IBX5A82D9E049639

Saturday, 25 February 2017

Fonologi Bahasa Indonesia

Fonologi Bahasa Indonesia


    A.   Fonologi Bahasa Indonesia
1.       Pengertian Fonologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa. Dengan demikian, fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatan bahwafonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.

2.       Ilmu-Ilmu yang Tercakup dalam Fonologi
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian yakni  fonetikdan fonemik.
a)      Fonetik
Menurut Samsuri (1994), fonetik adalah studi tentang bunyi-bunyi ujar. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), fonetik diartikan: bidang linguistik tentang pengucapan (penghasilan) bunyi ujar atau fonetik adalah sistem bunyi suatu bahasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan. Chaer (2007) membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis fonetik, yaitu:
1)    Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi,
2)    Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya).
3)    Fonetik auditoris.


Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.
b)      Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna. Terkait dengan pengertian tersebut, fonemik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) diartikan: (1) bidang linguistik tentang sistem fonem; (2) sistem fonem suatu bahasa; (3) prosedur untuk menentukan fonem suatu bahasa.
Menurut Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata.Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]; dan [r], [a], [b] dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r]. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalam bahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.

     B.   Fonem-fonem Bahasa Indonesia
1.      Pengertian Fonem
Santoso (2004) menyatakan bahwa fonem adalah setiap bunyiujaran dalam satu bahasa mempunyai fungsi membedakan arti. Bunyi ujaran yang membedakan arti ini disebut fonem.Fonem tidak dapat berdiri sendirikarena belum mengandung arti.Tidak berbeda dengan pendapat tadi, dalamKamus Besar Bahasa Indonesia (1997) tertulis bahwa yang dimaksud fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna.
2.      Jenis-jenis Fonem
a)      Fonem vokal
Fonem vokal yang dihasilkan tergantung dari beberapa hal berikut.
1)      Posisi bibir (bentuk bibir ketika mengucapkan sesuatu bunyi).
2)      Tinggi rendahnya lidah (posisi ujung dan belakang lidah ketika mengucapkan bunyi.
3)      Maju-mundurnya lidah (jarak yang terjadi antara lidah dan lengkung kaki gigi).


b)      Fonem diftong
Diftong dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan sebagai vokal yang berubah kualitasnya.Dalam sistem tulisan, diftong dilambangkan oleh dua huruf vokal.Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan.Bunyi /aw/ pada kata pulau adalah diftong, sehingga <au> pada suku kata –lau tidak dapat dipisahkanmenjadi la-u seperti pada kata mau.
c)      Fonem Konsonan
Konsonan adalah bunyi bahasa yang ketika dihasilkan mengalami hambatan-hambatan pada daerah artikulasi tertentu.

       C.   Penerapan dalam Pembelajaran
Penerapan fonologi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara memasukan materi fonologi ke dalam pembelejaran bahasa  Indonesia. Asumsi tersebut menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan yang berbeda, yakni:
1.      Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha membiasakan dan menggunakan bahasa untuk berkomnikasi. Tekanannya pada pembiasaan.
2.     Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar bahasa, berarti berusaha untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi secara lisan. Tekanan pembelajarannya pada pemerolehan kemampuan berbicara.
3.     Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa dalam pembelajaran bahasa, yang harus diutamakan ialah pemahaman akan kaidah yang mendasari ujaran, tekanan pembelajaran pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan bahasa.



No comments:

Post a Comment

you say