MOTIVASI
SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Anita Hartiane Wijanarko
Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
ABSTRAK: Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peran dan cara menerapkan
motivasi siswa dalam pembelajaran matematika. Mengidentivikasi keberhasilan
proses mengajar menggunakan teknik tokoh besar di bidang matematika. Metode
penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini
diharapkan menjadi acuan guru untuk meningkatkan kualitas mengajar.
KATA KUNCI: Pembelajaran, Motivasi Siswa
PENDAHULUAN
Matematika,
kajian abstrak mengenai angka, kuantitas, struktur dll. Matematika bersal dari
bahasa yunani ( mathematikos) yang artinya ILMU PASTI. Dalam bahasa belanda
matematika disebut WISKUDE, yang artinya yang belajar.dalam kamus besar bahasa
Indonesia define matematika adalah ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu
yang berhubungan dengannya, yang mencakup segala bentuk prosedur oprasional
yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Matematika
merupakan salah satu ilmu yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
baik secara umum maupun secara khusus.secara umum matematika digunakan dalam
transaksi perdagangan,pertukaran dll. Hampir semua aspek kehidupan ilmu
matematikalah diterapkan. Ada beberapa definisi matematika menurut para ahli,
yang pertama james and james (1976) matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang
banyak dan berbagi tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Menurut
ruseffendi E.T (1988:23) matematika terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak
di definisikan, definisi-definisi , aksioma-aksioma dan dalil-dalil dimana
dalil yang telah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah
matematika sering disebut ilmu deduktif. Matematika merupakan suatu pelajaran
yang tersusun secara beratutan, logis berjenjang dari yang paling mudah hingga
yang paling rumit.
Pembelajaran adalah suatu kondisi
yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswa. Pembelajaran
matematika adalah proses interaksi antara siswa dan guru yang melibatkan
pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar
yang disengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar
matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan
kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Selain interaksi yang baik antara
guru dan siswa tersebut, factor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran
matematika adalah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
Masalah-masalah yang terjadi pada
siswa terhadap pembelajaran matematika adanya siswa yang menganggap bahwa
pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit, sulit untuk
dipahami dan dimengerti sehingga masih rendahnya hasil belajar siswa, siswa
mengalami kesulitan menyelesaikan masalah matematika karna pemahaman materi
yang masih kurang, kurang tepatnya pendekatab belajar yang digunakan guru di
dalam menyampaikan materi ajar pendekatan belajar tuntas merupakan alternative
metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sering melakukan keslahan
ketika perhitungan angka-angka, sepeti proses subtitusi mengulang terbalik dan
mengisi deret hitung serta ukur, atau sulit melakukan proses-proses matematis
seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali dan sulit memahami
konsephitungan angka atau urutan.
Faktor penyebab masalah dalam
pembelajaran matematika, bisa dilihat dari dia mempunyai kelemahan pada proses
penglihatan atau visual, anak yang memiliki kelemahan ini kemungkinan besar
akan mengalami diskalkulia. Siswa juga berpotensi mengalami gangguan dalam
mengeja dan menulis atau phobia matematika. Siswa yang pernah mengalami trauma
dengan pelajaran matematika bisa kehilangan rasa percaya diri, jika hal ini
tidak diatasi segera , maka siswa akan mengalami kesulitan dengan semua hal
tentang matematika
Memotivasi siswa dalam pembelajaran
matematika yaitu dengan cara memberi dukungan pembelajaran matematika bagi
siswa, oleh masyarakat terutama pada system dewan sekolah, orang tua wali,
media. Guru bisa menerapkan suasana yang nyaman dalam proses belajar matematika
sehingga siswa bisa mencerna dengan baik penjelasan dari guru. Meningkatkan
minat siswa terhadap pelajaran matematika, memperhatikan keterampilan siswa
dalam mengerjakan soal-soal matematika, menyesuaikan pemberian pekerjaan rumah
untuk miningkatkan efektivitas selama belajar disekolah. Guru memberikan
penghargaan kepada siswanya agar siswa merasa dihargai dan lebih semangat lagi
untuk belajar matematika. Sebagai guru kita tidak boleh mencela dan memarahi
murid yang tidak bisa memahami pelajaran matematika. Sebaiknya kita sebagai guru
harus mengjarkan siswa tersebut dengan pelahan. Selalu meningkatkan bimbingan
atau penyuluhan terhadap siswa secara rutin agar siswa selalu termotivasi.
Tujuan artikel ini adalah untuk
menkaji apakah penyampaian kisah tokoh besar dibidang matematika sebelum materi
pelajaran disampaikan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pelajaran
matematika, untuk mengidentifikasi keberhasilan proses mengajar menggunakan
teknik penyempaian motiva melalu tokoh-tokoh besar dibidang matematika dengan
menganalisis ketentuan belajar matematika. Dan untuk mengidentifikasi tanggapan
siswa terhadap materi-materi pembelajaran matematika sesudah disampaikan kisah
tokoh-tokoh yang besar dibidang matematika .
Motivasi sangat diibutuhkan dalam
proses belajar matematika, motivasi menurut uno (2009:8) adalah dorongan dan
kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin
diciptakan/dicapainya, sedangkan menurut solichatun (2007:7) motivasi belajar
matematika menggambarkan dorongan, keinginan dan kebutuhan siswa untuk belajar
matematika yang terlihat kemauan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan,
pemberian motivasi belajar sebelum dimulai sangat lah bagus.
MOTIVASI
Pengertian
motivasi
Motivasi
belajar merupakan keinginan atau dorongan pada diri seseorang baik secara sadar
maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.
Dalam hal ini siswa perlu diberi perlakuanagar timbul motivasi belajar
pada diri siswa yaitu diciptakan suatu kondisi tertentu
sehingga siswa tergerakkan untuk belajar Abraham
Maslow pada tahun 1943, menulis karya ilmiah yang berjudul “A Theory of Human Motivation”.
Teori motivasi ini banyak sekali digunakan sebagai dasar teori dalam ilmu
psikologi maupun manajemen bisnis untuk memberikan pandangan bahwa motivasi
setiap manusia berbeda-beda. Karena motivasi yang berbeda-beda itulah kita
dapat melihat bahwa ada manusia yang sangat ambisius untuk maju dan sukses
sampai mendapat posisi tertentu, ada pula yang ingin dikenal banyak orang, ada
yang ingin punya banyak teman dan tetap diterima dalam kelompok, tapi disisi
lain ada pula yang merasa sudah cukup walau hanya bisa makan.
Maslow, mengilustrasikan teori ini
dalam bentuk piramida kebutuhan dengan melakukan penelitian terhadap
orang-orang yang dianggapnya mencapai tahapan tingkat tertinggi, yaitu
aktualisasi diri. Memang tidak semua orang dapat mencapai tahap tertinggi dari
piramida tersebut, karena kemungkinan ada kebutuhan dalam piramida maslow yang
tidak tercapai. Untuk lebih jelasnya, berikut saya bahas piramida kebutuhan
tersebut secara singkat.
1. Kebutuhan akan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Kebutuhan ini mencakup hal-hal untuk
memenuhi kebutuhan fisik seperti bernafas, makan, minum, tidur, seks dan
sebagainya. Orang yang masih berada di level ini, kecenderungannya hanya
berfokus mengenai kebutuhan dasar.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman mencakup
banyak hal seperti rasa aman terhadap diri sendiri dan keluarganya dari
serangan kejahatan, kondisi keamanan finansial dari pekerjaan/krisis ekonomi
dan sebagainya. Orang yang masih berada pada level ini akan dipenuhi rasa
khawatir hidupnya terancam.
3. Kebutuhan Akan Rasa Cinta dan
memiliki
Kebutuhan akan rasa cinta dan
memiliki menjadi kebutuhan sesorang untuk memuaskan batin melalui kasih sayang
dari orang lain, seperti keluarga, pasangan maupun keinginan untuk diterima
oleh kelompok. Orang yang ada pada level kebutuhan ini sangat berkeinginan
untuk eksis dan bersosialisasi.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan ada
karena seseorang sangat ingin dianggap penting, kebutuhan ini mencakup kriteria
kebutuhan akan pengakuan, kepercayaan diri, prestasi, penghargaan dan
penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan adanya kebutuhan ini
akan membuat seseorang lebih terdorong untuk mencapai hal-hal yang lebih tinggi
lagi dalam hidup yang belum dapat dicapainya hingga saat ini.
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi diri
Kebutuhan akan aktualisasi diri
adalah mengenai kebutuhan mendapatkan kepuasan diri yang mencakup pemenuhan
akan moralitas, kreativitas, spontanitas, penyelesaian masalah, dan penerimaan
kenyataan yang terjadi. Di tahap aktualisasi diri seseorang akan lebih terfokus
pada mendorong dirinya mencapai prestasi-prestasi tertinggi, bukan dengan
tujuan utama hanya semata-mata untuk mendapatkan penghargaan saja tapi lebih
kepada untuk upaya memaksimalkan agar hidupnya lebih bermanfaat baik bagi diri
sendiri maupun orang lain.
Penerapan Motivasi dalam
Pembelajaran Matematika
Penerapan motivasi siswa
terhadap pembelajaran matematika, banyak hal yang dapat dilakukan oleh
guru dalam membangkitkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Menurut
Shaleh (2008:86) sepenggal cerita inspirasi ternyata mampu menggugah emosi dan
semangat bagi seseorang. Teknik seperti ini dapat diterapkan oleh guru sebelum
menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Hampir semua tokoh di
bidang matematika dapat memberikan inspirasi yang luar bisa. Anak didik
tentu akan terkagum–kagum dengan cerita tersebut. Misalnya, cerita Carl
Fiedrich Gauss yang mampu menghitung dengan cepat dalam hitungan detik. Kisah
Carl Friedrich Gauss dapat dijadikan sebagai kisah insipirasi bagi siswa dalam
meningkakan motivasi belajar matematika. Carl Friedrich Gauss merupakan salah
satu ilmuwan hebat dunia, ia juga diakui sebagai ahli matematika terbesar
sepanjang masa. Hal ini cukup beralasan, sebab ia memang jenius sejak kecil.
Pada saat Gauss berusia tiga tahun, ia berhasil menemukan kesalahan yang
dilakukan ayahnya waktu sang ayah melakukan kalkulasi di bidang keuangan. Gauss
melakukan hal yang menakjubkan lagi saat ia berada di sekolah dasar. Pada waktu
itu guru matematikanya meminta murid-murid menjumlahkan bilangan-bilangan dari
81297 + 91495 + 81693 + … + 100899. Gauss berhasil menyelesaikan soal tersebut
beberapa detik setelahnya. Setelah pemeberian motivasi diharapkan siswa dapat
menunjukan perilaku sesuai dengan indikator siswa yang termotivasi untuk
belajar. Menurut Solichatun (2007:28) indikator siswa termotivasi untuk belajar
: 1) senang mengikuti pelajaran; 2) tidak merasa bosan saat belajar; 3)
mengikuti pelajaran dengan sunguh-sungguh; 4) mengerjakan tugas yang diberikan;
4) merasa bahwa belajar adalah kebutuhan; 5) merasa aman belajar; 6) memiliki
rasa ingin tahu yang besar; 7) percaya diri untuk berprestasi.
PENUTUP
Simpulan
Pembelajaran
matematika merupakan pemahaman dan penalaran siswa yang diperoleh melalui
pengalaman mereka belajar, dalam motivasi dapat disimpulkan seorang anak atau
siswa sebagian besar mendapat peningkatan motivasi setelah medapatkan kisah
tokoh besar matematika, dan sebagian besar siswa memberi tanggapan positif
setelah diberikan motivasi.
Motivasi belajar merupakan
keinginan atau dorongan pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak
sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.
Saran
Membuat proses belajar menjadi lebih menyenakan agar siswa
tidak mudah bosan dan memberikan dorongan secara terus menerus agar siswa
tersebut tidak mudah patah semangat dalam pembelajaran yang menurut mereka
sangat sulit. Guru juga harus bisa menguasai kelas dan tau bagaimana membangun
strategi di dalam kelas agar siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan nyaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Shaleh, Andri.
(2008). Seni Mengajarkan Matematika Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta
Emas Publishing.
Solichatun. (2007). “Implementasi Kontekstual Dalam
Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Motivasi
Belajar Siswa SMP”. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Uno, Hamzah.
(2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Maslow, A. H
(1943) conflict, frustation, and the
theory of treath, j abnorm(soc) psychol
No comments:
Post a Comment
you say