IBX5A82D9E049639

Friday, 23 May 2014

Intisari Ajaran Syekh Abdul Qadir Jailani



Ajaran I
Taubatlah Sebelum Terlambat

Wahai Saudaraku, Rasulullah saw, telah bersabdah:
“Barangsiapa dibukakan pintu kebaikan baginya, maka hendaklalh dia menggunakan kesempatan itu, sebab hal itu tidak di ketahui kapan pintu kebaikan itu di tutup baginya.”
Wahai saudaraku, selagi pintu kesempatan dan pintu hidup masih dibuka, maka hendaknya engkau dapat memeliharanya dengan baik. Siapa tahu dalam waktu dekat, pintu ditutup kembali dan rohmu dicabut dari kerongkongan.
Jagalah akhlakmu yang baik selagi dirimu masih bias melakukannya. Masukilah pintu taubat selagi masih terbuka bagimu. Jauhkanlah dirimu dari pintu-pintu yang dapat menyebabkan dosa dan kemaksiatan. Sebab pintu-pintu maksiat itu senantiasa terbuka lebar bagimu.
Wahai saudaraku, bangkitlah dari sesuatu yang meresahkan dirimu. Sucikanlah dirimu dari segala kotoran. Perbaikilah diri dari sesuatu yang merusak. Jernihkanlah dirimu dari kekeruhan. Kendalikanlah dirimu dari kesenangan duniawi. Kembalilah kepada Tuhanmu, yang telah kau jadikan tempat kembali.
Sifat malas hanya akan membuahkan sesal bagimu. Karena itu, janganlah bermalas-malasan dan menunda penghambaan kepada Tuhanm. Bersegeralah melakukan amal shalih, karena Allah akan memberi rahmatNya kepadamu, baik di dunia dan akhirat.
Wahai saudaraku, kembalilah kepada Allah dengan sepennuh hati. Jadikanlah doamu sebagai pemikat. Jangan berdoa kepada-Nya selagi hatimu tiada berkonsentrasi kepadaNya. Ketahuilah, bahwa pada saatnya nanti, jika Kiamat telah tiba, semua manusia mengakui perbuatannya yang pernah dilakukan di dunia, jelek atau buruk. Engkau akan menyesal dan tiada berguna. Saat itulah terjadi perhitungan amal perbuatan. Tiada yang terselipi sedikit pun. Dan engkau pun tak mampu berkelit untuk berbohong.
Rasululallah saw. Bersabda:
“Dunia ini adalah perladangan akhirat, maka barangsiapa menanam kebaikan, maka dia akan merasakan hasilnya dengan perasaan puas, dan barangsiapa yang menanam keburukan, maka dia akan menghasilkan penyesalan.”
Wahai saudaraku, sekarang engkau masih belum dapat membuktikan tentang kematian. Jika saatnya nanti nyawa telah direnggut oleh malaikat Izrail, barulah engkau menyadari betapa penyesalan tiada guna.
Wahai Allah, bangkikanlah kami dari kelalaian, jagalah kami dari hati yang tumpul yang menyebabkan diriku jadi lalai kepadaMu.
Wahai saudaraku, engkau berkutat dengan sesuatu yang buruk bias mendatangkan keburukan pada dirimu sendiri. Hal itu dapat pula melenyapkan kebaikanmu. Karenanya, berjalanlah di bawah naungan AL Quran dan Sunah Rasul. Engkau pasti menjadi manusia selamat dan beruntung.
Wahai saudaraku, janganlah engkau melupakan waktumu. Jangan membiarkansisa umurmu berlalu dengan sia-sia. Jangan engkau tenggelamkan dirimu dalam kesibukan mencari makan, berangan-angan tinggi yang tidak pasti kau temukan jawabannya. Hal yang demikian itu hanyalah menjadi penghalang bagi dirimu untuk sampai kepada Allah. Juga menghinakan kedudukanmu di hadapanNya. Hendaknya engkau malu kepadaNya, dengan sebenar-benarnya malu.
Wahai saudaraku, sesungguhnya duduk dengan tenang sambil berdzikir (mengingat Allah) di dalam hati merupakan akhlak orang makrifat ( arif), merupakan perbuatan orang sidiq, yang kelak tempatnya di dalam surge. Oleh karenanya, jadilah sebagai hamba yang ridha atas takdirNya dengan cara mendekatkan diri kepadaNya secara total.
Wahai saudaraku, bermunajatlah kepadaNya. Karena dengan munajat, dapatlah menyingkab tabir penghalang antara dirimu dengan Tuhanmu. Bertaqarublah kepadaNya dalam hati yang hakiki.
“Tidak ada sesuatu pun yyang menyerupai denganNya, dan Dialah (Allah) yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Assyura 11)
Wahai saudaraku, surge telah dijanjikan oleh Allah swt. Kepada setiap hamba beriman, yang mereka bias melihat DzatNya tanpa hijab, tanpa keraguan sedikit pun. Jika dirimu bermal semata-mata karena Allah, maka engkau akan dekat kepadaNya dan Dia selalu melihatmu sebagai balasan bagimu.
Wahai saudaraku, janganlah engkau mencari nnikmat, tetapi caeilah siapa yang memberi nikmat kepadamu. Karena sesungguhnya nikmat tidak akan engkau temukan selama-lamanya. Namun juka engkau telah menemukan Pemberi Nikmat, maka engkau akan mendapatkan kenikmatan yang hakiki (selama-lamanya), dunia dan akhirat.
Wahai saudaraku, hendaknya engkau selalu mengingat akan kematian. Bersabarlah dan bertawakallah jika engkau mendapat cobaan. Serahkan dirimu kepadaNya dalam setiap keadaan. Jika tiga tingkatan ini engkau miliki dengan sempurna, maka Allah akan “mendatangimu” ketika ajalmu dating.
Engkau akan merasakan hasil dari jerih payah sikap zuhudmu dan jerih payahmu dalam bersabar menghadapi cobaan.
Engkau haruslah sabar jika sesuatu terlepas dari dirimu. Engkau senantiasa bergantung kepadaNya. Selamatkanlah jiwamu dari dunia dan akhirat. Janganlah bergantung kepada dunia. Bergantunglah hanya kepada Allah. Maka Allah akan memberi rahmatNya kepadamu dari segala penjuru. Jika engkau mampu memelihara jiwamu, tentu engkau akan selamat dari bujukan syetan dan bujukan nafsumu sendiri. Insya Allah engkau termasuk golongan manusia sebagaimana firman Allah ini:
“Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka. (QS. Al Hijr 42)”
Hati mereka selalu berhubungan dengan Allah dan selalu bergantung kepadaNya sehingga mereka terbeas dari tipu daya syetan. Mereka mendapatkan pertolongan dari Allah. Jika pertolongan itu telah sempurna engkau miliki, maka dunia dna akhirat akan menjadi pelayanmu tanpa paksa.
Wahai saudaraku, laluilah pintu Tuhanmu dan tetaplah engkau disana, niscaya engkau akan mendapat petunjuk tentang jalan yang benar dan jalan yang bathil.
Janganlah engkau mencari sesuatu untuk menambah atau mengurangi. Sebab setiap kepastian itu telah dimiliki oleh setiap individu. Tak seoarang pun di antaramu mempunyai apa ang akan terjadi, dan apa kehendak Allah.

“Tuhanmu telah selesai dari menciptakan, dan menetapkan rizki, menetapkan mati, dan menggerakkan qadam dengan demikian Allah tetap Mengetahui dengan keberadaan ini.”

No comments:

Post a Comment

you say