Abstrak
Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, pendidik harus memahami hakikat materi
pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang
matang. Based Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif
berdasarkan pada prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk
penggadaan pengetahuan baru. Pendekatan pemecahan masalah ini menempatkan
pendidik sebagai fasilitator dimana kegiatan belajar mengajar akan dititik
beratkan pada keaktifan siswa, kegiatan belajar ini dapat mengasah kemampuan
siswa dalam memahami suatu konsep, menggunakan penalaran, memecahkan masalah,
mengemukakan gagasan atau ide dan mampu bekerjasama.
Kata kunci: metode pembelajaran, based learning.
A.
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran
adalah kegiatan pendidikan pada umumnya, yang menjadikan siswa menuju keadaan
yang lebih baik. Pembelajaran dalam hal ini tidak dapat lepas dari peran guru
sebagai fasilitator dalam penyampaian materi. Profesionalisme seorang guru sangatlah
dibutuhkan guna terciptanya suasana proses belajar mengajar yang efisien dan
efektif dalam pengembangan siswa yang memiliki kemampuan beragam. Pembelajaran
pada dasarnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Pemecahan masalah
merupakan fokus dalam pembelajaran yang artinya sebelum siswa belajar harus
melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang masalahnya
bersifat tertutup dan terbuka. Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru
perlu meningkatkan kemampuan menjadi guru professional dan kreatif dalam
mengembangkan kemampuan mengajar sehingga siswa dapat maksimal walaupun dalam
kenyataannya guru-guru di Indonesia sebagian besar masih mempertahankan
metode-metode pembelajaran lama. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha
meningkatkan mutu pendidikan, dimana guru merupakan elemen di sekolah yang
secara langsung dan aktif bersinggungan dengan siswa, kemampuan yang
dimaksudkan adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajarn yang
tepat, efisien dan efektif.
Menurut UNESCO: “learning
to know, learning to do, learning to be, and learning to live together“ siswa
bukan hanya duduk diam dan mendengarkan. Siswa harus diberdayakan agar siswa tersebut
mau serta mampu berbuat untuk memperkaya pengelaman belajar (learning to do).
Interaksi antara siswa dengan lingkungannya menuntut mereka untuk memahami
pengetahuan yang berkaitan dengan dunia sekitarnya (learning to know).
Interaksi tersebut diharapkan siswa dapat membangun jati diri (learning to be).
Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi
akan membentuk kepribadian untuk memahami kebersamaan, bersikap toleransi
terhadap teman (learning to live together). Untuk mencapai tujuan yang diatas
dibutuhkan metode pengajaran yang sesuai, salah satunya adalah metode
pembelajaran Based Learning. Based Learning adalah suatu metode
pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip penggunaan permasalahan
sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan baru. Pendekatan pemecahan
masalah ini menempatkan guru sebagai fasilitator dimana kegiatan belajar
mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan siswa, kegiatan belajar ini dapat
mengasah kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep, menggunakan penalaran,
memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide dan mampu bekerjasama. Proses
pembelajaran yang mengikut sertakan siswa secara aktif secara individu maupun
kelompok, akan lebih bermakna karena dalam proses pembelajaran siswa mempunyai
lebih banyak pengalaman. Dengan pembelajaran dengan metode pembelajaran Based
Learning siswa akan lebih kreatif.
B.
Metode Pembelajaran Based Learning
Dalam kehidupan
sehari-hari, seringkali kita mendengar percakapan seperti: “Kalau ada masalah,
mari kita diskusikan bersama” atau “ Segala sesuatu akan dapat kita selesaikan
dengan baik apabila kita diskusikan permasalahannya”. Dari percakapan tersebut,
kita mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang
atau lebih untuk membicarakan suatu masalah dan menyelesaikannya.
Based learning merupakan strategi pengajaran dimana satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-6 orang untuk mendiskusikan suatu topik atau memecahkan suatu masalah, bisa dilakukan didalam kelas atau di luar kelas. Dalam satu kelompok ini, mereka mempunyai tugas antara lain:
Based learning merupakan strategi pengajaran dimana satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-6 orang untuk mendiskusikan suatu topik atau memecahkan suatu masalah, bisa dilakukan didalam kelas atau di luar kelas. Dalam satu kelompok ini, mereka mempunyai tugas antara lain:
· Membantu
memecahkan masalah yang dihadapi.
· Menampilkan
saran-saran untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah.
· Mendengarkan
baik-baik dan menghargai sumbangan pikiran anggota-anggota lainnya.
· Mengembangkan
pendapat atas dasar pendapat anggota lainnya.
Memecahkan masalah
merupakan metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya.
Metode ini dapat didasarkan pada penelitian, pengajaran proyek, pengajaran unit
yang terintegrasi, pendekatan interdisipliner, pelajaran individual, dan
pengajaran yang aktif. Setiap metode yang digunakan mempunyai tujuan untuk
mendidik anak agar sanggup memecahakan masalah.
Langkah-langkah yang
diikuti dalam pemecahan masalah, pada umumnya seperti yang telah dikemukakan
oleh John Dewey, antara lain:
· Pelajar dihadapkan
pada masalah.
· Pelajar merumuskan
masalah itu.
· Pelajar merumuskan
hipotesis.
· Pelajar menguji
hipotesis tersebut.
Pada umumnya, yang hadir
di ruang kelas adalah terjadinya pembelajaran tradisional yang dimana proses
pembelajaran yang terjadi bersifat memusatkan pada guru,dengan menjadikan siswa
sebagai objek pembelajaran dengan aktifitas utamanya untuk menghafal materi
pelajaran, mengerjakan tugas dari guru, menerima hukuman apabila melakukan
kesalahan, dan kurang mendapatkan penghargaan terhadap hasil kerjanya. Situasi
pembelajaran seperti ini jika terus dipertahankan akan membawa dampak yang
buruk bagi siswa, dimana kondisi ini akan memunculkan sikap kegagalan dan
mempertahankan diri. Siswa akan merasa apa yang mereka kerjakan bukan merupakan
apa yang mereka inginkan. Jika terjadi sesuatu di luar keinginan siswa, maka
dia akan berusaha untuk berbohong atau menutupi apa yang mereka rasakan dan
alami dalam kegiatan pembelajaran.
Based learning ini menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam based learningadalah:
Based learning ini menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam based learningadalah:
1. Menciptakan lingkungan
belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap kegiatan
pembelajaran, sering-seringlah guru memberikan soal-soal materi pelajaran yang
memfasilitasi kemampuan berpikir siswa dari mulai tahap pengetahuan sampai
tahap evaluasi. Soal-soalpelajaran
dikemas semenarik mungkin, misalnya melalui teka-teki, simulasi games, agar
siswa dapat terbiasa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam konteks
pemberdayaan potensi otas siswa.
2. Menciptakan lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan. Hindarilah situasi pembelajaran yang membuat
siswa merasa tidak nyaman dan tidak senang terlibat didalamnya. Lakukan
kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok yang diselingi dengan
permainan-permainan menarik, dan upaya-upaya lainnya yang mengeliminasi rasa
tidak nyaman pada diri siswa. seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan
apabila dia menyukai apa yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat
didalamnya.
3. Menciptakan situasi
pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Siswa sebagai pembelajar
dirangsang melalui kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun pengetahuan
mereka melalui proses belajar aktif yang mereka lakukan sendiri. Bangun situasi
pembelajaran yang memungkinkan seluruh anggota badan siswa beraktivitas secara
optimal, misal mata siswa digunakan untuk membaca dan mengamati, tangan siswa
bergerak untuk menulis, kaki siswa bergerak untuk mengikuti permainan dalam
pembelajaran, mulut siswa aktif bertanya dan berdiskusi, dan aktivitas
produktif anggota badan lainnya.
Selain itu alasan
menggunakan metode based learning adalah:
1. Meningkat
pendidikan untuk semua siswa.
2. Mengubah pola
mengajar dari memberitahu ke melakukan.
3. Menyediakan
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan membuat keputusan
sendiri.
4. Memberi
kesempatan siswa untuk berdiskusi tentang bagaimana mereka akan menemukan
jawaban pertanyaan atau memecahkan masalah.
5. Memungkinkan
siswa melek teknologi.
6. Melengkapi siswa
dengan keterampilan dan rasa percaya diri untuk sukses pada kompetisi global.
7. Mengajarkan inti
kurikulum dengan cara interdisiplin.
Biasanya, based
learning digunakan oleh seorang guru ataupun dosen ketika mengajarkan
keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, pertanyaan menarik
minat siswa, bila melatih siswa menjadi pembelajar yang madiri, serta
pertanyaan mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu.
Contoh metode based learning: Guru memberikan suatu studi kasus mengenai kondisi suatu daerah tertentu yang kekurangan gizi sehingga menyebabkan rendahnya produksi pada daerah tersebut, maka para siswa diminta untuk menyelesaikan dua masalah yang saling berkaitan itu dengan mempertimbangkan kondisi daerah itu secara keseluruhan termasuk soal keuangan, kelembagaan dan sumber-sumber lainnya yang tersedia bagi pembangunan.
Contoh metode based learning: Guru memberikan suatu studi kasus mengenai kondisi suatu daerah tertentu yang kekurangan gizi sehingga menyebabkan rendahnya produksi pada daerah tersebut, maka para siswa diminta untuk menyelesaikan dua masalah yang saling berkaitan itu dengan mempertimbangkan kondisi daerah itu secara keseluruhan termasuk soal keuangan, kelembagaan dan sumber-sumber lainnya yang tersedia bagi pembangunan.
C.
Ciri-ciri Metode Based Learning
1. Mengorientasikan
siswa kepada masalah autentik.
2. Membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual,
dan belajar berbagai peran orang dewasa dengan terlibat dalam pengalaman
nyata/simulasi.
3. Berfokus pada
keterkaitan antar disiplin.
4. Penyelidikan
autentik.
5. Menghasilkan
produk/karya dan memamerkannya.
6. Menghindari
pembelajaran terisolasi dan berpusat pada guru.
7. Menciptakan
pembelajaran interdisiplin, berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama.
8. Terintegrasi
dengan dunia nyata dan pengalaman praktis.
9. Mengajarkan
kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam
kehidupannya yang panjang.
10. Pembelajaran
berpusat pada siswa.
11. Pembelajaran
terjadi pada kelompok kecil.
12. Guru berperan
sebagai tutor dan pembimbing.
13. Masalah
diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran.
14. Masalah
merupakan kenderaan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah.
15. Informasi baru
diperoleh lewat belajar mandiri.
D.
Tujuan Metode Based Learning
1. Mengembangkan
pengetahuan, tentang apakah yang dilakukan dan bagaimana melakukan hal
tersebut.
2. Mengembangkan
sikap, tentang kemauan untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
3. Mengembangkan
keterampilan, tentang abilitas untuk dapat menerapkan pengetahuan yang telah
diperoleh melalui proses latihan pada pekerjaan tertentu.
4. Melatih siswa
berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah.
5. Melatih siswa
menjadi pebelajar yang mandiri (self regulated learning).
6. Memperluas
pandangan.
7. Siswa didorong
menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah.
8. Siswa mamapu
menyatakan pendapatnya secara lisan. Hal itu melatih kehidupan yang demokratis.
9. Memberi
kemungkinan pada siswa untuk belajar berparisipasi dalam pembicaraan untuk
memecahkan suatu masalah bersama.
10. Mengembangkan
keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri
siswa.
11. Mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri yang lebih positif.
12. Membantu
mengembangkan kepemimpinan.
13. Memberi
kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
14. Mengembangkan rasa
sosial, karena siswa bisa saling membantu dalam memecahkan soal.
Sementara itu, guru mempunyai peran sebagai berikut:
1. Mengajukan
masalah otentik/ mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada masalah.
2. Memfasilitasi/
membimbing penyelidikan pada saat pengamatan atau eksperimen.
3. Memfasilitasi
dialog antara siswa.
4. Mendukung belajar
siswa.
5. Memberikan
instruksi verbal kepada
siswa untuk membantu siswa memecahkan masalah. Instruksi verbal maksudnya ialah
membimbing atau menjuruskan pemikiran pelajar itu ke arah tertentu.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Based Learning
· Kelebihan
Metode Based Learning:
1. Metode ini
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat.
2. Menguntungkan
para siswa yang lemah dalam pemecahan masalah, karena pemecahan masalah
dilakukan oleh kelompok biasanya lebih tepat dan cepat daripada memecahkan
masalah secara perseorangan.
3. Meningkatkan
kemungkinan siswa berpikir kritis.
4. Dapat
mengembangkan rasa kepemimpinan.
5. Siswa dapat
belajar memehami siswa lain karena pendapat setiap siswa selalu berbeda.
6. Dapat saling
membantu dalam memecahkan masalah.
7. Meningkatkan
keakraban antar siswa.
8. Membuat siswa
lebih aktif.
9. Dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
10. Menimbulkan
ide-ide baru.
· Kelemahan
Metode Based Learning:
1. Metode ini tidak
menjamin penyelesaian, sekalipun kelompok setuju atau membuat kesepakatan,
sebab keputusan yang dicapai belum tentu akan dilaksanakan.
2. Seringkali
didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota diskusi dan menyebabkan
orang yang tidak berminat hanya sebagai penonton.
3. Kadangkala,
terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan,
bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
4. Seringkali
anggota kelompok mencoba mendominasi pembicaraan, sedangkan anggota lainnya
mungkin segan untuk ikut berpartisipasi.
5. Model
pembelajaran Based Learning biasa dilakukan secara berkelompok
membuat siswa yang malas semakin malas.
6. Siswa merasa guru
tidak pernah menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang
lebih aktif.
F.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
bahwa pembelajaran Based learningmerupakan strategi pengajaran dimana satu
kelas dibagi beberapa kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama
memecahkan masalah tersebut, namun dalam setiap pembelajaran memiliki kelemahan
dan kekurangan. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif. Selain ituBased
Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada
prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan
baru.
Dari pembelajaran Based
Learning ini dapat disarankan bahwa dari kelemahan dan kelebihanya siswa
diharapkan mampu untuk:
· Belajar
mengemukakan pendapat atau berbicara.
· Mengasah siswa
untuk mencari ide-ide.
· Belajar untuk
memahami pendapat dan diharapkan lebih mengerti dengan penjelasan teman atau
kelompok.
No comments:
Post a Comment
you say