IBX5A82D9E049639

Sunday, 26 February 2017

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Pengertian Sistem
Sistem berasal bari bahasa Yunani systema, yang berarti sehimpunan bagan atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan . Istilah sistem adalah suatu konsep yang abstrak. Defnisi tradisional menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.  Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekadar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (produk). Sebagai contoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen, antara lain jaringan daging, otak, urat-urat darah, syaraf, dan tulang-tulang. Setiap komponen-komponen itu mempunyai fungsi-fungsi sendiri (fungsi yang berbeda-beda) dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.  Dari dini dapat dikatakan bahwa system kependidikan merupakan perangkat sarana yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain dalam rangka melaksanakan proses pembudayaan masyarakat yang menumbuhkan nilai-nilai yang sama sebangun dengan cita-cita yang diperjuangkan oleh masyarakat itu sendiri. Sistem pendidikan pada hakikatnya adalaah seperangkat sarana yang dipolakan untuk membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami perubahan-perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dalam rangka mengejar cita-cita hidaup yang sejahtera lahir maupun batin.

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang. Kurikulum dan peralatan/fasilitas. P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut:
a.       Tujuan dan Prioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya.
b.      Peserta Didik
Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan umum pendidikan.
c.       Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang merupakan informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan.
d.      Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
e.       Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.
f.       Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik.
g.      Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi.
h.      Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
i.        Teknologi
Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif.
j.        Pengawasan Mutu
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.
k.      Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.
l.        Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efesiensi sistem pendidikan.
Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam bentuk model dasar input-output berikut ini.Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup menjadi sumber masukan pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik, dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan.Jadi, pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalam supra sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti membangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbaiki lembaga pendidikan lama, tidak dapat memisahkan diri dari supra sistem tersebut.

Pendidikan Suatu Sistem
Pengertian system
Istilah system berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan  secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.

Menurut Zahara Idris(1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsusr-unsur  sebagai sumber yang mempunyai  hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang salaing membantu untuk mencapi suatu hasil (Product) contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll yang komponen mempunyai fungsi masing-masing yang satu dg yang lain  satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan..


  Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung daam rangka mencapai tujuan. Secara umum suatu unit pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut.
Raw input, Instrumental input dan Enviromental input masuk dalam proses pendidikan yang menghasilkan output. Raw input merupakan bahan mentah/ calon siswa. Instrumental input merupakan unsur pendukung yang mempengaruhi aktivitas organisasi atau unit usaha dan dapat dirancang oleh unit usaha tersebut. Dalam pendidikan adalah unsur sumber daya manusia, sistem administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, sarana dan prasarana. Enviromental input merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas suatu organisasi atau unit usaha tetapi tidak dapat dirancang. Dalam pendidikan adalah pengaruh tv, ekonomi, politik, sosbud,dll.


A.      PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha untuk memansiakan manusia. Subyek, obyek atau sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Oleh karena keberadaan manusia yang tidak dapat terlepas dari lingkungannya maka berlangsungnya proses pendidikan itu selamanya akan berkaitan erat dengan lingkungan dan akan saling mempengaruhi secara timbal balik.
Potensi-potensi manusia dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi secara efektif dan efisien antara manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia. Interaksi manusia dengan lingkungannya secara efektif dan efisien yang memberikan pengalaman yang dapat mengembangkan potensi-petensi kemanusiaan itulah yang disebut pendidikan.
Interaksi manusia dengan lingkungannya dalam ruang lingkup pendidikan mengandung banyak aspek atau elemen-elemen yang sifatnya sangat kompleks. Kompleksitas elemen-elemen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam ruang lingkup pendidikan itu membentuk suatu sistem yang disebut sistem pendidikan.

B.       PENGERTIAN SISTEM
Sistem berasal bari bahasa Yunani, yakni systema yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan . Istilah sistem merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak. Sistem dapat diartikan sebagai seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak acak, dansaling membantu untuk mencapai suatu hasil (produk). Sistem dapat pula diartikan sebagai suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh (Amirin: 1992). Mc. Ashan (1983) mendefinisikan sistem sebagai suatu strategi yang menyeluruh atau terencana dikomposisi oleh suatu set elemen yang harmonis, mempresentasikan kesatuan unit, masing-masing mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis. Sementara itu Immegart (1772) menyatakan bahwa esensi sistem merupakan suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu berelasi antara yang satu dengan yang lain, serta peduli terhadap konteks lingkungannya.
Sebuah sistem memiliki struktur yang teratur. Sistem memiliki beberapa sub sistem, sub sistem dapat terdiri dari beberapa sub-sub-sistem, sub-sub-sistem dapat memiliki sub-sub-sub-sistem, dan seterusnya hingga sampai pada bagian yang tidak dapat dibagi lagi yang disebut komponen atau elemen. Komponen dapat pula berupa suatu sistem yang menjadi bagian dari sistem yang berada di atasnya. Komponen-komponen itu mempunyai fungsi masing-masing (fungsi yang berbeda-beda) dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu saling berinteraksi dan saling mempengaruhi hingga membutuk sebuah sistem. Sebagai contoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang berupa kepala, perut, kaki, tangan dan sebagainya. Tiap-tiap komponen tersebut merupakan sub sistem yang memiliki komponen-komponen yang disebut sub-sub-sistem, misalnya tangan memiliki komponen-komponen seperti tulang, kulit, daging, urat, dan sebagainya. Demikianlah seterusnya sehingga sampai kepada komponen yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Tiap-tiap komponen, baik yang berupa sistem maupun yang berupa komponen yang tidak dabat dibagi-bagi lagi, kesemuanya menjalankan fungsinya masing-masing namun saling berkaitan atau saling berinteraksi satu sama lain sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan ciri-ciri umum suatu sistem sebagai berikut:
1.      Sitem merupakan satu kesatuan yang holistik
2.      Sistem memiliki bagian-bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki
3.      Bagian-bagian sistem itu berelasi antara satu dengan lainnya
4.      Tiap-tiap bagian sistem konsen/peduli terhadap konteks lingkungannya.
Sistem sebagai strategi, cara berpikir, atau model berpikir. Demikian ini berarti cara berpikir itu dapat dibedakan menjadi cara berpikir sistematis dan cara berpikir nonsistematis. Misalnya, berpikir untuk melaksanakan ajaran agama yang menekankan pada semua aspeknya secara berimbang dan proporsional seperti pemahaman, hafalan, penghayatan, pengamalan ibadah ritual, pengamalan ibadah dalam kehidupan sehari-hari pada kehidupan bermasyarakat, dan sebagainya merupakan cara berpikir yang sistematis. Sebaliknya, jika cara berpikir untuk melaksanakan ajaran agama itu hanya menekankan pada aspek tertentu dengan menomorduakan atau bahkan mengabaikan aspek-aspek yang lain, maka cara berpikir yang demikian ini dapat dikatakan sebagai cara berpikir nonsistematis. Misalnya, mengutamakan aspek ritual dengan mengabaikan aspek sosial, mengutamakan aspek hafalan dengan mengabaikan aspek pemahaman, megutamakan aspek pengmalan dengan mengabaikan aspek pemahaman dan sebagainya. Secara konsep, cara berpikir sistematis dipandang lebih baik dari cara berpikir nonsistematis dalam melaksanakan atau menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.

C.      PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Segala sesuatu yang ada di dunia ini, dari yang besar hingga yang kecil, dari tata surya hingga seekor semut, dapat dipandang sebagai sistem. Apabila pandangan ditujukan pada sebuah sistem tertentu maka sistem-sistem lain di luar sistem dimaksud di pandang sebagai supra sistem. Misalnya saja kita sedang menujukan pandangan kepada pendidikan maka sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pasar, dan sebagainya dapat dipandang sebagai supra sistem.
Berjalannya sebuah sistem adakalanya berhubungan dengan supra sistemnya dan adakalanya tidak berhubungan dengan supra sistemnya. Apabila berjalannya sebuah sistem berhubungan dengan supra sistemnya maka sistem tersebut dinamakan sistem terbuka. Misalnya sekolah, pasar, rumah sakit, manusia (orang), sapi, tanaman, dan sebagainya. Sebaliknya, jika sebuah sistem berjalan tanpa berhubungan dengan supra sistemnya melainkan hanya berhubungan dengan komponen-komponen yang ada di dalam sistem saja maka sistem yang demikian disebut sebagai sistem tertutup. Misalnya jam, kipas angin, AC, dan sebagainya. Namun demikian perlu disadari bahwa sebenarnya tidak ada sistem yang sepenuhnya terbuka dan tidak ada pula sistem yang sepenuhnya tertutup.
Pendidikan merupakan salah satu sistem terbuka, karena pendidikan itu tidak akan dapat berjalan dengan sendirinya tanpa berhubungan dengan sistem-sistem lain di luar sistem pendidikan. Ciri-ciri pendidikan sebagai sebuah sistem terbuka antara lain:
1.      Mengimpor energi, materi, dan informasi dari luar. Pendidikan mendatangkan pengajar, uang, alat-alat belajar, para peserta didik, dan sebagainya dari luar lembaga pendidikan.
2.      Memiliki pemroses. Pendidikan memproses peserta didik dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.
3.      Menghasilkan output atau mengekspor energi, materi, dan informasi.
4.      Merupakan kejadian yang berantai. Memproses peserta didik (input pendidikan) merupakan kegiatan yang beruang-ulang dan saling berkaitan.
5.      Memiliki negative entroppy, yaitu suatu usaha untuk menahan kepunahan dengan cara membuat impor lebih besar dari pada ekspor. Dalam pendidikan hal ini dilakukan dengan cara mengantisipasi perubahan lingkungan dan memperbaiki kerusakan.
6.      Memiliki alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.Segala informasi yang terkait dengan pendidikan dimanfaatkan oleh penyelenggara pendidikan untuk mengambil keputusan dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki pendidikan.
7.      Ada kestabilan yang dinamis. Pendidikan selalu dinamis mencari yang baru, memperbaiki diri, memajukan diri agar tidak ketinggalan zaman, bahkan berusaha mengantisipasi dan menyongsong masa depan.
8.      Memiliki deferensiasi, yakni spesialisasi-spesialisasi. Dalam organisasi pendidikan ada bagian pengajaran, keuangan, kepegawaian, kesiswaan/ kemahasiswaan dan sebagainya. Masing-masing bagian ini masih dapat dipilah-pilah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi.
9.      Ada prinsip equifinalty, yaitu banyak jalan untuk mencapai tujuan yang sama. Para pendidik boleh berkreasi menciptakan cara-cara baru yang lebih baik dalam usaha memajukan pendidikan.

No comments:

Post a Comment

you say