaga riset memberikan gagasan-gagasan dan teknik baru, (2) melalui sekolah dan latihan-latihan mempersiapkan tenaga kerja terampil berpengetahuan, dan (3) penanaman sikap.
Dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus menerus dan berjalan secara cepat manusia dituntut untuk selalu belajar dan adaptasi dengan perkembangan masyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan perkataan lain manusia akan menjadi ”pelajar seumur hidup”. Untuk itu sekolah berperan untuk mepersiapkan peserta didiknya menjadi pelajar seumur hidup yang mampu belajar secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Moedjiono dalam buku dasar-dasar Kependidikan (1986), mengemukakan bahwa aktivitas belajar dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan yang cepat di dalam masyarakat menghendaki (1) kemampuan untuk mendapatkan informasi, (2) keterampilan kognitif yang tinggi, (3) kemampuan menggunakan strategi dalam memecahkan masalah, (4) kemampuan menentukan tujuan yang ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil belajar sendiri, (6) adanya motivasi untuk belajar, dan (7) adanya pemahaman diri sendiri.
Eksistensi kebangsaan nasional perlu dipertahankan dengan berbagai cara antara lain memupuk identitas nasional pada generasi muda, penanaman kesadaran nasional. Kesadaran nasional perlu dibangkitkan melalui kesadaran sejarah. Kesadaran ini mencakup pengalaman kolektif di masa lampau atau nasib bersama di masa lampau yang menggembleng nation. Tanpa kesadaran sejarah tak ada identitas dan tanpa orang tak kepribadian atau kepribadian nasional. Kesadarari nasional, menciptakan inspirasi dan aspirasi nasional, keduanya penting untuk membangkitkan semangat nasional. Nasionalisme sebagai ideologi perlu menjiwai setiap warga negara yang wajib secara moral (moral com­mitment) dengan loyalitas penuh pengabdian diri kepada kepentingan negara, (Kartidirdjo, 1993).
Prinsip nasionalisme sebagaian tujuan pendidikan nasional adalah : (1) Unity (kesatuan‑persatuan) lewat proses integrasi dalam sejarah berdasarkan solidaritas nasional yang melampaui solidaritas lokal, etnis, tradisional, (2) Libcrty (kebebasan) setiap individu dilindungi hak-hak azasinya, kebebasan berpendapat, berkelompok, kebebasan dihayati dengan penuh tanggung jawab sosial, (3) Equality (persamaan) hak dan kewajiban, persamaan kesempatan, (4) Berkaitan dengan prinsip ke 2, ke 3 ada prinsip kepribadian atau individualitas. Pribadi perorangan dilindungi hukum antara lain dalam hak milik, kontrak, pembebasan dari ikatan komunal dan primoriaL (5) Performance (hasil kerja) baik secara individual atau kolektif. Setiap kelompok membutuhkan rang­sangan dan inspirasi untuk memacu prestasi yang dapat dibanggakan.
Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mem­punyai peranan penting dalam pembudayaan, pernyatan dan peng­amalan nilai‑nilai budaya nasional yang akan mampu memupuk per­satuan dan kesatuan bangsa.
a.     Peranan Manusia Dalam Pembangunan
Manusia sebagai subjek pembangunan berperan aktif dalam pem­bangunan yaitu peran sebagai perencana, pelaksana dan sekaligus seba­gai pengawas. Selanjutnya dalam, uraian berikut ini akan dibatasi pada peran manusia dalam perencana pendidikan dan pengawasan pem­bangunan pendidikan.


Perencanaan pendidikan adalah kegiatan memandang ke depan dalam menentukan kebijaksanaan, prioritas, biaya dan sistem pendidikan yang diarahkan kepada kenyataan ekonomi dan politiiks, untuk mengembangkan sistem itu sendiri dan untuk kebutuhan negara murid-murid (Beeby, 1984). 
b.     Pembangunan Sebagai Tindakan Terencana 
Setiap orang dalam kehidupannya. Tentu mempunyai keinginan baik keinginan jangka pendek, jangka menengah, mupun jangka panjang. Agar keinginan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien, upaya untuk mencapai keinginan tersebut perlu direncanakan sebaik‑baiknya.
Pada lingkup lebil luas, setiap lembaga tentu mempunyai tujuan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka, panjang. Agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien, upaya untuk mencapai tujuan itu perlu direncanakan sebaik‑baiknya.
Pada lingkup makro hidup berbangsa dan berngara di negeri ini misalnya. kita mempunyai tujuan jangka panjang untuk: “melindungi segenap bangsa. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahretaan umun dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”. Untuk mencapai tujuan ter­sebut kita mempunyai rencana pembangunan jangka panjang selama 25 tahun, rencana pcmbangunan jangka menengah selama 5 tahun, dan rencana pembangunan jangka pendek selama I tahun. Sejak tanggal I April 1995 kita telah memasuki pembanguna jangka panjang kedua, 5 tahun pertama pembangunan jangka menengah serta pembangunan jangka pendek tahun pertama.
Untuk memberikan pemahaman pengantar sekitar perencanaan, berikut ini akan dibahas topik-topik pengertian perencanaan, prinsip-­prinsip perencanaan, langkah‑langkah perencanaan, kemampuan peren­cana, tingkat-tingkat perencanaan pendidikan.
C.      SUMBANGAN PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN
Kita tidak bisa memungkirinya bahwa sumbangan pendidikan pada pembangunan sangatlah besar, meskipun hasilnya tidak bisa kita lihat dengan segera. Tapi ada jarak penantian yang cukup lama antara proses dimulainya usaha dengan hasil yang ingin dicapai.
Pendidikan sebagai upaya yang bulat dan menyeluruh hasilnya tidak segera dapat dilihat. Ada jarak penantian yang cukup panjang antara dimulainya proses usaha dengan tercapainya hasil. Namun demikian jika ditilik secara saksama tidaklah dapat dipungkiri bahwa andil yang diberikan oleh pendidikan pada pembangunan sungguh-sungguh sangat besar. Jika pembangunan dipandang sebagai system makro maka pendidikan merupakan sebuahh komponnen atau bagian dari pembangunan.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya, segi sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, dan pembidangan kerja.
1.     Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.

Pembangunan pendidikan adalah:
1.      Pembangunan manusia seutuhnya 
2.      Berpusat pada pembangunan operasional dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar 
3.      Pembangunan pelayanan umum yang professional atau yang tepat dan menyenangkan
4.      Pembangunan yang memerlukan waktu yang panjang berkesinambungan 
5.      Menghasilkan orang-orang yang terdidik (dewasa fisik, intelektual, sosial, emosional, kerja, dan moral)
2.   Segi Lingkungan Pendidikan
a.   Lingkungan keluarga (informal)
Dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan dan moral. Disamping itu, kepada mereka juga ditanamkan keyakinan-keyakinan yang penting utamanya hal-hal yang bersifat religius.

b.   Lingkungan sekolah (formal)
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta didik dibimbing untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari lingkungan kerja keluarganya yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

c.   Lingkungan masyarakat (nonformal)
Di lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khususnya mereka yang tidak sempat melanjutkan proses belajarnya melalaui jalur formal.

3.   Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education) yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan lanjutan, menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan pada tingkat menengah memberikan dua macam bekal, yaitu membekali peserta didik yang ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi (SMA) dan bekal kerja bagi peserta didik yang tidak melanjutkan sekolah (SMTA). Pendidikan tinggi memberikan bekal kerja keahlian menurut bidang tertentu.

             4.   Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain. Pembinaan dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan jika diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan. Orang-orang dimaksud hanya tersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.
Uraian tentang sumbangan pendidikan pada pembangunan seperti dikemukakan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.        Pada langkah pertama, pendidikan menyiapkan manusia sebagai sumber daya pembangunan. Kemudia manusia selaku sumber daya pembangunan membangunan lingkungannya. 
2.        Pada instansi terakhir, manusialah yang menjadi kunci pembangunan. Kesuksenan pembangunan sangat tergantung kepada manusianya. 
3.        Pendidik memegang peranan penting karena merekalah yang menciptakan manusia pencipta pembangunan.

D.      PEMBANGUNAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Bagian ini akan mengemukakan dua hal yaitu mengapa sistem pendidikan harus dibangun dan wujud sisdiknas.
1.     Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Manusia cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada kesempurnaan, untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem pendidikan.
Selain itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya mengapa sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas teka teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.

                  2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain saling terkait, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan kurikulum
a.     Hubungan Antar Aspek-aspek
Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang lain, karena memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek filosofis menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi perubahan filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek yang lain secara total.
b.   Aspek Filosofis dan Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional yang etntunya memberikan peluang bagi pengembanga hakikat manusia yang kodrati yang berartipula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu pararel dengan jiwa Pancasila.
c.     Aspek Yuridis
UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa pasal yang melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2); pasal (32)) maupun yang implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34)).
Pasal-pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih rinci kedalam UU Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU Pendidikan No. 12 Tahun 1954 dan disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2 Tahun 1989.
d.     Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lai, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
e.     Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa materinya, orientasinya,pendekatannya maupun metodenya.


BAB III
PENUTUP
A.        KESIMPULAN
Jadi, Pendidikan dalam bidang pembangunan ekonomi merupakan pendidikan yang  menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Ada tiga paradigma yang menegaskanbahwa pembangunan merujuk knowledge-based economy tampak kian dominan, yakni:
1.     kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.      Hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid.
3.      Pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang.
pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya, segi sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, dan pembidangan kerja.
Bagian ini akan mengemukakan dua hal yaitu mengapa sistem pendidikan harus dibangun dan wujud sisdiknas.
1.     Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Manusia cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada kesempurnaan, untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem pendidikan.
2.     Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain saling terkait, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan kurikulum.

B.        SARAN
Sumbangan pendidikan dalam pembangunan secara umum sangat berperan bagi pengetahuan serta wawasan kita untuk bisa mengembangkan arti pentingnya sumbangan pendidikan dalam penbangunan itu sendiri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat.


DAFTAR PUSTAKA

Abduhak, Ishak, dkk. (2006).Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka
Suwarno, 1992 . Pengantar Umum Pendidikan. Surabaya.: IKIP.

No comments:

Post a Comment

you say