IBX5A82D9E049639

Monday, 3 March 2014

Cara Menghafal Al-Quran

                                                                      Mukadimah
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah. Kami memuji, memohon pertolongan, ampunan, serta pentunjuk-Nya. Kami memohon perlindungan pada Allah dari keburukan-keburukan diri kami dan kesalahan-kesalahan perbuatan-perbuatan kami. Barangsiapa yang diberii petunjuk oleh Allah maka tidak ada yanng dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi tidak ada Ilahi kecuali Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Sahalawat serta salam atasnya dan sahabatnya seta keselamatan yang banyak.

Q.S Ali Imran: 102
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam."

Q.S An Nisa: 1
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan isterinya, dan dari keduanya Allah memperkembangkan laki-laki dan perempuan yang  banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Seseungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."

Q.S Al Ahzab:70-71
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu koepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapadt kemenangan yang besar."

                                               Tanya - Jawab
1. Apa saran Bapak untuk saya yang ingin menghafal Al-Quran?
    Jawaban
Pertama, menumbuhkan niat ikhlas karena Allah semata.
Kedua, di dalam menghafal, kalian harus benar-benar mencari ridha Allah dan kebahagiaan akhirat.
Ketiga, harus ada Azam "kemauan yang keras" untuk menyelesaikan hafalan (tidak putus di tengah jalan).
Keempat, harus ada seorang Syekh (guru) yang sudah dikenal bagus bacaannya dan siap menyertai kalian dalam menghafal, serta memberikansemangat.
Kelima, kalian harus bisa menediakan waktu khusus tiap hari dan jangan dicampur dengan kegiatan yang lain. Misalnya, setelah shalat magrib atau setelah shalat ashar, dan lain-lain.
Keenam, kalian harus selalu merasakan mendapat pahala dari Allah dan selalu mengingat hadist Nabi saw.
"Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mau memperlajari Al Quran dan mau mengajarkannya."
Ketujuh, Kalian harus mempunyai mushaf khusus, dalam bentuk dan tulisannya (jangan pindah mushaf lain).

2. Apa yang harus dikerjakan pertama kali oleh orang yang mau menghafal Al-Quran?
Jawaban
   Segala perbuatan yang  dikerjakan manusia harus dilakukan atas dasar ikhlas karena Allah semata, berdasarkan firman Allah,
Q.S Al Bayyinah;5
 "Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan ikhlas."

Selanjutnya, ia harus bersungguh-sungguh memperbaiki niat dan tujuannya, karena suatau amal yang tidak berdasarkan keikhlasan, tidak berartti di sisi Allah.
HR An-Nasa'i
"Sesungguhnya Allah tidak mau menerima suatu amal kecuali dengan keikhlasan dan mencari ridha Allah semata."

Karena menghafal Al-Quran adalah termasuk perbuatan yang baik dan merupakan ibadah yang paling mulia, maka harus disertai dengan niat yang ikhlas mencari ridha Allah dan kebahagiaan akhirat. Tidak karena ingin mendapatkan pujian manusia, tidakpula karena ingin menjadi orang terkenal, dan lain-lain.
Sudah tentu, orang yang tidak ikhlas dalam menghafalnya, akan mendapatkan dosa dan hukuman dari Allah.
Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist: Muttafaq'alaih
"Aku adalah Sekutu Yang Maha Cukup, sangat menolak perbuatan syirik. Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal dengan dicampuri perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan (tidak Aku terima) amal syiriknya itu."

Hal ini juga agar seorang muslim benar-benar berusaha untuk menjadi Ahlul-Quran, karena hal itu termasuk ahli Allah dan termasuk sebaik-baik manusia yang dipuji oleh Rasulullah dalam hadisnya:
"Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mau mempelajari Al-Quran dan mau mengajarkanya."

3. Berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk menghafal Al-Quran sampai selesai?
Jawaban

     Kecerdasan dan kemampuan hafalan (kekuatan hafalan) seseorang itu berbeda-beda. Seorang yang cerdas akan mampu mengahafal Al-Quran selama tidak kurang dari empat bulan, dengan syarat ia benar-benar memusatkan perhatiannya hanya kepada hafalan. Adapun orang yang kecerdasannya biasa-biasa saja, dapat samapi satu tahun dengan tidak terlalu memfokuskan diri untuk hafalan saja. Adapun yang lemah, bergantung pada kesungguhan dia, dan tidak ada ketentuan pasti seberapa lama waktu yang harus ia tempuh.

4. Apakah suatu keharusan bagi mereka yang membaca atau menghafal Al-Quran untuk mengerti dan memahami artinya?
Jawaban
     Sudah tentu, memahami isi Al-Quran adalah sangat bagus (mulia) dan itulah yang di kehendaki. Namun, bukan berarti orang yang tidak paham akan arti dan kandungan Al-Quran tidak boleh membaca atu menghafal sama sekali, karena membaca saja merupakan ibadah tersendiri, sebagaimana firman allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45, "Bacalah dari apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab." Perintah pada ayat ini adalah membaca saja. Tentang menghafal, ada kriteria tersendiri. Sebagaimana tadabur dan pemahaman, juga mempunyai kriteria tersendiri. Allah berfirman,
Q.S Ali Imran: 164
"Sungguh Allah telah membei karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yaitu membacakan kepada meraka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan, sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

Dalam ayat tersebut terdapat perbedaan antara membaca dan mempelajari arti. Seperti yang terlihat pada kalimat "yatluu alayhim aayyatihi" membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah dan "wa yualimuhummulkittaba" mengajarkan kepda mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Sebagaimana telah diketahui bahwa membaca satu huruf dari Al-Quran saja sudah tercatat sebagai satu kebaikan. Termasuk dari huruf-huruf tersebut adalah yang kita tidak tahu artinya seperti "aliff lamimm" dan lain-lain. Nabi saw. bersabdah,
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya mendapat kebaikan yang dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan "aliff lamimm" itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf tersendiri."
Nabi dalam hal ini tidak mensyaratkan bagi yang membaca Al-Quran, agar mendapatkan pahala dengan harus memahami arti huruf-huruf tadi.  Dipertegas lagi denan sekian banyak orang-orang di luar orang Arab yang tidak memahami arti Al-Quran dan tidak pula mengerti surat Al-Fatihah. Meski demikian, tidak ada yang mengatakan bahwa shalat mereka itu batal karena mereka tidak memahami arti Al-Quran. Demikian juga yang mau menghafal Al-Quran, tidak harus mengerti dan memahami arti Al-Quran terlebih dahulu.

5.Mungkinkah orang yang lemah kecerdasannya mampu menghafal Al-Quran?
Jawaban
    Banyak orang yang rendah diri dan pesimis. Mereka tidak mau menghafal Al-Quran karena merasa perisapan intelektualnya kurang memadai (lemah). Atau, kadang-kadang membandingkan dirinya dengan orang-orang yang mempunyai tingkat intelektualitas tinggi. Akhirnya, dia putus asa dan tidak mau menghafal. Yang lebihh parah lagi, dia tidak mau membaca Al-Quran sama sekali.
Saya menegaskan bahwa sangat mungkin untuk dapat menghafal Al-Quran meskipun bagi yang berintelektual rendah. Dengan berusaha sedikit demi sedikit setiap hari dan mengulang-ulang terus apa yang telah dihafal secara kontinu. Dan selanjutnya, berusaha dengan sekuat tenaga menggabungkan antara ayat-ayat yang telah dihafal dan ayat yang sedang dihafal. Insya Allah sebesar usaha yang di keluarkan, sebesar itu pula pahala yang dapat diambil. Dan perlu diketahui, betapa banyak orang yang hafal Al-Quran padahal mereka tidak tergolong orang yang cerdas (berintelektual rendah).
Perhatian
    Bagi mereka yang daya intelektualnya rendah atau yang sudah lanjut usia, juga mereka yang terlalu disibukan oleh pekerjaan, memulai hafalannya dari juz Amma kemudian Tabaaraka (juz 29,peny), dan selanjutnya dari surat-surat yang pendek (mudah) telebih dahulu agar terbiasa menghafal. Kemudian, baru surat-surat yang panjang.

6. Sebagian besar mereka ada yang mampu menghafal dengan cepat, namut cepat pula mereka lupa.
     Bagaiman cara mengatasi permasalahan ini?
Jawaban
   
    Orang yang mampu menghafal dengan cepat dan juga cepat lupa itu, kadang-kadang disebabkan karena haflannya lemah (belum menemperl kuat). Juga disebabkan karena menghafalnya dengan jalan mengingat-ingat maknanya saja. Karena itu, untuk mengatasi hal ini ia harus betul-betul memusatkan hafalnnya dan berusaha melekatkannya hingga tidak cepat lupa. Jalan terbaik yang harus mereka tempuh adalah dengan menyetorkan hafalannya ia ini dan memuraja'ah mengulang-ulang hafalannya yang beru dia hafalkan kemarin di hadapan gurunya, demikian pula pada setiap hafalan yang baru, sehingga akan dapat terkait antara hafalan yang kemarim hari ini, dan selanjutnya. Akan lebih baik lagi jika dapat me-muraja'ah lebih banyak.

7. Bagaimana cara yang tepat untuk menambah hafalan baru?
Jawaban

     Pertama, membacakan ayat yang akan dihafal di hadapan gurunya binnazhar "Dengan melihat", dengan memegan pensil yang fungsinya apabila dalam bacaannya terdapat kesalahan ia dapat menggarisbawahi bacaan tersebut. Dengan demikian, ia akan teringant ketika membacanya kembali dan tidak salah lagi.
     Kedua, membagi ayat-ayat yang akan di hafal menjadi beberapa bagian. Tiap bagian dapat terdiri atas tiga ayat atau lebih. Kemudian, membaca binnazhar sampai benar-benar bagus dan hafal. Setelah itu, baaru pindah ke bagian yang kedua, ketiga dan seterusnya hingga selesai ayat-ayat yang mau dihafalkan pada hari itu. Kemudian, dirangkaikan bagian-bagian tadi menjadi satu. Lalu, membacakan hafalannya itu pada salah seorang temannya. Kalau hafalannya sudah bagus menurut temannya tadi, barulah diajukan kepada gurunya utnuk disimak. Jika sudah diakui baik olrh gurunya maka dia dapat menambah hafalan baru dengan cara yang sama. Demikianlah fase-fase yang harus dilalui oleh seorang penghafal sehingga hafalannya benar-benar bagus dan melekat.

8. Apabial terjadi kesalahan dalam menghafal, bagaimana cara yang baik untuk memperbaikinya?
Jawaban

     Sesuatau yang wajar jika orang yang baru pertama kali menghafal Al-Quran  melakukan kesalahan, baik ketika membaca di hadapan gurunya atau ketika muraja'ah sendiri. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan.
     Pertama, apabila kesalahan itu terjadi ketika menghafal di hadapan gurunya, cukup mengulang-ulang dari dua kalimat sebelumnya. Tidak perlu mengulang dari awal ayat. Begitu seterusnya sampai bener.
     Kedua, apabila kesalahan itu terjadi ketika muraja'ah, harus mengulanginya dari awal ayat hingga akhir, sampai benar.
     Ketiga, dua kesalahan yang seering dilakukan oleh seorang penghafal Al-Quran: (1) Melupakan permulaan ayat. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengulang dua kalimat dari ayat sebelumnya kemudian disambungkan dengan awal ayat berikutnya yang terlupa tadi. Diulang-ulang hingga benar. (2) Dalam banyak ayat sering terdapat kesamaan. Ketika membaca ayat yang satu, pindah (menyambung) pada ayat yang lain. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengulang dua kalimat dari masing-masing ayat yang terlupa tadi, berkali-kali hingga benar.
     Catatan:
                  "Pengulangan ayat yang terlupa, tidak boleh kurang dari sepuluh kali. Lebih banyak lebih baik. Bahkan, orang-orang terdahulu kalau mengulanginya sampai tujuh puluh kali.

9. Mengapa seorang penghafal harus menggunakan mushaf khusus tanpa boleh berpindah pada mushaf lain?
Jawab
   
     Benar. Selama seseorang masih dalam taraf menghafal, ia tidak boleh berpindah kepada bentuk mushaf yang lain. Hal itu karena beberapa sebab.
      Pertama, kebanyakan penghafal, menghafal dengan jalan mengangan-angan (mengkhayal). Yaitu, dengan mengingat tempat ayat-ayat pada lembaraan mushaf. Maka, apabila ia pindah menggunakan mushaf lain yang berbeda tata letaknya dengan mushaf yang lama, akan terjadi kekacauan dalam menghafal.
      Kedua, seseorang pada saat menghafal sering menemukan kesalahan, baik dalam hal makhraj maupun hal lain yang membutuhkan tanda-tanda khusus untuk menandai kesalahan -kesalahan tadi, sehingga ketika membacanya kembali, akan teringat dan kesalahan tadi tidak akan terulang.

No comments:

Post a Comment

you say