A. Angket
(Kuesionare)
Angket
adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai
dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian
survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di
lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun
tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Hal lain yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
1) Pertanyaan-pertanyaan
yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel
penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang
mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan
penelitian.
2) Tiap
pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional,
sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kuisioner,
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal
sebagai berikut:
1) Pertanyaan
tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
2) Pertanyaan
tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap
respondsen tentang sesuatu
3) Pertanyaan
tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh
responden
4) Pertanyaan
tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain.
Ditinjau
dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang
bisa dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1) Kuesioner
digunakan dalam wawancara tatap muka dengan responden
2) Kuesioner
diisi sendiri oleh responden
3) Wawancara
melalui telepon
4) Kuesioner
dikirim melalui pos.
B. Tes
Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan
dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur.
1) Tes
kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept,
kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes bakat
atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
3) Tes
intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap
atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap,
yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
seseorang.
5) Tes
minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes
prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
C. Wawancara
Wawancara
merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam prosespenelitian.
Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena
mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail.
Secara
garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman
wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara
sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada
pewawancara.
2) Pedoman
pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v
(check).
D. Dokumen
Data dalam
penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human
resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia
(non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen
terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal
kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi
dan lain sebagainya.
E. Observasi
Agar
observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka
perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam
pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala
bertingkat.
Seorang
peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang
dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan
dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan
calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas
yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi
munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
2. Membuat
Instrumen Pengumpulan Data
Ada
beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen, antara
lain:
a) Mengindentifikasikan
variabel-variabel yang diteliti
b) Menjabarkan
variabel-variabel dalam beberapa dimensi
c) Mencari
indikator-indikator setiap dimensi
d) Mendeskripsikan
kisi-kisi instrumen
e) Merumuskan
item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
f) Petunjuk
pengisian
Hal lain
yang perlu diperhatikan agar instrumen yang disusun tepat sesuai sasaran yang
ingin dicapai adalah:
a) Menetapkan
sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti.
b) Menetapkan
dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada
sebuah kontrak.
Menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan,
yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi ke dalam beberapa pertanyaan, untuk
menerangkan konstruk variabel yang hendak diteliti.
No comments:
Post a Comment
you say