IBX5A82D9E049639

Friday, 30 December 2016

MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA



MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Anita Hartiane Wijanarko
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta


ABSTRAK: Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peran dan cara menerapkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika. Mengidentivikasi keberhasilan proses mengajar menggunakan teknik tokoh besar di bidang matematika. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan guru untuk meningkatkan kualitas mengajar.

KATA KUNCI: Pembelajaran, Motivasi Siswa

PENDAHULUAN
Matematika, kajian abstrak mengenai angka, kuantitas, struktur dll. Matematika bersal dari bahasa yunani ( mathematikos) yang artinya ILMU PASTI. Dalam bahasa belanda matematika disebut WISKUDE, yang artinya yang belajar.dalam kamus besar bahasa Indonesia define matematika adalah ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yang mencakup segala bentuk prosedur oprasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Matematika merupakan salah satu ilmu yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari baik secara umum maupun secara khusus.secara umum matematika digunakan dalam transaksi perdagangan,pertukaran dll. Hampir semua aspek kehidupan ilmu matematikalah diterapkan. Ada beberapa definisi matematika menurut para ahli, yang pertama james and james (1976) matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan  satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan berbagi tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Menurut ruseffendi E.T (1988:23) matematika terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak di definisikan, definisi-definisi , aksioma-aksioma dan dalil-dalil dimana dalil yang telah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. Matematika merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beratutan, logis berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit.
            Pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswa. Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara siswa dan guru yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang disengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Selain interaksi yang baik antara guru dan siswa tersebut, factor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran matematika adalah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
            Masalah-masalah yang terjadi pada siswa terhadap pembelajaran matematika adanya siswa yang menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit, sulit untuk dipahami dan dimengerti sehingga masih rendahnya hasil belajar siswa, siswa mengalami kesulitan menyelesaikan masalah matematika karna pemahaman materi yang masih kurang, kurang tepatnya pendekatab belajar yang digunakan guru di dalam menyampaikan materi ajar pendekatan belajar tuntas merupakan alternative metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sering melakukan keslahan ketika perhitungan angka-angka, sepeti proses subtitusi mengulang terbalik dan mengisi deret hitung serta ukur, atau sulit melakukan proses-proses matematis seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali dan sulit memahami konsephitungan angka atau urutan.
            Faktor penyebab masalah dalam pembelajaran matematika, bisa dilihat dari dia mempunyai kelemahan pada proses penglihatan atau visual, anak yang memiliki kelemahan ini kemungkinan besar akan mengalami diskalkulia. Siswa juga berpotensi mengalami gangguan dalam mengeja dan menulis atau phobia matematika. Siswa yang pernah mengalami trauma dengan pelajaran matematika bisa kehilangan rasa percaya diri, jika hal ini tidak diatasi segera , maka siswa akan mengalami kesulitan dengan semua hal tentang matematika
            Memotivasi siswa dalam pembelajaran matematika yaitu dengan cara memberi dukungan pembelajaran matematika bagi siswa, oleh masyarakat terutama pada system dewan sekolah, orang tua wali, media. Guru bisa menerapkan suasana yang nyaman dalam proses belajar matematika sehingga siswa bisa mencerna dengan baik penjelasan dari guru. Meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika, memperhatikan keterampilan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika, menyesuaikan pemberian pekerjaan rumah untuk miningkatkan efektivitas selama belajar disekolah. Guru memberikan penghargaan kepada siswanya agar siswa merasa dihargai dan lebih semangat lagi untuk belajar matematika. Sebagai guru kita tidak boleh mencela dan memarahi murid yang tidak bisa memahami pelajaran matematika. Sebaiknya kita sebagai guru harus mengjarkan siswa tersebut dengan pelahan. Selalu meningkatkan bimbingan atau penyuluhan terhadap siswa secara rutin agar siswa selalu termotivasi.
            Tujuan artikel ini adalah untuk menkaji apakah penyampaian kisah tokoh besar dibidang matematika sebelum materi pelajaran disampaikan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pelajaran matematika, untuk mengidentifikasi keberhasilan proses mengajar menggunakan teknik penyempaian motiva melalu tokoh-tokoh besar dibidang matematika dengan menganalisis ketentuan belajar matematika. Dan untuk mengidentifikasi tanggapan siswa terhadap materi-materi pembelajaran matematika sesudah disampaikan kisah tokoh-tokoh yang besar dibidang matematika .
            Motivasi sangat diibutuhkan dalam proses belajar matematika, motivasi menurut uno (2009:8) adalah dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin diciptakan/dicapainya, sedangkan menurut solichatun (2007:7) motivasi belajar matematika menggambarkan dorongan, keinginan dan kebutuhan siswa untuk belajar matematika yang terlihat kemauan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan, pemberian motivasi belajar sebelum dimulai sangat lah bagus.

MOTIVASI
Pengertian motivasi
            Motivasi belajar merupakan keinginan atau dorongan pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini siswa perlu diberi perlakuanagar timbul motivasi belajar pada diri siswa yaitu diciptakan suatu kondisi tertentu sehingga siswa tergerakkan untuk belajar Abraham Maslow pada tahun 1943, menulis karya ilmiah yang berjudul “A Theory of Human Motivation”. Teori motivasi ini banyak sekali digunakan sebagai dasar teori dalam ilmu psikologi maupun manajemen bisnis untuk memberikan pandangan bahwa motivasi setiap manusia berbeda-beda. Karena motivasi yang berbeda-beda itulah kita dapat melihat bahwa ada manusia yang sangat ambisius untuk maju dan sukses sampai mendapat posisi tertentu, ada pula yang ingin dikenal banyak orang, ada yang ingin punya banyak teman dan tetap diterima dalam kelompok, tapi disisi lain ada pula yang merasa sudah cukup walau hanya bisa makan.
 Maslow, mengilustrasikan teori ini dalam bentuk piramida kebutuhan dengan melakukan penelitian terhadap orang-orang yang dianggapnya mencapai tahapan tingkat tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Memang tidak semua orang dapat mencapai tahap tertinggi dari piramida tersebut, karena kemungkinan ada kebutuhan dalam piramida maslow yang tidak tercapai. Untuk lebih jelasnya, berikut saya bahas piramida kebutuhan tersebut secara singkat.
1.     Kebutuhan akan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Kebutuhan ini mencakup hal-hal untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti bernafas, makan, minum, tidur, seks dan sebagainya. Orang yang masih berada di level ini, kecenderungannya hanya berfokus mengenai kebutuhan dasar.
2.     Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman mencakup banyak hal seperti rasa aman terhadap diri sendiri dan keluarganya dari serangan kejahatan, kondisi keamanan finansial dari pekerjaan/krisis ekonomi dan sebagainya. Orang yang masih berada pada level ini akan dipenuhi rasa khawatir hidupnya terancam.
3.     Kebutuhan Akan Rasa Cinta dan memiliki
Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki menjadi kebutuhan sesorang untuk memuaskan batin melalui kasih sayang dari orang lain, seperti keluarga, pasangan maupun keinginan untuk diterima oleh kelompok. Orang yang ada pada level kebutuhan ini sangat berkeinginan untuk eksis dan bersosialisasi.
4.     Kebutuhan Akan Penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan ada karena seseorang sangat ingin dianggap penting, kebutuhan ini mencakup kriteria kebutuhan akan pengakuan, kepercayaan diri, prestasi, penghargaan dan penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan adanya kebutuhan ini akan membuat seseorang lebih terdorong untuk mencapai hal-hal yang lebih tinggi lagi dalam hidup yang belum dapat dicapainya hingga saat ini.
5.     Kebutuhan Akan Aktualisasi diri
Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah mengenai kebutuhan mendapatkan kepuasan diri yang mencakup pemenuhan akan moralitas, kreativitas, spontanitas, penyelesaian masalah, dan penerimaan kenyataan yang terjadi. Di tahap aktualisasi diri seseorang akan lebih terfokus pada mendorong dirinya mencapai prestasi-prestasi tertinggi, bukan dengan tujuan utama hanya semata-mata untuk mendapatkan penghargaan saja tapi lebih kepada untuk upaya memaksimalkan agar hidupnya lebih bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Penerapan Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Penerapan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika, banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam membangkitkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Menurut Shaleh (2008:86) sepenggal cerita inspirasi ternyata mampu menggugah emosi dan semangat bagi seseorang. Teknik seperti ini dapat diterapkan oleh guru sebelum menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Hampir semua tokoh di bidang matematika dapat memberikan inspirasi yang luar bisa.  Anak didik tentu akan terkagum–kagum dengan cerita tersebut.  Misalnya, cerita Carl Fiedrich Gauss yang mampu menghitung dengan cepat dalam hitungan detik. Kisah Carl Friedrich Gauss dapat dijadikan sebagai kisah insipirasi bagi siswa dalam meningkakan motivasi belajar matematika. Carl Friedrich Gauss merupakan salah satu ilmuwan hebat dunia, ia juga diakui sebagai ahli matematika terbesar sepanjang masa. Hal ini cukup beralasan, sebab ia memang jenius sejak kecil. Pada saat Gauss berusia tiga tahun, ia berhasil menemukan kesalahan yang dilakukan ayahnya waktu sang ayah melakukan kalkulasi di bidang keuangan. Gauss melakukan hal yang menakjubkan lagi saat ia berada di sekolah dasar. Pada waktu itu guru matematikanya meminta murid-murid menjumlahkan bilangan-bilangan dari 81297 + 91495 + 81693 + … + 100899. Gauss berhasil menyelesaikan soal tersebut beberapa detik setelahnya. Setelah pemeberian motivasi diharapkan siswa dapat menunjukan perilaku sesuai dengan indikator siswa yang termotivasi untuk belajar. Menurut Solichatun (2007:28) indikator siswa termotivasi untuk belajar : 1) senang mengikuti pelajaran; 2) tidak merasa bosan saat belajar; 3) mengikuti pelajaran dengan sunguh-sungguh; 4) mengerjakan tugas yang diberikan; 4) merasa bahwa belajar adalah kebutuhan; 5) merasa aman belajar; 6) memiliki rasa ingin tahu yang besar; 7) percaya diri untuk berprestasi.
PENUTUP
Simpulan
            Pembelajaran matematika merupakan pemahaman dan penalaran siswa yang diperoleh melalui pengalaman mereka belajar, dalam motivasi dapat disimpulkan seorang anak atau siswa sebagian besar mendapat peningkatan motivasi setelah medapatkan kisah tokoh besar matematika, dan sebagian besar siswa memberi tanggapan positif setelah diberikan motivasi.
              Motivasi belajar merupakan keinginan atau dorongan pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.
Saran
            Membuat proses belajar menjadi lebih menyenakan agar siswa tidak mudah bosan dan memberikan dorongan secara terus menerus agar siswa tersebut tidak mudah patah semangat dalam pembelajaran yang menurut mereka sangat sulit. Guru juga harus bisa menguasai kelas dan tau bagaimana membangun strategi di dalam kelas agar siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan nyaman.
                                                                                                                            
DAFTAR PUSTAKA
Shaleh, Andri. (2008). Seni Mengajarkan Matematika Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Solichatun.  (2007). “Implementasi Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Siswa SMP”. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika  FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Uno, Hamzah. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Maslow, A. H (1943) conflict, frustation,  and the theory of treath, j abnorm(soc) psychol



No comments:

Post a Comment

you say