IBX5A82D9E049639

Saturday 25 February 2017

FENOMENA FISIK,MANUSIA DAN LINGKUNGAN

FENOMENA FISIK,MANUSIA DAN LINGKUNGAN


BAB I
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang
Ruang lingkup IPS yang bersumber dari geografi antara lain meliputi konsep-konsep tentang fenomena lingkungan fisik (lingkungan alam), kosep-konsep tentang manusia (lingkungan sosial), serta konsep tentang berbagai region.
Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga dikatakan sebagai mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang mempunyai keinginan, kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia lain. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling berkesinambungan karena lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan lingkunganya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya.
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari banyak ras,suku bangsa (etnik), serta agama berbeda yang tersebar di hamparan kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Ras menyangkut ciri-ciri jasmani pada manusia yang diwariskan secara turun temurun. Ciri-ciri jasmani manusia secara rasial meliputi warna kulit, tinggi badan, tipe dan warna rambut, bentuk tengkorak, bentuk kelopak mata, golongan darah. Pembagian ras paling tua dilakukan oleh Biomenbach, dengan menggunakan kriteria warna kulit. Berdasarkan warna kulit, di dunia ada lima jenis ras, yaitu : ras putih (Kausasid), kuning (Mongolid), hitam (Negrid atau Ethiopid),merah (Indian) dan coklat atau sawo matang (Melayu).
Etnik memiliki dimensi wujud dan isi kebudayaan yang yang berbeda. Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik yang tidak sama. Demikian pula dimensi isi kebudayaan, yang berupa bahasa, sistem teknologi, system mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian, dan religi.
Indonesia mempunyai enam agama yaitu: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu. Beragama berarti berusaha terus menerus untuk menyempurnakan diri, menghindari segala yang tidak harmonis dengan cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada sesama serta kepada alam lingkungan sekitarnya.
B.  Rumusan Masalah
            1.    Apa saja fenomena yang terdapat dalam fenomena fisik ?
2.    Apa saja faktor yang mempengaruhi kemajemukan agama, ras dan etnik ?
3.    Apa saja macam-macam region ?
C. Tujuan
Selain untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada kami dalam mata kuliah Konsep Dasar IPS, makalah ini dibuat dengan tujuan yaitu, agar pembaca mengetahui dan memahami tentang apa saja fenomena yang terdapat dalam fenomena fisik serta apa saja faktor yang mempengaruhi kemajemukan agama, ras dan etnik dan apa saja macam-macam region.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Fenomena Fisik (Lingkungan Alam) dan Fenomena Manusia (Lingkungan Sosial)
Permukaan bumi merupakan tempat hidup berbagai makhluk hidup. Menurut ilmu lingkungan, permukaan bumi adalah ekosistem yang sangat luas dan dapat dibedakan atas sejumlah ekosistem yang lebih kecil. Di dalam ekosistem terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan alam lingkungannya. Ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan interaksi tersebut dikenal dengan istilah  ekologi.
Istilah ekologi, pada awalnya diperkenalkan oleh salah seorang ahli biologi Jerman, yang bernama Ernest Haekel. Menurut haekel, ekologi berasal dari kata oikos yang artinya rumah tangga dan logos yang berarti pengetahuan. Jadi ekologi, adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan timbal balik yang dinamis antara makhluk hidup dengan rumah tangga atau lingkungannya.
Di dalam ekosistem terdapat tatanan kesatuan yang utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Unsur-unsur lingkungan hidup tersebut diantaranya adalah manusia, unsur alam hayati, dan unsur alam non hayati, serta sumber daya buatan. Singkat kata, di lingkungan ekosistem kehidupan akan dijumpai fenomena fisik (lingkungan alamiah) dan fenomena manusia (lingkungan sosial).
Unsur dan atau komponen lingkungan hidup sebagaimana telah disinggung diatas secara lebih rinci terdiri atas: (1) komponen lingkungan fisik (abiotik environment) seperti tanah, batuan, dan iklim, (2) komponen biologi (biotic environment) seperti tumbuhan, hewan, dan jasad renik, dan (3) sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan sebagai hasil karya dan karsa manusia sebagai lingkungan budaya (cultural environment).
Ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki saling keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya, dan komponen yang satu akan dipengaruhi yang lain. Jadi, dengan demikian, lingkungan hidup itu merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri atas berbagai subsistem. Subsistem itulah yang dinamakan dengan unsure atau komponen lingkungan hidup.
Dengan penjelasan di atas, hidup manusia di permukaan bumi tidak sendirian, melainkan ditemani makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan, dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu, bukanlah hanya sekedar teman biasa yang berposisi netral terhadap manusia, melainkan kelangsungan hidup kita itu sangat tergantung kepada mereka.
Hubungan antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya, sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Ketika manusia hadir untuk pertama kalinya di permukaan bumi, maka pada saat itu pulalah manusia sudah membutuhkan bantuan lingkungan, seperti membutuhkan udara bersih untuk bernafas, membutuhkan air untuk minum dan mandi, serta membutuhkan pakaian dan tempat tinggal yang semua bahan-bahannya berasal dari alam, baik diambil langsung ataupun tidak. 
Ketika awal pertumbuhan penduduk masih sedikit, hubungan itu masih berlangsung dalam suasana penuh keseimbangan dan keakraban, bahkan ada kesan bahwa nampaknya aalam tidak akan pernah habis. Namun, ketika jumlah umat manusia makin banyak, sementara pertumbuhan dan perkembangan sumber-sumber alam relatif tetap, maka kelangsungan kehidupan manusia mulai mengalami ancaman, sebab sumber daya alam kian menipis, sementara yang membutuhkan makin banyak. Akhirnya munculah berbagai anjuran dan atau himbauan untuk mulai menghemat dan mengkonservasi sumberdaya alam.
Dari uraian di atas, jelas telah Nampak bahwa manusia itu pada dasarnya dapat bertahan hidup karena peranan unsur-unsur lingkungan hidup. Hubungan timbale balik antara unsure makhluk hidup termasuk manusia dengan unsur-unsur fisik. Menurut Carl Ritter seorang ilmuan geografi dengan aliran fisis determinisnya, menyatakan bahwa manusia adalah cerminan dari keadaan buminya. Segala hal yang menyangkut hidup manusia ditentukan oleh alam. Aliran fisis determinis, didukung oleh Friederich Ratzel (1844-1904) seorang tokoh Geografi Jerman yang menyatakan bahwa alam menentukan kehidupan manusia. Para pendukung aliran fisis determinis selalu mengatakan bahwa keadaan alam suatu daerah seperti cuaca, iklim, persediaan air, jenis tanah, jenis batuan, flora dan fauna, dimana manusia itu berada akan menentukan sifat lahir dan rohaninya.
Aliran fisis determinis kurang populer di Eropa. Ferdinan Von Richthofen menyarankan bahwa aliran fisis determinis tidak selalu benar bahkan banyak kekeliruan. Ia menyatakan bahwa permukaan bumi merupakan landschaft yang didalamnya mempelajari tentang keadaan alam dan aktivitas manusia yang ada pada alam yang didiaminya. Sejalan dengan Hetter, Paul Vidal de la Blache (1854-1918) menentang faham fisis determinis. Ia mengatakan bahwa alam bukan merupakan penentu suatu kebudayaan, fisik atau rohani manusia, tetapi alam hanya berfungsi sebagai pemberi kemungkinan terhadap aktivitas manusia yang akan melahirkan kebudayaan. Karena itu manusia adalah makhluk yang dapat bertindak aktif, tidak menunggu segala sesuatu yang disediakan oleh alam. Aliran ini memandang manusia sebagai makhluk yang berakal dan mampu mengatasi alam serta berusaha mngubah keadaan sekelilingnya demi masa depan kehidupan yang lebih baik. Aliran ini kemudian dikenal sebagai faham posibilis.
Hubungan interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya yang berbeda diyakini mempengaruhi kebudayaan manusia. Oleh karena lingkungan alam berbeda maka kebudayaan tercipta juga akan berbeda satu dengan yang lainnya. Bronislaw Malinowski dalam Mutakin dan Pasya (2002) mengatakan bahwa lahirkan kebudayaan tercipta karena tuntutan kebutuhan dasar yang direspon oleh budaya manusia. Respon budaya ini sebagai suatu tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dialami setiap manusia semenjak kemunculannya. Adapun kebutuhan dasar akan mendapat respon budaya dari setiap masyarakat, menurut Mutakin dan Pasya (2002) sebagai berikut :
  1. Respon budaya terhadap kebutuhan yang menunjang terhadap kehidupannya yang melahirkan mata pencaharian.
  2. Kebutuhan dasar kedua menyangkut keinginan untuk melanjutkan keturunan yang pada dasarnya terjadi pada setiap manusia, tetapi disetiap masyarakat menanggapinya dengan perkawinan yang disesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku beserta system kekerabatannya.
  3. Kondisi alam di berbagai belahan bumi walaupun umum nampaknya sama, tetapi setiap masyarakat yang berada diberbagai daerah dan kebudayaannya akan menanggapi lingkungannya sendiri, baik yang berada di tepi pantai, dataran rendah, maupun pegunungan, bahkan mereka yang berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi atau di daerah yang curah hujan rendah ataupun daerah yang memiliki suhu udara tinggi atau di daerah yang suhu udaranya rendah.
  4. Manusia tidak akan selamanya terhindar dari kecelakaan yang mungkn menimpanya, karena itu mererka harus menjaga keselamatannya sendiri.
  5. Setiap manusia semenjak dilahirkan sampai menjadi dewasa mengalami pertumbuhan, setiap pertumbuhannya memerlukan pendidikan dan latihan yang sesuai dengan perkembangan kejiwaannya.
  6. Selanjutnya setiap masyarakat memiliki cara tersendiri untuk menjadi sehat, baik dalam hal mengolah makanan, kebersihan lingkungan, ataupun pengetahuan tentang pengobatan.
Fenomena Alam dan Kehidupan Manusia
Manusia adalah makhluk yang mudah menerima pengaruh-pengaruh dari luar dan kepribadiannya selain faktor-faktor genetik, juga berada di bawah pengaruh dua lingkungan yaitu, lingkungan sosial yang mencakup keluarga, sekolah, dan teman-teman, dan lingkungan geografi yang mencakup alam sekitar. Setiap letak geografis lingkungan hidup akan menciptakan kondisi khusus untuk fisik dan jiwa manusia. Sebagai contoh, filosof Muslim Iran, Ibnu Sina menilai tinggal di dataran tinggi dan kawasan pegunungan akan mendorong kelincahan dan keberanian. Dia juga percaya bahwa dataran rendah akan memberi dampak berupa depresi dan mudah terserang penyakit.
Ibnu Sina meyakini bahwa mereka yang tinggal di dataran tinggi dan kawasan pegunungan memiliki fisik yang kuat dan ulet. Dia juga percaya bahwa orang-orang yang tinggal di kawasan yang sejuk dan lembab memiliki fisik yang indah, dan mengingatkan bahwa mental, psikis, dan perilaku masyarakat di daerah yang kering dan panas sepenuhnya berbeda dengan mental dan perilaku mereka yang tinggal di kawasan yang lembab dan sejuk. Sejarawan Muslim terkemuka, Ibn Khaldun juga percaya bahwa masyarakat yang tinggal di daerah tropis memiliki perilaku dan mental yang seimbang dan kalem. Perilaku ekstrim jarang terlihat dalam kehidupan mereka dan pembangunan juga berjalan pesat di sana.
Pengaruh alam dan iklim bahkan bisa mengubah kondisi fisik dan jiwa manusia seiring pergantian musim sepanjang tahun. Sebagai contoh, hasil riset menunjukkan bahwa pada musim semi orang-orang yang memiliki gangguan mental tampak lebih stabil dan terlihat alami. Variasi warna di musim semi juga berpengaruh pada jiwa dan perilaku manusia. Langit biru, hamparan bumi yang hijau, aneka ragam bunga, semuanya memberikan dampak positif pada psikis dan bahkan fisik manusia. 
Seorang psikolog Iran, Dokter Ebrahim Mukaddam mengatakan, "Empat warna dominan yaitu, biru, hijau, merah, dan kuning di musim semi banyak ditemukan di sekitar kita. Warna-warna itu memiliki dampak signifikan terhadap mental dan perilaku kita. Warna biru langit memberikan ketenangan, kedamaian, kesejukan, dan cinta. Warna hijau meningkatkan rasa memiliki, kemuliaan jiwa, dan kesegaran. Warna merah membangkitkan rasa optimisme, memberi semangat dan gairah. Dan warna kuning menghadirkan kesegaran, riang, dan memberikan kekuatan berinovasi. Warna-warna di musim semi memberikan kepuasan, cinta, semangat, dan optimisme. Semua hal itu termasuk sifat-sifat positif yang harus kita lestarikan."
Pada musim semi, nyanyian alam dari sela-sela ranting pepohonan terdengar nyaring dan kicauan burung menebarkan keriangan alam. Suara gemercik air sungai terdengar laksana alunan musik merdu. Semua panorama indah itu menghadirkan semangat baru kepada setiap individu dan membuat mereka jatuh cinta pada alam. Oleh sebab itu, kebanyakan para penyair dan seniman terinspirasi dari keindahan musim semi dalam memproduksi karya-karya terindah mereka.
Islam menaruh perhatian besar untuk melestarikan alam dan memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan positif sebagai anugerah dari Allah Swt. Ada banyak ayat dan riwayat yang menjelaskan posisi istimewa mereka dalam Islam, seperti halnya air. Menurut penuturan al-Quran, air adalah sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Umat Islam memandang air sebagai sesuatu yang suci dan untuk menyucikan diri. Air memiliki keistimewaan dalam Islam dan menjadi mukaddimah untuk menuju penghambaan diri kepada Sang Pencipta. Dalam al-Quran disebutkan dua jenis air, yaitu air yang turun dari langit dan air dari bumi. Air dari langit disebutkan bersifat suci dan mensucikan. Sementara air dari bumi disebutkan segar dan enak diminum.
Agama Islam menganggap penting thaharah dan kesucian. Sebagian amal dan kewajiban syariat dianggap benar bila dilakukan dalam kondisi suci. Air memainkan peran besar untuk menyucikan diri dan menunaikan kewajiban-kewajiban agama. Dalam fiqih Islam, selain kesucian, kebersihan dan thaharah, ada bentuk pembersihan secara khusus yaitu wudhu dan mandi, di mana semua amalan itu memerlukan air kecuali dalam kondisi tertentu. Dalam bidang kesehatan, air juga memainkan bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal sesuai impian.
Tubuh manusia terdiri dari kandungan air sekitar 60 persen, dan setiap sistem dari tubuh manusia itu bergantung pada air. Selain itu, air juga memegang peranan yang penting bagi kesehatan kulit, rambut, dan kuku, serta mengontrol suhu tubuh, denyut jantung, dan juga tekanan darah. Selain itu, air membantu meningkatkan metabolisme yang mempengaruhi cara tubuh menangani produksi energi dan penyimpanan lemak. Secara umum, di mana saja ada air, maka sudah pasti di sana ada sumber kehidupan, bahkan sebagian peradaban besar manusia diberi nama sesuai dengan sumber air, seperti Nil, Sindh, Tigris dan Furat.
Ibnu Sina ketika menjelaskan udara bersih dan kotor mengatakan, "Udara bersih dan berkualitas adalah udara yang bergerak bebas dan tidak bercampur dengan unsur-unsur luar seperti uap dan asap, serta tidak terkurung di antara dinding dan atap. Dan itupun tidak dikotori oleh polusi dan jika itu terjadi, maka udara di tempat tertutup jauh lebih sehat." Sementara berkenaan dengan udara kotor, Ibnu Sina memaparkan, "Udara kotor akan menyesakkan pernafasan. Udara kotor dapat diidentifikasi dengan dua tanda yaitu, pertama bintang-bintang kecil sulit terlihat di malam hari dan kedua sinar bintang-bintang yang penuh cahaya akan meredup."
Imam Ali as ketika menjelaskan udara di setiap musim mengatakan, "Jauhilah awal musim gugur dan dingin serta bergegaslah menyambut musim semi. Pada musim gugur, tutupilah tubuh kalian dan pada musim semi kurangilah lapisan pakaian kalian, sebab cuaca dingin akan membuat tubuh seperti apa yang terjadi pada pepohonan. Di permulaan cuaca dingin, dedaunan akan rontok dan pohon-pohon mengering, dan pada musim semi tunas-tunas dan dedaunan kembali tumbuh berseri."
Imam Jakfar Shadiq as dalam percakapan dengan salah seorang sahabatnya bernama Mufazzal, mengatakan, "Wahai Mufazzal, tataplah cuaca panas dan dingin dengan pandangan ibrah, di mana keduanya datang silih berganti ke alam ini. Kedua kondisi ini menyebabkan pergantian musim di setiap tahun dan ada banyak manfaat di dalamnya. Kedua jenis cuaca ini memberikan ketahanan dan kekuatan pada tubuh. Pikirkanlah bagaimana kedua cuaca itu datang bergantian secara bertahap dan perlahan sehingga menyebabkan naik-turunnya suhu udara. Jika keduanya datang dan pergi secara mendadak, maka hal itu akan menyebabkan penyakit dan merusak tubuh." (IRIB Indonesia

B.    Kemajemukan Agama, Ras, dan Etnik
Ahli genetik menyatakan bahwa keragaman manusia pada dasarnya diterima dari sejumlah sifat orangtuanya, seperti bentuk hidung, warna kulit, bentuk dan warna rambut, warna mata, dan sebagainya. Unit-unit pembawa sifat itu disebut genes; ribuan pasang genes tersusun dalam pasangan-pasangan krosoma: tetapi setiap sel reproduktif dari seorang laki-laki dan perempuan, hanya membawa satu dari setiap pasang genes. Hasil kerjasama fertilisasi dan atau perkawinan ini, selanjutnya berkembang dalam setiap janin sehingga jumlah pasangan genes tersebut menjadi sama seperti yang terdapat pada orangtuanya.
Gen dominan biasanya berasal dari kedua orangtuanya yang diwariskan kepada setiap generasinya dengan sekumpulan sifat yang independent. Jika suatu kelompok manusian hidup dalam komunitas kecil dengan lingkungan yang sangat mirip mungkin akan menampakan suatu varitas tertentu yang dominan dalam penampilan, sedangkan sifat-sifat lainnya akan muncul dalam jumlah yang hanya kecil saja. Jadi mungkin saja sebagian dari varitas itu di sebabkan oleh perbedaan lingkungan, sedangkan yang lainnya lebih banyak di timbulkan melalui pencampuran dan penggantian genes pada setiap generasi. 
Varitas baru yang dilahirkan adalah kelanjutan dan peristiwa mutasi gene, suatu perubahan struktur yang permanen dalam suatu gene, suatu penataan kembali atom-atom dalam suatu komplek molekul, sebagai akibat hilangnya atau pindahnya beberapa sifat. Akumulasi mutasi-mutasi dalam suatu kelompok, bisa membawa membawa perubahan-perubahan yang intensif. Kondisi-kondisi yang dilepaskan dari peristiwa mutasi-mutasi tersebut adalah selection dan isolation yang dipengaruhi oleh relativitas lokasi di mana individu tesebut tumbuh dan berkembang. 
Prinsip dari natural-selection atau saringan alamiah adalah bahwa semua spesies yang memiliki kemampuan bertahan yang lebih besar dari pada spesies lainnya pada kondisi-kondisi kehidupan di sekelilingnya akan eksis secara normal, sedangkan bagi mereka yang daya penyesuaian dirinya buruk, maka merekalah yang akan musnah. Teori ini masih sulit dipahami karena tidak ada bukti, misalnya dari jenis manusia manakah yang telah punah. Dari mereka yang punah, warna kulitnya apa dan bagaimana bentuknya.
Sulitnya pembuktian itu, maka disusunlah teori bahwa seleksi lingkungan dapat diterangkan bahwa kondisi-kondisi lingkungan tersebut memungkinkan untuk melakukan mutasi dan kombinasi pada diri manusia. Suatu lingkungan cenderung memberikan kesempatan untuk beradaptasi secara teus menerus, dan memberi kesempatan untuk berkurangnya daya adaptasi bagi kelompok kehidupan lainnya. 
Adapula teori social selection yang berarti berbagai bentuk hambatan arti visial (produk-produk gagasan atau rekayasa manusia) yang bersumber dari kesatauan-kesatuan sistem pengendalian yang diberlakukan terus di dalam suatu kelompok atau mungkin suatu generasi, dengan randombreeding. Seleksi sosial ini misalnya pelarangan perkawinan antara orang berkulit putih dengan orang yang berkulit hitam sehingga ras tertentu tetap terpelihara. 
Teori lainnya adalah isolation dari sudut pandang genetic, yaitu terpisahnya satu kelompok seketurunan dan yang lainnya, yang masih dari spesies yang sama. Semua komunitas yang terisolasi, setelah sekian lama, maka secara fisikal akan menampakan perbedaan. Baik mereka tinggal di lingkungan yang sama maupun tidak bagi mutasi yang random. Suatu populasi yang kecil dan terisolasi mutasinya tidak berlaku bagi kelompoknya. Kasus ini disebut genetik-drift. Jika kelompok kecil tinggal di lingkungan dengan peluang yang sama, maka mereka akan menjadi lebih berbeda secara fisikal, hal ini di karenakan oleh efek-efek dan natural selection yang meningkat pada genetik-drift. Orang-orang yang terpisah dengan cara ini melahirkan varitas-varitas dengan penyebaran pola-pola genetik secara sama atau homozygous.
Dalam pengelompokan ras manusia, para ahli membaginya atas tiga kelompok, yaitu: Negroid, Mongoloid, dan Caucasoid. Kemasan Negroid meliputi kelompok orang yang berkulit hitam, rambut hitam keriting halus, mata gelap, hidung lebar dan datar, bibir tebal, kepala panjang, postur tubuh pendek dan kokoh. Seleksi wilayahnya tersebar di Afrika Barat dengan wilayah bersuhu rata-rata yang tinggi dan bentang alamnya berbentuk savanna.
Kemasan Mongoloid rata-rata bercirikan kulit kuning terang sampai coklat, mata coklat, rambut hitam lurus hitam mengkilap, hidung dan muka datar kepala datar, epicanthic eyefold,, tulang pipi menonjol, postur tubuh pendek dan kokoh. Wilayah seleksinya berkondisi kering dan bentang alam steppa di lintang menengah, dengan musim summer dan winter yang jelas.
Kemasan Caucasoid rata-rata bercirikan kulit dan mata terang, rambut mengkilap dan bergelombang, hidung sempit, bibir tipis dan berbulu badan lebat. Wilayah seleksinya di Eurasia Barat dengan kondisi iklim lembab, dingin dan bentang alamnya merupakan semak yang berselang-seling.
Selain perbedaan ras dan etnik, lingkungan masyarakat juga menciptakan suatu sistem kepercyaan dan atau idiologi. Hampir setiap masyarakat tidak akan terlepas dari ideologi yang dimiliki bersama. Sistem kepercayaan (agama) merupakan hal yang paling utama diantara beberapa ideologi. 
Agama sulit untuk dirumuskan karena banyak memiliki tahapan dalam berbagai macam kebudayaan. Pada dasarnya, agama menunjukan keyakinan manusia terhadap supernatural karena terdapat sesuatu yang muncul dalam diri setiap orang. Lebih jauh lagi agama dapat dikaji melalui rentang waktu yang dimulai dan munculnya bentuk-bentuk keyakinan yang menghormati roh nenek moyang sampai yang bersifat Monoteisme. 
Dikalangan orang-orang primitif, agama memuat keyakinan terhadap sejumlah kekuatan yang ada diluar manusia sebagai tempat untuk memohon petunjuk ketika mereka menghadapi saat-saat kritis. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat saja sebagai roh orang yang telah mati, makhluk halus yang menghuni gunung, batu besar, pohon besar, pada binatang tertentu atau segala makhluk yang tidak berwujud.
Kepercayaan terhadap makhluk-makhluk halus tersebut dikenal dengan sebutan Animisme. Berbeda dengan kepercayaan pada ma’na yaitu, kekuatan supernatural yang dimanifestasikan pada individu tertentu atau pada benda yang dianggap memiliki kekuatan luar biasa dan keajaiban. Sampai sekarang, jenis kepercayaan ini dihubungkan dengan masyarakat yang masih terbelakang, disebut Tribal Religions yang merupakan awal dari terbentuknya sistem kepercayaan dimuka bumi.
Pengertian religi menurut Durkheim adalah a unified system of beliefs and practices relative to sacred thins, that is to say, things set apart and forbidden-beliefs and practices which unite into one single moral community called a churh, all those who adhere to them. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka kegiatan reeligi yang dilakukan masyarakat, nempaknya memerlukan suatu alat yang dianggap suci dalam bentuk simbol yang diyakini bersama memiliki suatu kekuatan yang dapat mempersatukan kehidupan mereka yang disebut Totem. Menurut Johnson (1988:197) nama totem ini adalah nama atau lambang klan itu dan mereka percaya bahwa benda totem itu mewujudkan prinsip totem yang suci, atau apa yang disebut ma’na. 
Durkheim dan Levy Bruhi memiliki kesamaan terhadap religi dalam hal kepercayaan kolektif yang dimiliki masyarakat, yaitu sama-sama adanya suatu kepercayaan yang dilandasi oleh adanya kekuatan supra-natural yang dihasilkan oleh fenomena alam yang muncul di lingkungan kehidupan masyarakat primitif, kemudian ditanggapinya sebagai suatu gambaran kolektif dan diyakini bersama, keduanya menekankan bahwa kehiduan masyarakat akan menentukan keberadaan individu, begitu pula bahwa religi yang dianut individu sebagai hasil dan keyakinan yang dianut bersama dalam masyarakat. Adapun perbedaanya, bahwa Durkheim lebih menekankan pada integrasi masyarakat yang dilandasi oleh adanya solidaritas, sedangkan Levy Bruhi menekankan pada adanya gambaran kolektif yang memberikan bayangan bagi setiap individu di dalam masyarakat primitif. 
Religi yang dikemukakan oleh Levis Strauss dimulai dan adanya magic yang muncul dan pengobatan-pengobatan yang dilakukan oleh dukun terhadap setiap warga masyarakat yang sakit. Kesembuhan dan adanya sakit tersebut sebagai suatu pertolongan yang dilakukan oleh roh leluhur masyarakat yang membantu dan melindungi warganya melalui perantaraan dukun yang bersangkutan. Dukun sihir memberikan keyakinan terhadap masyarakat akan adanya kekuatan gaib yang dimilikinya, sehingga masyarakat semakin percaya terhadap dukun penyihir terutama dalam hal pengobatan akibat adanya gangguan-gangguan dan makhluk lain.
Religi yang ada dalam kehidupan masyarakat tidak lepas dari adanya simbol religi. Apabila Durkheim menjelaskan bahwa simbol sebagai lambang klan dapat berfungsi sebagai totem yang mempersatukan setiap anggota klan dalam suatu upacara ritual yang dilaksanakannya, sedangkan Levy Strauss menyatakan bahwa simbol yang terdapat dalam religi di masyarakat lebih banyak pada simbol-simbol nyanyian, mantra, atau dongeng-dongeng yang dianggap dapat menyembuhkan orang yang sakit.
Mitos dalam kehidupan masyarakat tidak terlepas dari adanya suatu keyakinan akan kejadian-kejadian dimasa lampau yang belum tentu kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan, tetapi adanya keyakinan masyarakat akan adanya religi yang mempercayai mitos tentu memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan religi seperti yang dikemukakan oleh Durkheim maupun oleh Levy Bruhl.
Totem digambarkan berupa binatang ataupun tumbuhan yang dianggap memberikan pengaruh bagi pemujanya. Totem merupakan suatu lambang solidaritas sosial klan yang memberikan ikatan sebagai suatu integrasi bagi para anggotanya.
Religi yang dilakukan manusia hubungannya dengan fenomena alam, apabila diurutkan maka harus memenuhi tiga faktor, yaitu : (1) alat-alat yang dipergunakan, dalam bentuk wujud yang dicita-citakan individu atau masyarakat sebagai lambang dan suatu kepercayaan tertentu, (2) cara dalam melakukan ritual yang berhubungan dengan religi, dan ritual sebagai upacara keagamaan senantiasa dilakukan untuk menghormati yang masyarakat puja, (3) mantera-mantera diciptakan sebagai penguat keyakinan mereka terhadap hal-hal yang dianggapnya gaib.
Ketiga factor tersebut merupakan norma dalam menjalankan religi dan memiliki nilai magic yang dianggap memiliki kekuatan bagi yang menggunakannya. Adapun kekuatan tersebut memiliki sifat masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat seehingga masyarakat menjadikannya sebagai ajimat yang memiliki kekuatan gaib siap digunakan setiap saat. Kekuatan tersebut ada yang (1) bersifat menghancurkan dalam bentuk kerusakan, penyakit, dan kematian; (2) bersifat melindungi bagi yang menggunakannya baik dalam menghadapi tantangan alam, gangguan dari binatang buas, maupun gangguan dari manusia lain yang dapat merorongrong harta milik pribadi; dan (3) bersifat produktif, yaitu untuk menghasilkan suatu barang atau jasa guna menunjang perekonomian keluarga atau masyarakat
Perlu dibedakan antara pengertian magic dan religi. Magic menyatakan kemauan untuk menguasai sedangkan religi suatu sikap rohani yang mengbdi atau menghamba terhadap kekuasaan –kekuasaan alam. Religi lebih menekankan kepada penyerahan diri terhadap yang diyakini masyarakat, sedangkan magic lebih menekankan pada bentuk penguasaan yang bersifat menghancurkan, melindungi, dan produktif.
Pekembangan berikutnya, setelah manusia menciptakan sendiri kepercayaanya masing-masing lalu muncul agama yang dinilai universal yaitu islam, Kristen, dan budha. Karena masing-masing agama ditujukan kepada dunia terbuka yang merupakan supranation acceptance. Di Asia Selatan ddan Asia Timur seolah-olah sistem kepercayaan ini lebih banyak interpeenetrasi dibandingkan dengan di Asia Barat daya dan di Eropa. Keberadaan agama budha yang berbaur dengan agama lain Nampak pada tradisi Cina dalam pemikiran dan ritual yang dipadu dengan kepercayaan setempat, seperti dengan Taoisme (agama To) dan Konfusianisme (agama Kong Khu Cu).

           C.    Pengertian Regional dan Geografi Regional
Dinamika adalah sifat dari kehidupan, temasuk ilmu pengetahuan. Perkembangan materi, ruang lingkup, metode dan analisis merupakan bagian dari perkembangan pemikiran manusia untuk mencari suatu kebenaran secara ilmiah. Geografi sebagai bidang  ilmu yang berkaitan, dengan kehidupan manusia dan dalam analisisnya menyentuh berbagai bidang ilmu lainnya, maka dalam menganalisis fakta secara total memerlukan integritas semua cabang ilmu geografi.
Dalam hal ini Geografi regional menduduki  peranan yang sangat strategis. Karena memang gejala dan fenomena yang ada di permukaan bumi pada dasarnya selalu saling terkait dan dalam pemecahannya memerlukan integritas berbagai bidang ilmu. Pemahaman akan keterkaitan gejala gejala di permukaan bumi di suatu wilayah tertentu merupakan inti dari geografi. Dalam mengapresiasikan tempat, beberapa pendekatan dapat dipergunakan tetapi semuanya harus bersifat korologis, karena itu adalah ciri khas dari disiplin ilmu geografi.
Hanya Hagget yang memberikan arah tentang unsur yang menjadi karakter atau ciri region itu yaitu dapat berupa unsur fisik atau pun yang dibuat oleh manusia. Menurut Johnston, geografi regional pada dasarnya adalah studi tentang wilayah di permukaan bumi dengan mempergunakan analisis perbedaan wilayah (areal differentiation) dan persamaan wilayah (areal likenesses). Paterson menjelaskan bahwa tujuan dari studi ini adalah mengkaji situasi-situasi yang spesifik dari lokasi suatu tempat.
Pendekatan keruangan merupakan ciri utama dalam geografi regional. Pengertian  ruang dalam geografi mengandung pengertian integrasi dari atmosfer, lithosfer, hidrosfer dan biosfer yang hidup didalamnya termasuk manusia. Manusia sebagai perpaduan antara ratio atau akal dan budaya yang melahirkan teknologi serta keimanan, menghasilkan pola-pola ter-sendiri dalarri memanfaatkan alam lingkungan sekitarnya. Sehingga melahirkan satu keunikan wilayah ( areal uniquenss) yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya.
Regional merupakan ilmu keruangan secara formal, sebagai satu rangkaian perubahan pandangan geografi dari nomotetik (memperhatikan hal-hal yang bersifat umum dan universal) ke idiografik (memperhatikan hal-hal yang khusus dan unik). Dari pandangan idiografik inilah melahirkan ilmu wilayah.

         D.     Ragam Region
Telah dijelaskan di atas, bahwa region adalah suatu wilayah yang mempunyai kesamaan. Kesamaan ini dapat dilihat dari unsur fisikal, unsur manusia maupun gambungan antara keduanya. Wittlesay mengemukakan unit-unit region dapat dibentuk oleh:
1.     Nampakan iklim saja, tanah saja, sehingga menunjukkan areal saja.
2.     Multiple feature region : region yang menunjukkan kenampakkan majemuk, seperti gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan  budaya bercocok tanam.
3.     Region total atau compage : terdiri dari banyak unsur, atau gabungan antara unsur fisik dan manusianya, seperti propinsi, negara, atau kawasan tertentu. Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari :
a.     keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform;
b.     wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar disebut nodal region

1. Generic Region
Wilayah yang diklasifikasikan berdasaekan jenisnya sehingga fungsi wilayah yang bersangkutan diabaikan, misalnya wilayah iklim tropik, wilayah iklim sedang, atau contoh lain wilayah vegetasi, wilayah hutan daun jarum, wilayah hutan pantai, dan wilayah perkebunan teh. klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya, fungsinya diabaikan;
2. Spesific Region
Klasifikasi wilayah berdasarkan kekhusussannya merupakan daerah tunggal mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus. Wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statististik deskripstif. Stephen L.J Smith menjelaskan bahwa region ada beberapa jenis yaitu :
1) Region a priori yaitu region yang dibuat tidak berdasarkan regionalisasi secara metodologis,  jadi unsur kesamaannya dibentuk oleh pandangan yang bersifat individul atau kepentingan tertentu seperti unsur politik, kebiasaan setempat atau keuntungankeuntungan lainnya secara sepihak.
2) Region formal atau regional homogeniouns : region yang dibentuk karena adanya kesamaan kenampakan secara internal;
3) Regional fungsional : region yang dibetuk oleh tinggi atau rendahnya derajat interaksi antar tempat di permukaan bumi.
Jika melihat berbagai klasifikasi di atas, terlihat bahwa region formal dan region fungsional merupakan regionalisasi yang sangat penting dan umum dipergunakan.
       Region uniform atau formal Sekurang-kurangnya ada 2 tipe berbeda dari region yang digunakan akhli-akhli geografi dalam mengklasifikasikan permukaan bumi pertama disebut region uniform formal atau region statis.

1. Region uniform
Uniform Region adalah suatu wilayah dijadikan sumber dasar telaah geografi disebabkan adanya keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu misalny beberapa daerah pertanian yang memiliki kesamaan iklim, luas, hidrologi, dan budaya, contoh lain wilayah perikanan tambak dipantai utara jawa antar tempat yang satu dengan yang lain memiliki banyak kesamaan.
Region ini dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan, termasuk iklim, vegetasi, tanah, landform, pertanian atau penggunaan lahan lain. Region demikian bisa ditandai dengan bentuk-bentuk kenampakan lahan dengan pola umum dari aktivitas pertanian, industri, permukiman, perkebunan, atau bentuk lahan lain yang relatif tetap. Seperti Basin sungai yang dibatasi oleh daerah alirannya.
Di kota besar daerah CBD (Central Bussness District), zone permukiman, zone pinggiran kota juga merupakan region formal . Makin banyak kita menggunakan kriteria untuk menandai region-region makin sulit  bagi kita untuk mencapai kepuasan dalam mendefinisikan batas region itu (misalnya dalam mengklasifikasikan iklim bukan hanya curah hujan dan suhu, tapi juga kelembaban, angin dan sebagainya) karena kota akan menghadapi masalah pelik dalam mengkombinasikan data itu. Karena itu pilihlah unsur-unsur tertentu sesuai dengan tujuan pembutan region, tapi pengkriteriaannya tentap dilakukan secara ilmiah.
Region-region bukan hanya digunakan untuk mengorganisasikan infomasi tentang lingkungan alam saja, tetap juga tentang penduduk dan aktivitas ekonomi. Tidak heran kalau region yang didefinisikan dalan hal fisikal seringkali mencocokan berbagai variasi aktivitas sosial dan ekonomi. Usaha untuk membagi wilayah yang luas kedalam region-region yang serba guna (multi purpose), cocok untuk menggambarkan fenomena fisikal dan budaya secara luas telah dilakukan oleh penulis-penulis buku geografi region.Walaupun demikian umumnya region serba guna ini didefinisikan hanya untuk beberapa karakteristik yang istimewa saja seperti aktivitas ekonomi yang dominan seperti Corn belt, Wheat belt, Cotton belt di USA.

Pembuatan region uniform Ada dua langkah untuk mengklasifikasikan tempat-tempat kedalam region khususnya region uniform :
1.     Mengklasifikasikan tempat-tempat berdasarkan tipe-tipe obyek atau peristiwa yang  dikehendaki oleh kita. Jika kita ingin membagi satu wilayah kedalam region-region landform, kita harus mengklasifikasikan wilayah itu menjadi tipe permukaan lahan seperti katagori dataran rendah (plains), perbukitan (hill), pegunungan (mountains). Ini didefinisikan secara kuantitatif. Jika klasifikasi itu sudah ditentukan, setiap tempat harus ditetapkan menjadi satu kelas landform.
2.   Langkah kedua adalah mengelompokkan bersama tipe-tipe yang sama dari obyekobyek    clan menarik garis batas yang memisahkan setiap zone. ada beberapa ketentuan yang biasa digunakan dalam tahap ini yaitu :
a)      Region-region itu sedapat mungkin harus homogen, yaitu harus ada tingkat kesamaan   masimum di antara tempat-tempat yang ada dalam setiap region ;
b)      Bagian-bagian dari region itu harus melupakan satu kesinambungan (contigious), jadi tidak ada bagian yang tidak termasuk ke dalam salah satu region
c)      Semua tempat harus ditentukan menjadi beberapa region dan tidak ada satu tempat yang diklasifikasikan kedalain lebih dari satu region, jadi tidak boleh rangkap.
Jika suatu wilayah mempunyai kenampakan majemuk atau menjadi wilayah transisi yang mempunyai ciri ganda antar dua region, maka di zone transisi ini menjadi tipe region yang tersendiri pula "dan diberi batasan sebagai region yang terpisah Membagi wilayah atas aspek-aspek yang berbeda sangat sulit, karena kriterianya tidak terbatas, sehingga sulit untuk menentukan dasar dari suatu difinisi saja. Wilayah mungkin berbeda secara internal baik secara fisik maupun aktivitas manusianya. Wilayah pun dapat dilihat secara administratif dan komersial, dalam arti bagaimana hubungan suatu tempat dengan tempat lain secara fungsional. Klasifikasi iklim menurut Koppen adalah salah satu contoh regionalisasi fisik berdasarkan iklim, khususnya berdasarkan curah hujan dan suhu saja. Model Van Thunen adalah regionalisasi menurut aktivitas manusia. Sedangkan kota adalah regionalisasi menurut pusat-pusat pelayanan atau region nodal. Region-region manufaktur, tumbuhan, landform, permukiman, dan sebagainya, tergambarkan dalam satu lembar foto. karena memang sebagian besar dari unsur-unsur itu tersusun secara bersamaan dalam satu wilayah.
Melalui interpretasi foto, maka kita dapat memilahkan kenampakan itu secara terpisah-pisah, seperti penyebaran industri saja, permukiman saja, tata guna lahan saja, ata landform saja, sehingga menghasilkan peta tematik. Pemilahan tersebut pada dasarnya adalah regionalisasi, sehingga distribusi keruangan suatu fenomena dapat tampak dengan jelas.
Agar pembagian regional dibuat secara ilmiah, penting sekali untuk memahami sedapat mungkin faktor-faktor yang membuat region itu terpadu dan memiliki ciri khas, faktor apa yang secara esential mempersatukan suatu region dan karakter khas apa yang dimilikinya. Langkah utama adalah menentukan kriteria, kemudian menentukan batas atau zone-zone tempat di mana sifat-sifat itu secara kuat ada. Daerah yang memiliki karakter yang sanagat jelas atau kuat ini disebut heartland.
Kemudian sampai batas mana suatu karakter itu tidak dominan lagi. Buatkan batas luarnya. Wilayah yang mempunyai karakter berbeda dengan region utama jadikan region lain idengan karakter yang berbeda pula. Zone transisi mempunyai karakter gabungan antara dua atau lebih sifat region sebelumnya. Penentuan batas region transisi ini seringkali lebih sulit dibuat.
Pada region uniform, lebih banyak menunjukkan perbedaan kenampakan seperti pegunungan, perbukitan dan dataran. Kita tidak dapat mengatakan bahwa pegunungan lebih fungsional dari pada dataran, perindustrian lebih fungsional dari pertanian atau sebaliknya. Region tersebut masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda dan sama pentingnya bagi kehidupan manusia.

2. Nodal Region
Suatu wilayah yang diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang dihubungkan melalui garis melingkar misalnya: jakarta sebagai ibukota indonesia memiliki beberapa pusat kegiatan penduduk maka untuk menghubungkan antar pusat kegiatan tersebut digunakan jaring-jaring yang ada.
Tipe kedua dari region adalah region nodal atau region dinamis. Region ini ditandai oleh gerak dari dan ke pusat. Pusat ini disebut sebagai Node. Sejauhmanakah node dapat menarik daerah sekitarnya sehingga tercipta interaksi maksimal, sejauh itulah batas region nodal. Contoh yang sederhana terdapat pada masyarakat pra industri, di pusat perkampungan penduduk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
Lahan pedesaan dapat menyediakan berbagai kebutuhan penduduknya seperti makanan, bahan bakar dan pakaian sederhana. Perkampungan merupakan pusat syaraf tempat dibuatnya berbagai keputusan yang menyangkut kehidupan warga kampung, perkampungan juga merupakan pusat pergerakan manusia dan binatang bergerak dari lahan pertanian pada pagi hari dan sore hari.
Pada masyarakat yang lebih maju, jumlah penduduk lebih banyak dan  menyebar. Lokasi pasar, sekolah pusat kesehatan umumnya terpusat dalam satu tempat. Tempat pusat kegiatan ini menjadi region _nodalnya. Para petani menjual hasil panennya di pasar, anak-anak sekolah, ibu-ibu berbelanja ke daerah pusat datang dan pergi setiap hari. Region nodal dalam skala besar adalah ibu kota dan kota-kota besar. Pelabuhan, CBD (Central Bussness District) dan zone yang menjadi pusat suatu riskulasi merupakan nodenya suatu region. Terdapat 4 unsur yang esensial dalam struktur regional nodal yaitu :
1. Adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia,
2. Adanya node/pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara terorganisir;
3. Adanya wilayah yang makin meluas;
4. Adanya jaring jaring rute tempat tukar menukar berlangsung.
Region nodal itu dinamis karena didefinisikan sebagai gerakan bukan objek yang statis dan terdapat fungsi suatu tempat sebagai pusat sirkulasi. Di wilayah ini terdapat aktivitas yang diorganisir dan umumnya bersifat lebih dinamias seperti pada gerakan orang, barang atau pesan. karena itu dalam regional nodal meliputi wilayah di sekitar titik pusat. Region formal tidak perlu memiliki core (inti), walaupun dalam beberapa hal memiliki heartland area (jantung wilayah) yaitu daerah yang kenampakan dari suatu kriteria tertentu sangat jelas kenampakannya
Seorang ahli geografi Jerman yaitu Von Thunen hidup pada tahun 1783-1850  membuat model The Isolated State yaitu sejenis laboratorium regional yang  menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi lokasi lahan pertanian mengelilingi pusat kota tunggal. Dia membuat sejumlah persyaratan pertama ia menentukan bahwa kesuburan tanah dan iklim harus sama dalam satu disuatu region, kedua kondisi alam homogen dataran, tidak ada lembah sungai atau pegunungan yang menyelingi permukaan bumi yang datar itu, ketiga hanya ada kota tunggal sebagai pusat di wilayah tersebut dan kota pusat ini terisolasi oleh hutan, keempat Von Thunen mengajukan gagasan bahwa petani-petani di Isolated state mengangkut sendiri hasil pertaniannya ke pasar (tidak ada perusahaan angkutan) dan mereka menggunakan kereta kuda langsung ke pusat kota. Dalam hal ini kenaikan biaya transpor proporsional dengan jarak. Semakin jauh jarak semakin mahal.
Regional nodal adalah sebuah sistem. Untuk lebih jelasnya region nodal sebagai sistem dapat digambarlan sebagai berikut :
Pusat kegiatan berkembang karena adanya kebutuhan manusia, baik kebutuhan biologis maupun kebutuhan sosial. Kebutuhan itu sangat beragam clan ticlak seluruhnya dapat dipenuhi oleh produksi sendiri. Karena itu manusia membutuhkan manusia lain. Contoh petani menghasilkan padi, tapi ia juga membutuhkan pakaian, barang bangunan dan kebutuhan lainnya.
la perlu bekerjasama atau: saling tukar barang dengan orang lain yang berbeda produksinya. Timbullah pertukaran atau proses jual beli pada  masyarakat modern. Tempat jual beli itu umumnya tempat-tempat yang dapat dengan mudah dijangkau dari berbagai tempat. Dalam proses interaksi itu, ada berbagai aturan, yang mana baik si penjual maupun si pembeli harus sepakat dan mematuhinya, sehingga terjadi kepuasan berbagai pihak. Dengan demikian dalam nodal region, tidak hanya terlibat sejumlah orang, tapi juga barang, jasa, transportasi dan berbagai aturan sehingga membentuk satu sistem yang saling menunjang.

E.     Regionalisasi
Pembuatan region adalah upaya mengklasifikasikan atau mengelompokkan unsurunsur yang sama. Karena lokasi-lokasi di muka bumi jumlahnya tak terbatas, maka kita harus menyusunnya dan mengelompokan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama menurut kriteria tertentu. Sehingga informasi dapat diperoleh secara lebih efisien dan ekonomis Salah satu sifat umum yang penting di permukaan bumi adalah bahwa tempat-tempat seringkali saling berdekatan satu sama lain. Tujuan pembentukan region adalah membuat lebih sederhana dengan cara menyatukan tempat-tempat berdekatan menjadi satu kelompok. Perlu diingat bahwa setiap pengelompokan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita sebagai pengguna, untuk kepentingan apa. Karena itu tidaklah mungkin kita mengatakan pembagian region itu benar atau salah, karena akan sangat tergantung pada tujuannya. Regionalisasi dapat membantu kita :
a)      Memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.
b)      Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi;
c)      Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan yang sangat beragam;
d)      Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik fenomena alam maupun manusia; Regionalisasi selalu berdasarkan kriteria tertentu dan kepentingan tertentu.Contoh, pembagian region berdasarkan iltlim, permukaan bumi dibedakan atas beberapa unsur  cuaca seperti suhu, curah hujan, penguapan, kelembaban, dan angin. Regionalisasi menurut iklim ini sangat berguna untuk mengetahui penyebaran hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin kurang begitu berguna dalam hal kepentingan komunikasi atau transportasi.Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa region memiliki lokasi baik lokasi absolut maupun relatif, region memiliki center place, memiliki areal, dan region juga memiliki sistem spatial.

Pembuatan region nodal
Nodal region dicirikan oleh adanya gerakan yang mengarah ke titik pusat. Jadi nodal region selalu bercirikan dengan adanya core area atau atau daerah inti sebagai pusat. Hinterland sebuah kota dapat dicirikan dari adanya gerakan pekerja yang bergerak menuju ke arah kota. atau mungkin zonanya lebih luas lagi, mencakup pendesaan dari mana orang-orang bergerak untuk berbelanja atau berbisnis ke kota, perluasan yang pasti dari teritori berbeda-beda sesuai dengan aktivitas. Region nodal yang dilayani oleh toko bahan pangan di kota mungkin tidak sampai melampaui batas kota tetapi perusahaan asuransi, rumah sakit, surat kabar pagi akan melayani wilayah lebih luas lagi.
Batas suatu region nodal secara priodik dan bertahap harus selalu ditinjau kembali, karena sifat dari kriteria region ini sangat dinamis yaitu gerakan. Zone transisi antar dua region pun dengan sendirinya akan menjadi semakin luas persamaannya, dan akhirnya terjadi penggabungan region yang tadinya berbeda. Kecuali bila batas antar dua region adalah bentangan alam yang memang relatif sulit untuk diatasi, seperti pegunungan yang tinggi, gurun yang luas, lautan atau bentang alam lainnya yang jelas batasnya dan sulit untuk ditaklukan. Dengan semakin berkembangnya transportasi dan komunikasi, sungai dapat saja menjadi pemisah dalam beberapa hal, tetapi dapat pula tidak. Misalnya sungai itu dapat dilayari maka sungai dapat menjadi penghubung dua wilayah yang berbeda, sehingga akibat intensifnya hubungan melalui sungai tersebut, masyarakat yang ada di antara sungai tersebut sulit dipisahkan.


BAB III
PENUTUP

               A.  Kesimpulan
            Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga dikatakan sebagai mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang mempunyai keinginan, kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia lain. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan lingkunganya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya. Selain itu juga terdapat fenomena fisik (lingkungan alam) yang terbagi menjadi 4 diantaranya :
1.     Fenomena fisik bumi yang digolongkan kedalam 4 kategori yakni iklim dan cuaca, lempeng tektonik, erosi dan pembentukan tanah, sirkulasi air dan sirkulasi perputaran air, binatang dan tumbuhan beserta ekosistemnya.
2.     Fenomena sosial  (fenomena manusia).
3.     Kemajemukan Agama, Ras dan Etnik.
4.     Ragam region.

B.    Saran
            Dengan adanya makalah ini kami berharap pembaca dapat memahami isi dari makalah ini dan tentu dapat menambah pengetahuan seputar dunia IPS khususnya tentang pembahasan manusia dan lingkungannya serta kemajemukan agama, ras, etnik bahkan ragam region. Semoga pembaca bisa terus menggali wawasanya dengan terus mencari referensi lain selain dari makalah ini.



Daftar Pustaka
Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKn Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

No comments:

Post a Comment

you say