A. Tokoh
Menurut
Munandir (1996:111) teori trait and factor (sifat dan faktor) ini
tidak terkait dengan nama atau tokoh tertentu, akan tetapi
pikiran-pikiran ini bermula dari gagasan F.Parsons, dan kemudian tokoh-tokoh
lain seperti D.G. Paterson, J.G. Darley, E.G. Williamson ikut menyumbang
perkembangan dari teori trait and factor.
B. Konsep
Kepribadian
merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan
lainya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. Hal yang mendasar bagi
konseling sifat dan faktor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk
menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi
pengembangan potensinya. Maksud konseling menurut Williamson adalah untuk
membantu perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia, serta
tugas konseling sifat dan faktor adalah membantu individu dalam memeperoleh
kemajuan, memahami, dan mengelola diri dengan cara membantunya
menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan
tujuan-tujuan hidup dan karir.
Para
teoretikus ini mengemukakan, pentingnya kecocokan antara ciri pribadi orang dan
persyaratan kerja, makin cocok, makin besar peluang, orang itu mencapai
produktivitas dan memperoleh kepuasan. Untuk pengambilan keputusan kerja
Parsons mengemukakan 3 hal serangkai yaitu pribadi, pekerjaan, dan kecocokan
(pribadi dengan pekerjaan). Individu perlu dibantu memperoleh pemahaman akan
kekuatan dan kelemahan dirinya, pemahaman yang lengkap mengenai syarat-syarat
untuk berhasil dalam suatu pekerjaan, dan berdasarkan informasi dan pemahaman
itu akan menerapkan penalaran yang benar dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam
perkembangannya, teori trait and factor mengalami
penyesuaian-penyesuaian dari rumusan semula, yaitu jabatan itu soal pencocokan
sifat pribadi dengan syarat jabatan. Selain hal tersebut, dipertimbangkan pula
nilai sebagai faktor atau sumber tingkah laku. Komitmen nilai ini dikenali
dengan menggunakan tes kepribadian atau tes psikologi. Pada intinya, teori trait
and factor menekankan pentingnya kecocokan antara ciri pribadi orang
dengan persyaratan kerja, makin cocok, makin besar peluang produktivitas kerja
orang dan ia kemungkinan akan memperoleh kepuasan. Teori ini kemudian
dimodifikasi. Pilihan pekerjaan bukan sekedar soal kecocokan sifat diri dengan
syarat pekerjaan, melainkan juga soal pertimbangan segi-segi kognitif, non
kognitif, dan berkenaan dengan pandangan bahwa tingkah laku itu berorientasi
pada tujuan. Teori ini menekankan pada pentingnya pengukuran atau tes
psikologis. Williamson (1939) mengemukakan bahwa hasil tes hanya salah
satu cara saja untuk mengevaluasi perbedaan individu. Data lain, seperti
pengalaman kerja dan latar belakang individu pada umumnya, merupakan faktor
yang sama pentingnya dalam proses konseling karier.
C.Karakteristik
Teori trait
and factor ini memiliki karakteristik tersendiri yang akan membedakan
dengan teori-teori lainnya. Teori ini menitik beratkan pandangan bahwa sifat
diri, syarat pekerjaan, dan pertimbangan segi-segi seperti kognitif,
nonkognitif itu akan mempengaruhi pilihan karir seseorang. Menurut teori trait
and factor ini diperlukan pengukuran-pengukuran psikologis untuk
menentukan pilihan karir seseorang, dimana hal itu tidak ditemukan dalam
teori-teori lainnya. Karakteristik utama dari teori ini adalah asumsi
bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits yang dapat
diukur secara objektif dan berkorelasi dengan tuntutan berbagai jenis
pekerjaan.
D. Aplikasi dalam Bimbingan dan Konseling Karir
Aplikasi
dalam bimbingan dan konseling karir menurut teori trait and factor yaitu
seorang konselor dapat menggunakan alat tes psikologis yang dimanfaatkan untuk
mendiagnosis atau menganalisis seseorang mengenai ciri-ciri atau dimensi
kepribadian tertentu dalam pemilihan karir yang sesuai dengan kondisi konseli.
Sebagai seorang konselor harus mampu memahami sifat diri/dimensi kepribadian
dari konseli, dimana dalam hal ini konseli tersebut belumlah mampu mengenali
dirinya sendiri sehingga konseli tersebut mengalami masalah karir dalam
kehidupannya. Jika seorang konseli dengan bantuan dari konselor sudah mampu
mengenali atau memahami dirinya sendiri, maka konseli tersebut tidak akan
mengalami kesulitan dalam memilih karir yang sesuai dengan potensi atau kemampuan
yang dimilikinya. Akan tetapi, pilihan karir tidak hanya ditentukan oleh sifat
diri/dimensi kepribadian dari konseli melainkan konselor juga harus mampu
memberikan data mengenai pengalaman kerja dan latar belakang individu (konseli)
pada umumnya. Proses konseling menurut teori trait and factor ini
dibagi ke dalam 5 tahapan, diantaranya:
1. Analisis,
merupakan tahap yang terdiri dari pengumpulan data atau informasi dari konseli.
2. Sintesis,
merupakan tahap merangkum dan mengatur data dari hasil analisis yang sedemikian
rupa, sehingga akan menunjukkan bakat konseli, kemampuan serta kelemahannya,
dan kemampuan dalam menyesuaikan diri.
3. Diagnosis,
merupakan tahap untuk menemukan ketetapan dan pola yang mengarah pada
permasalahan, sebab-sebab, serta sifat-sifat konseli yang relevan, dan akan
berpengaruh pada proses penyesuaian diri.
4. Konseling,
merupakan hubungan membantu konseli untuk menemukan sumber diri sendiri dan
sumber di luar dirinya dalam upaya mencapai perkembangan dan penyesuaian yang
optimal sesuia dengan kemampuan/potensi yang dimiliki.
5. Evaluasi
atau treatment, merupakan tindak lanjut dari proses konseling.
Konseling
bertujuan untuk mengajak klien berpikir mengenai dirinya dan menemukan masalah
dirinya serta mengembangkan cara-cara untuk keluar dari masalah tersebut. Untuk
itu secara umum konseling trait and factor dimaksud untuk membantu klien
mengalami:
1. Klarifikasi
diri (self clarification)
2. Pemahaman
diri (self understanding)
3. Pengarahan
diri (self acceptance)
4. Pengarahan
diri (self direction)
5. Aktualisasi
diri (self actualization)
Metode
yang dapat digunakan oleh konselor menurut teori trait and factor ini
adalah dengan menggunakan teknik-teknik seperti wawancara, prosedur
interpretasi tes, dan menggunakan informasi jabatan atau pekerjaan yang
selanjutnya akan disusun untuk membantu menyelesaikan masalah karir yang
dihadapi oleh konseli. Bimbingan dan konseling karir menurut teori trait
and factor ini bertujuan untuk mengajak konseli agar dapat berfikir
mengenai dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat
keluar dari masalah karir yang dihadapi.
Bimbingan
dan konseling karir menurut teori trait and factor dapat digunakan
terhadap semua kasus yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut, ragam
konseling jabatan atau konseling akademik (konseling karir), dimana konseli
dihadapkan oleh keharusan untuk memilih beberapa alternatif, konseli telah
menyelesaikan minimal jenjang pendidikan SMP dan sudah mulai tampak stabil dalam
berbagai ciri kepribadian, konseli tidak menunjukkan kelemahan yang serius
dalam beberapa segi kepribadiannya, misalnya selalu ragu-ragu dalam mengambil
keputusan karirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Munandir.
1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen
Pendidikan
dan Kebudayaan.
http://harulhudabk.blogspot.com/2011/02/teori-konseling-trait-factor.html (diunduh
pada tanggal 24 Maret 2013 pada pukul 08.00 WIB)
http://konselor008.blogspot.com/2013/03/teori-bimbingan-karir-trait-factor.html (diunduh
pada tanggal 24 Maret 2013 pada pukul 08.15 WIB)
http://blog.uad.ac.id/eytti/2012/10/11/aplikasi-konseling-trait-and-factor-theory/ (diunduh
pada tanggal 24 Maret 2013 pada pukul 08.30 WIB)
http://enamkonselor.files.wordpress.com/2012/05/traitnfactor.pdf (diunduh
pada tanggal 24 Maret 2013 pada pukul 08.45)
No comments:
Post a Comment
you say