1. Carl
Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago.
Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.
Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam
keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang
terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal
sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial,
psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan
dalam pengalaman – pengalaman terapeutiknya. Pada awal tahun 1940-an Carl
Rogers mengembangkan CCT sebagai suatu reaksi terhadap pendekatan psikoanalisis
tradisional dan direktif pada terapi individual. Namun pada tahun 60an
berkembang menjadi person centered (PCT). Berikut periodisasi konseling person
centered :
Konseling
non-direktif (1940-1950)
Konseling non-direktif dikembangkan pada tahun 1940-an sebagai reaksi melawan
konseling psikoanalisis. Dalam konseling ini, peran konselor hanya menunjukkan
kondisi permisif penerimaan (tidak banyak teknik yang digunakan). Titik berat:
penerimaan pada klien, menciptakan kondisi non judgemental, kepercayaan pada
klien, permisif.
2. Client Centered (1950-1961)
Konseling ini berkembang pada tahun 1950an. Konseling ini menaruh kepercayaan
dan meminta tanggungjawab yang lebih besar kepada konseli dalam menangani
permasalahan (berpusat pada konseli). merefleksikan perasaan klien, bekerjasama
menyelaraskan self, Teknik utama: refleksi.
3. Person Centered (1961- sekarang)
Konseling ini berkembang pada tahun 1960an, konseling ini menekankan bahwa
prinsip konseling ini tidak hanya diterapakan dalam proses konseling tetapi
prinsip-prinsip konseling ini dapat diterapkan di berbagai setting seperti
dalam masyarakat. Titik berat : meningkatkan keterlibatan hubungan personal
dengan klien, konselor lebih aktif & terbuka, lebih memperhatikan pengaruh
lingkungan. Konselor lebih mengutamakan sikapnya daripada pengetahuan dan
penguasaan teknik teknik konseling
Konsep Dasar
Prinsip
konseling berpusat pada klien
Menekankan
pada dorongan dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang,
untuk hidup sehat dan menyesuaikan diri.
Menekankan
pada unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.
Menekankan
pada situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
Menekankan
pada hubungan terapeutik sebagai pengalaman dalam perkembangan individu yang
bersangkutan.
Ide
pokok dari teori Rogers
Individu
memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup,
dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi
yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Menurut
Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang
sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti
yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan
ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang,
dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana
seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi
pada waktu itu.
Aktualisasi
diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan
potensi – potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau
dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak.
Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang.
Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran
aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Rogers
dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada
realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda
tergantung pada pengalaman – pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini
disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari
lapangan fenomenal tersebut. Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin
yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku
dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitukonsep diri real dan konsep
diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau
tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah
ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai
pertentangan dan kekacauan batin. SedangkanCongruence berarti situasi di
mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang
utuh, integral, dan sejati.
No comments:
Post a Comment
you say